Sembahyang Jing Tiangong
1. Makna Sembahyang Jing Tiangong
Iman itu harus disempurnakan sendiri dan Jalan Suci harus dijalani sendiri pula. Iman itulah pangkal dan ujung segenap wujud. Tanpa Iman suatupun tiada, maka seorang susilawan (Junzi) memuliakan iman. Iman itu bukan dimaksudkan selesai dengan menyempurnakan diri sendiri, melainkan menyempurnakan segenap wujud, cinta kasih itulah penyempurnaan segenap wujud. Inilah Kebajikan Watak Sejati dan inilah keesaan luar dalam dari Jalan Suci, maka setiap saat janganlah dilalaikan (Zhongyong. XXVI: 1-3)Sembahyang Jing Tiangong dilaksanakan di rumah atau tempattempat ibadah, misalnya Litang atau Mio, dengan menghadap ke langit lepas. Sembahyang Jing Tiangong dapat dilaksanakan perorangan atau kelompok, pimpinan upacara di dalam keluarga adalah kepala keluarga, sedangkan di tempat ibadah dapat dipimpin oleh rohaniwan tertinggi.
2. Perlengkapan dan Sesajian
• Xianglu (tempat menancapkan dupa).• San Bao, yang terdiri atas teh, bunga dan air jernih.
• Chaliao terdiri atas tiga macam manisan (yang dimakan dengan cara di seduh).
• Xuanlu, yaitu tempat dupa ratus.
• Mianxian, diseduh dengan air panas dan diletakan pada mangkuk dan diberi gula merah di atasnya.
• Wuguo, yaitu lima macam buah-buahan, jenisnya tidak ada ketentuan yang mengikat karena disesuaikan dengan daerah masing-masing, (umumnya buah yang tidak berduri).
• Sepasang tebu utuh dengan daun dan akarnya, dipasang tegak di kanan dan kiri meja sembahyang (di sisi luar).
• Wenlu, yaitu tempat menyempurnakan (membakar) suat doa. • Sepasang lilin besar.
• Zhuowei (sebanyak dua) yang dipasang di muka (sisi luar) dan di belakang (di sisi dalam) meja sembahyang.
Peralatan untuk altar Jing Tiangong harus disediakan secara khusus, maksudnya tidak diperbolehkan dipergunakan untuk upacara yang lain, begitu juga penyimpanan peralatan ini hendaknya disimpan secara khusus. Peserta upacara sembahyang Jing Tiangong hendaknya membersihkan diri secara batiniah dan rohaniah, yaitu zhai-jie atau berpantang (lihat penjelasan pada bab III tentang pokok-pokok peribadahan). Zhai-jie dimulai dari tanggal dua Zhengyue sampai dengan delapan Zhengyue dan pada tanggal 8 Zhengyue dilanjutkan dengan bersuci diri, mandi keramas dan berpuasa mulai jam 05.00 sampai selesai melaksanakan sembahyang Jing Tiangong.
3. Skema Altar dan Perlengkapan Sembahyang
Keterangan Gambar:
a. Xianglu (di bagian yang menghadap ke luar).
b. Sanbao (teh, bunga, air jernih).
c. Chaliao (teh dan manisan tiga macam, bila manisan diletakan pada Qian-he maka diletakan di (c1); dipakai salah satu saja.
d. Xuanlu (tempat dupa ratus; bila memakai perapian (anglo), diletakan di atas altar.
e. Mi-xiauw, (diseduh dengan air panas), diletakan pada mangkok dan di atasnya ditaruh gula merah. f. Wuguo (lima macam buahbuahan), tidak ada ketentuan yang mengharuskan. Biasanya dipakai: Pisang di sebelah kiri altar (bermakna harapan); jeruk di sebelah kanan altar (bermakna kebahagiaan). Buahbuahan lain disesuaikan musim dan kebiasaan setempat.
g. Sepasang tebu (di kiri kanan altar). Posisi tebu diitegakan utuh bersama daunnya. (Tebu yang beruas-ruas melambangkan sifat selalu meningkat.
h. Wenlu (tempat menyempurnakan surat doa).
i. Zhuowei.
Penjelasan:
1. Alat-alat perlengkapan sembahyang untuk altar Jing Tiangong ini harus khusus (tidak memakai alat-alat upacara yang pernah dipakai untuk keperluan upacara lain). Alat-alat tersebut hendaknya disimpan secara khusus.
2. Meja sembahyang hendaknya cukup besar dan tinggi. Meja sembahyang diberi dua helai kain Zhuowei untuk bagian yang menghadap ke dalam dan bagian yang menghadap ke luar. Kain Zhuowei juga harus khusus untuk upacara sembahyang kepada Tian.
3. Tentang buah-buahan lain, dapat bisa memakai buah delima atau menggantinya dengan buah jambu, yang melambangkan harapan agar beroleh berkah berlimpah. Ada juga yang memakai buah Lai (pear), buah manggis, buah apel dan lainnya (yang tidak berduri). Pada hakikatnya buah-buahan ini tidak ada keharusan yang mengikat melainkan disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat, hanya perlu diperhatikan jumlah dan jenisnya terdiri dari lima macam.
4. Surat Doa Sembahyang Jing Tiangong
Setelah dupa (Xiang) dinaikan tiga kali dan ditancapkan di Xianglu dan cawan diisi dengan air atau teh, kemudian peserta bersikap Baoxin Bade dan pimpinan upacara memanjatkan doa. Setelah selesai pemanjatan doa, semuanya melaksanakan persujudan dengan Sangui Qiukau. Surat doa ditulis pada kertas merah sesuai dengan ketentuan. Pada saat pembacaan surat doa pimpinan upacara bersikap Guiping Shen, sedangkan kedua pendamping bersikap Fufu, umat mengikuti dengan Gui Pengshen. Selesai pembacaan surat doa (setelah surat doa diperapikan) dilanjutkan dengan melakukan Sangui Qiukau.Saat ini kami berhimpun menyampaikan pernyataan syukur dan terima kasih, diperkenankan bersembah sujud kehadirat Tian; demikian pula atas segala karunia Tian selama ini yang telah berkenan kepada kami; beroleh selamat dan sentosa. Juga atas kemurahan Tian yang telah meneguhkan Iman dan tekad mulia, serta telah mengaruniakan Agama Khonghucu sebagai pelita hidup dan Genta Rohani kami, berkenanlah Tian menerima sembah sujud kami.
Isi Surat Doa
Pada malam suci ini, dengan penuh Iman kami bersujud menyampaikan tekad bahwa di dalam tahun dan masa yang baru dan mendatang ini akan memperbaiki kesalahan-kesalahan kami; meningkatkan perbuatan-perbuatan baik dan luhur, mengembangkan kebajikan yang telah Tian Firmankan, di dalam Jalan Suci yang nabi bimbingkan sehingga Firman Tian senantiasa boleh beserta kami, serta kesentosaan, kebahagiaan meliputi penghidupan.Kami yakin Iman itu harus kami sempurnakan sendiri. Oleh Iman yang teguh, kehidupan ini bermakna dan cita yang mulia boleh terselenggara. Shanzai.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment