-->

Metode Formulasi Pakan Ternak Unggas


Formulasi pakan ternak unggas adalah penerapan pengetahuan tentang gizi, bahan pakan dan ternak di dalam pengembangan pakan yang bergizi yang akan diberikan dan dikonsumsi oleh ternak unggas dalam jumlah tertentu, cukup memenuhi kebutuhan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Formulasi pakan bagi ternak unggas tidak lain bertujuan untuk mensuplai gizi yang meliputi energi, protein, vitamin dan mineral agar kebutuhannya terpenuhi sesuai dengan tujuan pemeliharaan.
Pedoman formulasi komposisi pakan unggas secara teknis dan ekonomis bisa diharapkan mendekati kesempurnaan atau setidak-tidaknya kualitasnya menyamai produksi pabrik, diperlukan beberapa kali kerja. Hal ini untuk dapat menekan korelasi negatif formulasi pakan ternak. Sistematika dari tahapan yang diperlukan dalam formulasi pakan ternak unggas, meliputi : kajian kelayakan, analisis
perhitungan nutrisi pakan, hasil perhitungan dan formulasi penyusunan komposisi pakan.
Untuk itu diperlukan data kebutuhan nutrisi pakan ternak yang biasanya digunakan data dari NRC dan sumber lain. Kebutuhan pakan ternak unggas yang tertera dalam tabel berdasarkan : jenis ternak, umur ternak, berat badan, dan tujuan produksi. Tabel komposisi bahan pakan memuat komposisi bahan pakan baik hijauan, biji-bijian maupun bungkil dan lain-lain, maka dapat disusun formulasi pakan ternak unggas dengan langkah-langkah :
1) Tentukan kebutuhan zat-zat makanan ternak berdasarkan tabel komposisi kebutuhan pakan ternak unggas.
2) Pilih bahan pakan yang akan digunakan untuk menyusun formula pakan ternak unggas, dapat diketahui zat-zat makanan yang dikandungnya.
3) Susun tabel perbandingan antara bahan pakan yang dipilih dengan kebutuhan.
4) Buatlah agar kebutuhan dan zat makanan yang tersedia seimbang.
Formulasi pakan dapat dilakukan secara manual dan dengan komputer. Formulasi pakan dapat dilakukan dengan metode :

  •  Metode Coba-coba (Trial and Error Method)
  •  Metode Segi Empat Pearson (Pearson’s Square Method)
  •  Metode Persamaan Aljabar/Persamaan x dan y (Simultaneus Method)
  •  Metode Konstan Kontrol
  •  Metode Pendugaan
  •  Weigh Method
  •  Program komputer


Metode Coba-coba (Trial and Error Method) 

Trial and Error Method merupakan metode yang paling sederhana. Aplikasinya hanya dengan mencoba-coba mencampurkan beberapa bahan pakan tanpa pertimbangan yang masak. Pakan tersebut kemudian dicobakan pada unggas. Apabila hasilnya baik akan digunakan seterusnya. Tetapi umumnya hasil yang diperoleh lebih banyak gagalnya. Semakin di trial semakin error. Cara ini umumnya dilakukan oleh para peternak yang belum mempunyai latar belakang ilmu makanan ternak yang memadai. Hasil yang diperoleh apabila dipergunakan akan rawan dengan beberapa kesalahan seperti harga yang relatif lebih mahal, bahan pakan yang salah dalam penggunaan dan ketidakmengertian tentang komposisi nutrisi yang harus diberikan. Umumnya penyusunan pakan model ini menyebabkan harga yang diperoleh tidak semakin murah, tetapi semakin mahal akibat ketidaktahuan tentang harga pakan. Akibat selanjutnya adalah ketidakefisienan dalam biaya pakan dalam biaya produksi peternakan unggas.
Pemilihan bahan pakan yang tepat sangat dibutuhkan untuk penyusunan pakan. Kesalahan pemilihan bahan pakan akan berdampak pada nilai konversi yang diperoleh peternak. Meskipun nampaknya bahan pakan yang digunakan dipandang sesuai, tetapi apabila kurang mempunyai latar belakang dalam ilmu makanan akan terjebak pada pemilihan bahan pakan yang salah. Kekurangpedulian dan ketidakmengertian tentang komposisi nutrisi pada bahan pakan dan kebutuhan nutrisi unggas menyebabkan pemberian formulasi pakan yang serba tidak pasti. Hal ini berlanjut dengan percobaan terus menerus menggunakan sistem trial and error untuk menemukan formulasi yang tepat. Hal tersebut akan berdampak langsung pada 
unggas yang akan mungkin mengalami kekurangan, kelebihan, dan atau ketidakseimbangan nutrisi.
Cara trial & error method ini tidak lain merupakan modifikasi formula ransum yang sudah ada dengan mensubstitusi/mengganti satu atau lebih bahan pakan yang digunakan dengan bahan pakan lain. Bahan pakan pengganti harus memiliki kandungan nutrisi yang sama dengan bahan pakan yang diganti. Hal ini dimaksudkan apabila suatu ketika bahan pakan yang biasa digunakan tidak ada di pasaran, sehingga dapat digantikan dengan bahan pakan lain yang memiliki kandungan nutrisi hampir sama.
Contoh penggunaan metode coba-coba dalam formulasi pakan ternak unggas (Layer) dengan tahapan sebagai berikut :
Langkah 1.
Cadangkan 2% untuk mineral dan vitamin. Untuk pakan ayam petelur dewasa bisa dicadangkan sekian % untuk kapur atau tepung kerang (antara 5 - 10%).
Langkah 2.
Tambahkan bahan yang diinginkan dalam jumlah persentase minimum dalam pakan, misal tepung darah sebanyak 2%.
Langkah 3.
Tambahkan 30% bahan yang mempunyai kandungan energi lebih tinggi dari yang dibutuhkan pada ransum yang akan disusun, pilih bahan yang harga energinya paling murah, tetapi jangan melebihi batas aman maksimum. Misal : penggunaan dedak pada ayam broiler
169
dibatasi tidak lebih dari 30% karena akan menaikkan kadar serat kasar diatas kebutuhan.
Langkah 4.
Tambahkan 18% bahan yang memiliki kandungan protein lebih tinggi dari protein yang dibutuhkan, pilih bahan dengan harga protein paling murah tetapi jangan melebihi batas aman maksimum,
Langkah 5.
Tambahkan sejumlah persentasi, bahan baku sember energi, jumlahkan berapa nutrisi pakan dan bandingkan dengan total kebutuhan nutrisi. Pilih dan tambahkan 10% bahan yang kekurangan. Teruskan menambah 10% dan seterusnya sampai mencapai 100%
Langkah 6.
Kadang-kadang diperlukan untuk mengganti beberapa bahan dengan yang lain untuk mencapai perbandingan (tingkat) yang diinginkan dari energi, protein dll.
Latihan :
Susunlah pakan ayam petelur dewasa dengan kandungan nutrisi : kadar protein 17% dan metabolisme energi (ME) = 2750 kkal/kg. Jika disediakan bahan baku sebagai berikut :
Data diolah dari berbagai sumber, NRC 2004 untuk kepentingan simulasi, kandungan nutrisi dari tabel yang berbeda dan harga bahan baku bisa bervariasi.

Kandungan CP (Crude protein) dihitung dengan rumus Jumlah persen x kandungan CP dibagi 100, demikian juga dengan kandungan nutrisi lainnya dan harga. Misal dedak padi 30%, maka jumlah CP = (30 x 13)/100 = 3,9 %, dst
Hasil penyusunan ransum diatas menunjukan bahwa kandungan protein terlalu tinggi. Untuk itu jumlah sumber protein (bungkil kedelai) bisa
dikurangi misal 3-4% dan diganti dengan sumber energi misal jagung/dedak. Kandungan kalsium masih terlalu rendah, untuk mengatasi bisa diberikan kalsium secara terpisah dengan menabur pada tempat pakan, penambahan prosentase kapur akan menyebabkan pakan berdebu dan kurang disukai ayam. Contoh hasil formulasi dengan coba-coba tertera pada tabel 2.18.

Metode Segi Empat (Pearson’s Square Method) 

Square method atau metode segi empat merupakan sistem pencampuran pakan dengan memakai metode matematika secara sederhana. Sistem ini mencoba mengurangkan dan menambahkan komposisi zat-zat makanan yang dicampurkan. Kelemahan sistem ini 
adalah tidak dapat menyusun bahan makanan dan kebutuhan zat-zat makanan dalam jumlah banyak.
Contoh 1 :
Susunlah pakan dengan Protein Kasar (PK) = 18% dengan komposisi bahan pakan sebagai berikut :
  1.  Basal mix (10% PK)
  2.  Protein mix (45 % PK)
  3.  Mineral mix (4%)
Jika disusun 100 kg pakan jadi, yang mengandung mineral mix = 4%, tersisa basal mix dan protein mix = 100 – 4 = 96 kg.
96 kg mengandung 18 % PK berarti kandungan PK apabila dikonversikan ke 100% akan didapat nilai sebesar : 18/96 x 100 % = 18,75 % PK
selanjutnya dilakukan metode segi empat untuk mencari komposisi campuran pakan basal mix dan protein mix sebagaimana berikut ini :
Nilai kandungan PK campuran ransum sebesar 18,75% ditaruh di tengah-tengah segi empat, dan diapit oleh nilai PK basal mix (10%) dan protein mix (45%). Ketentuan umum dari metode ini adalah nilai kandungan campuran pakan harus selalu berada diantara nilai bahan penyusun pakan. Apabila nilai kandungan bahan penyusun pakan semuanya lebih besar atau lebih kecil, maka tidak dapat dilakukan penyusunan pakan. Nilai kandungan bahan penyusun pakan yang lebih besar (dalam hal ini protein mix = 45%) dari nilai kandungan campuran
pakan (18,75%) dikurangkan dengan nilai kandungan pakan yaitu 45% - 18,75% = 26,25%. Sedangkan nilai kandungan bahan penyusun pakan yang lebih rendah (dalam hal ini basal mix = 10%) dari nilai kandungan campuran pakan dilakukan penghitungan dengan mengurangkan nilai kandungan campuran pakan dengan nilai kandungan bahan penyusun pakan yaitu 18,75% - 10% = 8,75%.
Jadi supaya campuran basal mix dan protein mix mengandung 18,75% PK, maka campuran tersusun atas :
Basal mix : 26,25/35 x 100% = 75%
Protein total : 8,75/35 x 100% = 25%
Jadi untuk pakan jadi terdiri atas basal mix, protein mix dan mineral mix tersusun
dari :
Basal mix = 75/100 x 96 kg = 72 kg
Protein mix = 25/100 x 96 kg = 24 kg
Subtotal = 96 kg
Mineral mix = 4 kg
Total = 100 kg
Contoh 2 :
Sebagai contoh, kita ingin menyusun pakan ayam petelur yang sedang produktif. Berdasarkan kebutuhan pakannya kita tahu bahwa kandungan protein yang dikehendaki adalah 17%. Bahan yang hendak dicampur adalah konsentrat dari pabrik, jagung, dan dedak.
Pertama, kita kelompokkan ketiga bahan itu dalam dua kelompok yang kandungan proteinnya tidak jauh berbeda. Misalnya kelompok A adalah konsentrat pabrik yang kandungan proteinnya sebesar 25%. Sementara itu, kelompok B adalah jagung dan dedak. Berarti kelompok B segi
empat. Letakkan nilai protein yang dikehendaki yakni 17% di tengah persilangan itu. Kurangi nilai protein kelompok A dengan 17 dan taruh di sebelah kanan bawah. Kurangi nilai protein kelompok B dengan 17 dan taruh di kiri bawah. Angka hasil pengurangan digunakan untuk menghitung keperluan konsentrat dalam pakan.
9,05 /(9,05 + 8) x 100% = 53%
Untuk jumlah kelompok B kita tinggal mengurangi saja.
100% - 53% = 47%.
Berarti kebutuhan untuk jagung dan dedak padi masing-masing dibagi 2, yakni 47% : 2 = 23,5%.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, pakan ayam petelur dengan kandungan protein 17% terdiri atas konsentrat 53%, jagung 23,5%, dan dedak padi 23,5%.
Contoh 3 :
Sebagai contoh berikut ini formulasi pakan sederhana pada itik petelur. Informasi yang diperlukan dalam formulasi pakan adalah kebutuhan nutrisi/gizi/zat makanan, bahan pakan dan kandungan zat makanan serta tipe pakan.
a) Kebutuhan zat makanan
Langkah pertama adalah menentukan estimasi kebutuhan gizi setiap harinya bagi itik. Kebutuhan gizi bagi itik dapat diperoleh dari berbagai publikasi. Kebutuhan gizi itik petelur dapat dilihat pada Tabel 14.
b) Bahan pakan dan kandungan zat makanan
Langkah berikutnya adalah menentukan bahan pakan mana yang akan digunakan dalam susunan ransum. Dalam hal ini sering dijumpai adanya jumlah atau macamnya bahan pakan yang terbatas disamping persoalan tingginya harga yang dihadapi. Data analisa kimia atau kandungan zat makanan dari berbagai bahan pakan atau khususnya bahan pakan yang akan digunakan harus diketahui atau telah dianalisa yang tercantum dalam berbagai publikasi.
Pada umumnya, ransum ternak itik disusun dengan bahan-bahan sebagai berikut :
  •  Konsentrat
Konsentrat merupakan campuran dari beberapa bahan pakan yang mempunyai kandungan protein tinggi tetapi kandungan energi rendah. Oleh karena itu, penggunaannya harus dicampur dengan bahan pakan sumber energi. Biasanya konsentrat ini dapat diperoleh di Poultry Shop dengan nama “Konsentrat Tepung Bebek Petelur”.
  •  Jagung
Jagung adalah bahan pakan sumber energi yang paling banyak digunakan dalam menyusun ransum.
  •  Dedak
c) Tipe pakan
Pakan mempunyai ciri khusus sesuai dengan komposisi yang diperlukan dan kandungan zat makanannya. Apakah merupakan pakan yang komplit, pakan biji-bijian ataukah pakan suplemen yang disusun terutama sebagai sumber protein, vitamin atau mineral. Apabila merupakan pakan atau ransum komplit, bagaimana cara pemberiannya, dibatasi ataukah diberikan secara bebas (ad libitum).
Ternak itik akan makan dalam jumlah tertentu sesuai dengan kandungan gizi dalam ransumnya. Salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi konsumsi pakan adalah kandungan energi disamping faktor lain seperti adanya defisiensi dari beberapa macam gizi atau adanya suatu bahan yang tidak disukai (unpalatable).
Untuk menyusun ransum itik dapat digunakan metode sesuai dengan kepentingannya, dapat dilakukan secara manual maupun dengan komputer. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah
metode segi empat Pearson. Metode segi empat Pearson merupakan metode penyusunan ransum yang sering digunakan di lapangan, karena mudah dan praktis. Metode ini hanya dapat dilakukan apabila campuran bahan pakan yang akan disusun mempunyai kandungan zat makanan yang diperlukan. Adapun cara menggunakan metode segi empat Pearson adalah sebagai berikut :

  • Penyusunan ransum itik untuk mendapatkan campuran dengan memenuhi persyaratan satu jenis zat makanan dari dua bahan pakan.

Contoh :
Susunlah ransum itik petelur periode grower sebanyak 100 kg dengan kandungan protein kasar 15%. Bahan pakan yang digunakan konsentrat dengan kandungan protein kasar 37% dan dedak dengan kandungan protein kasar 12,2%
Penyelesaian :
Tahap 1. Buatlah segi empat
Tahap 3. Tuliskan di tengah (perpotongan kedua garis diagonal) kandungan protein yang dikehendaki, tapi cukup ditulis angkanya saja.

Tahap 4. Tuliskan pada sudut kiri atas kandungan protein salah satu bahan pakan dan sudut kiri bawah kandungan protein bahan pakan lainnya, tetapi cukup ditulis angkanya saja.

Tahap 5. Hitunglah selisih antara masing-masing angka yang terdapat pada sudut sebelah kiri dengan angka yang di tengah, kemudian tuliskan angka tersebut di sudut-sudut sebelah kanan.
Perhatian : Pengurangan dilakukan dengan cara mengurangi angka yang lebih besar dengan yang lebih kecil. Hasil yang didapat merupakan bagian dari campuran dan tidak menunjukkan kandungan protein.
Tahap 6. Jumlahkan angka-angka yang tertera di sudut sebelah kanan.

Tahap 7. Apabila akan membuat 100 kg campuran diperlukan :

Tahap 8. Pembuktian kebenaran :
Dalam 8,71 kg konsentrat mengandung 8,71 x 37% protein = 3,22% protein.
Dalam 91,29 kg dedak mengandung 91,29 x 12,9% protein = 11,78% protein.
Jadi dalam 8,71 kg konsentrat dan 91,29 kg dedak terdapat 3,22% protein dan 11,78% atau dalam 100 kg campuran terdapat 15% protein.

  •  Penyusunan ransum itik untuk mendapatkan campuran dengan memenuhi persyaratan satu jenis zat makanan dan 3 bahan pakan

Contoh :
Susunlah ransum itik petelur periode grower sebanyak 100 kg dengan kandungan protein kasar 15%. Bahan pakan yang digunakan konsentrat dengan kandungan protein kasar 37%, dedak dengan kandungan protein kasar 12,2% dan jagung dengan kandungan protein kasar 8,5%.
Penyelesaian :
Tahap 1. Tentukan perbandingan antara dedak dan jagung, misal 1 : 2.
Tahap 2. Hitung kandungan protein kedua campuran bahan pakan tersebut berdasarkan perbandingan yang telah ditentukan.
  1. Dedak = 1/3 x 12,9 = 4,30
  2. Jagung = 2/3 x 8,5 = 5,67
Jadi dalam 3 bagian campuran (1 bagian dedak dan 2 bagian jagung) terdapat 29,9 protein atau dalam 1 bagian campuran terdapat 29,9/3 protein = 9,97.
Tahap 3. Siapkan segi empat dan lengkapi dengan angka-angkanya.
  • Untuk mendapatkan campuran dengan memenuhi persyaratan dua jenis zat makanan (protein kasar dan serat kasar) dan 3 jenis bahan pakan.
Contoh :
Susunlah ransum itik petelur periode grower sebanyak 100 kg dengan kandungan protein kasar 15% dan serat kasar 6%. Bahan pakan yang digunakan adalah konsentrat dengan kandungan protein kasar 37%, serat kasar 8%; dedak dengan kandungan protein kasar 12,2%, serat kasar 11% dan jagung dengan kandungan protein kasar 8,5%, serat kasar 2,2%.
Penyelesaian :
Sebelum membuat pakan ayam, maka salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah formula ransum. Untuk menyusun formula ransum tentunya harus didasari dengan persyaratan bahan pakan yang akan digunakan dalam pembuatan pakan.
Penyusunan formula ransum dapat dilakukan dengan cara manual dan komputer. Formula pakan ini menggambarkan berapa jumlah, dan jenis bahan pakan bahkan harga masing masing bahan pakan yang akan digunakan dalam pembuatan pakan. Jumlah dan jenis serta harga bahan pakan dihitung melalui pendekatan kebutuhan nutrisi ternak ayam dan kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan. Berdasarkan kandungan nutrisi bahan pakan dan kebutuhan nutrisi ternak ayam, dapat dibuat pakan yang sesuai.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui riset yang berkelanjutan ternyata kebutuhan nutrisi pada ayam pedaging senantiasa berubah, sejalan dengan kemampuan produksi ayam pedaging yang semakin meningkat. Oleh karena itu kandungan nutrisi pakanpun senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan kebutuhan nutrisi pada ayam pedaging. Contoh kandungan nutrisi pakan ayam pedaging tertera pada Tabel 1.
Berdasarkan kandungan nutrisi pakan ayam pedaging sebagaimana tertera pada Tabel 1, selanjutnya diperlukan kandungan nutrisi bahan pakan yang akan digunakan. Untuk mengetahui kandungan nutrisi bahan pakan tersebut harus dilakukan analisis proksimat atau menggunakan Tabel Komposisi Bahan Pakan Ternak.


Cara ini merupakan salah satu cara yang dapat membantu dalam menghitung untuk membuat suatu kombinasi dua bahan pakan atau lebih, guna mencapai konsentrasi/prosentase nutrisi tertentu dalam kombinasi tersebut. Sebagai contoh, membuat kombinasi dari jagung(protein kasar 8,8%) dan bungkil kedele (protein kasar 40%), agar mendapatkan formula dengan kandungan protein kasar 16%.
Langkah yang harus dilakukan adalah:
  1. Membuat segi empat.
  2. Letakan angka PK atau ENERGI ransum yang akan disusun ditengah- tengah garis diagonal, dalam hal ini angka 16% untuk PK.
  3. Letakan kandungan PK atau ENERGI bahan pakan pertama di sebelah kiri atas segi empat,
  4. Letakan kandungan PK atau ENERGI bahan pakan kedua di sebelah kiri bawah segi empat.
  5. Kurangi kadar protein yang dikehendaki (16%) dengan kadar protein jagung (8,8%), hasilnya diletakan di sudut kanan bawah. Angka ini menunjukkan bagian kedelai dalam kombinasi jagung dan bungkil kedele.
  6. Kurangi kadar protein bungkil kedele(40%), dengan kadar protein yang dikehendaki(16%), hasilnya diletakkan di sudut kanan atas. Angka ini menunjukkan bagian jagung dalam kombinasi jagung dan bungkil kedele.
  7. Angka persentase dapat diperoleh dari angka bagian yang telah didapat dengan jalan membagi masing-masing angka bagian tersebut dengan jumlah angka bagian, dikalikan 100.

Metode Persamaan Aljabar (Simultaneus Equation) 

Simultaneus equation method/persamaan aljabar/persamaan x – y merupakan pengembangan metode segi empat. Metode ini mengatasi kelemahan dari metode segi empat tersebut karena dapat membuat pakan dengan jumlah bahan makanan dan macam kebutuhan zat-zat makanan unggas dalam jumlah yang lebih banyak.
Contoh 1 :
Susunlah pakan dengan 20% PK dan 2,8 Mkal ME/kg dengan komposisi bahan makanan sebagaimana terdapat pada Tabel 2.22.
Tabel 25. Komposisi bahan pakan penyusun pakan
Secara garis besar, prinsip dari metode persamaan simultan adalah membuat model persamaan baru kemudian menyamakan seluruh persamaan yang ada secara simultan. Persamaan ini hanya diselesaikan jika jumlah bilangan yang dicari sama dengan jumlah persamaan yang dibuat. Jadi, apabila akan mencari sepuluh bilangan, kita harus membuat sepuluh persamaan. Jika syarat ini tidak terpenuhi, tidak mungkin kita bisa menyelesaikan persamaan tersebut. Kelemahan metode ini adalah hasil perhitungan bisa saja menunjukkan angka negatif. Jika hal ini terjadi, berarti kita salah membuat model persamaan atau nilai yang dimasukkan ke dalam persamaan atau mengganti nilai yang ada dalam persamaan tersebut. Dengan kata lain, kita harus mencoba menghitungulang hasil perhitungan yang telah dihasilkan dengan metode konstan kontrol. Dari komposisi bahan baku pakan, pisahkan komponen bahan baku yang sudah dipastikan angka-angkanya sebagai berikut :
Maka, jumlah bahan baku yang dihitung adalah 100% - 0,8125% = 99,1875%.
Dengan begitu nilai nutrisi yang akan dihitung harus ditingkatkan sebesar 100% : 99,1875% supaya total bahan baku menjadi 100%. Komposisi nutrisi pakan menjadi sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan terlihat ada sedikit perbedaan angka dengan hasil penghitungan menggunakan metode konstan kontrol. Hal tersebut tidak menjadi masalah mengingat selisih nilainya sangat kecil. Untuk
penghitungan secara manual, metode ini dianggap kurang praktis karena penghitunagannya sangat panjang dan penyelesaiannya juga sulit. Namun bagi yang mampu membuat program komputer, metode ini dapat diaplikasikan.
Sebenarnya metode matriks sama dengan metode persamaan simultan, yaitu membuat model persamaan, kemudian membuat model matriks. Perbedaannya terletak pada tahap perhitungan model. Pada metode persamaan silmultan, penghitungan dilakukan dengan cara menyamakan persamaan, baik dengan cara eliminasi maupun substitusi. Dalam metode ini, penghitungan dilakukan dengan matriks. Kita mengenal matriks kebalikan atau matriks invers. Bagian ini yang merepotkan dalam penghitungan jika bahan baku yang digunakan lebih dari tiga. Dalam mengerjakan penghitungan, sering terjadi kesalahan manusia (human error) jika dilakukan penghitungansecara manual karena angka-angka sangat rumit. Untuk menghitung matriks invers, menggunakan bantuan Microsoft Excel atau Lotus yang memang menyediakan fasilitas penghutungan matriks invers. Dengan bantuan program aplikasi tersebut, perhitungan matriks invers membutuhkan waktu dalam hitungan menit saja.
Perhitungan dengan metode matriks menghasilkan angka yang sama dengan metode persamaan simultan. Dari ketiga metode tersebut, metode konstan kontrol relatif bisa dijitung secara manual. Berbeda halnya dengan kedua metode lain yang relatif lebih sulit jika penghitungannya dilakukan secara manual karena terlalu banyak persamaan yang harus dibuat.
Misalnya kita ingin membuat pakan ayam 100 gram per hari dengan kandu ngan protein 16%, sedangkan yang tersedia adalah konsentrat dengan kadar protein 22% dan dedak halus dengan kadar protein 7%. Dengan demikian, untuk memperoleh campuran pakan dengan dengan kadar protein 16%, bisa dilakukan perhitungan sebagai berikut :
a) Jika konsentrat yang diperlukan sebesar A gram, banyaknya dedak yang dibutuhkan untuk bahan campuran adalah (100 – A) gram.
b) Dalam konsentrat terdapat protein 22% sehingga jumlah protein yang di dalam A gram adalah A x 22% = 0,22A gram.
c) Dedak halus mengandung protein 7% sehingga jumlah protein yang terkandung didalamnya adalah (100 – A) x 7% = (7 - 0,07A) gram.
d) Dalam 100 gram ransum campuran itu diperlukan protein 16% atau 16 gram. Berarti besarnya = 0,22A + (7 – 0,07A) gram. Dengan demikian, persamaan matematikanya adalah sebagai berikut :
0,22A + (7 – 0,07A) gram = 16 gram
0,22A - 0,07A = 16 – 7 gram
0,15A = 9 gram
A = 9 / 0,15
A = 60 gram
e) Dari hasil perhitungan tersebut, konsentrat yang diperlukan adalah 60 gram, sedangkan dedak halus yang dibutuhkan adalah 100 – 60 = 40 gram. Campuran tersebut pasti bisa mengupayakan kadar protein 16%.
f) Jika pakan yang dibutuhkan sebanyak 20 kg, konsentratnya sebesar 12 kg, sedangkan dedak halusnya sebesar 8 kg.

Metode Konstan Kontrol 

Metode ini dipilih karena dapat menghitung kebutuhan nutrisi unggas secara lebih lengkap dan teliti. Tidak seperti metode segi empat atau metode grafik yang hanya mampu menghitung nutrisi pakan berdasarkan tingkatan energi metabolisme dan protein, metode konstan kontrol sanggup menghitung kebutuhan nutrisi ayam ras pedaging lainnya, misalnya lemak, serat, mineral, dan asam amino esensial. Metode ini memerlukan ketelitian tinggi. Tahapan penghitungan yang dilakukan langkah demi langkah (step by step) memerlukan waktu yang cukup lama. Peternak yang mampu
mengoperasikan personal komputer untuk aplikasi spread sheat, seperti Microsoft Excel atau Lotus 123, bisa menggunakannya untuk membantu penghitungan. Namun jika tidak memahaminya, bisa dolakukan secara manual dan tentu saja akan memerlukan waktu yang lebih lama.
Prinsip penghitungan dengan menggunakan metode ini adalah dengan menentukan bahan baku pakan sebanyak 50%, lalu menambahkan komposisi bahan baku secara bertahap 60%, 70%, 80%, 90%, hingga akhirnya mencapai 100%. Dalam setiap tahap penghitungan selalu dilakukan pencocokkan terhadap standar nutrisi relatif. Artinya, pada tahap penghitungan 60%, hasilnya dicocokkan terhadap 60% nilai standar nutrisi. Begitu juga untuk tahap berikutnya. Jika ada penyimpangan terhadap nilai nutrisi relatif, tahap berikutnya harus menambahkan bahan baku yang sesuai (sumber enrgi atau sumber protein). Proses ini dilakukan berulang-ulang, hingga didapat komposisi pakan 100% dan didapat angka nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan. Jika tidak didapat nilai nutrisi sesuai standar, perlu dilakukan penghitungan lagi dari awal dengan prosedur yang sama, tetapi menggunakan persentase atau jenis bahan baku yang berbeda. Banyaknya bahan baku yang ditambahkan ke dalam penghitungan sebanyak 10% setiap langkahnya. Angka 10% tidak mutlak. Semakin kecil persentase penambahannya, akan semakin teliti penghitungannya. Berikut ini tahapan lengkap perhitungan formula pakan dengan menggunakan metode konstan kontrol.
Tahap I
Menyiapkan lembaran pertama seperti Lampiran 2 yang berisi informasi tentang nama bahan baku, persentase batas penggunaan, kandungan nutrisi, harga per kg, harga per satuan 1.000 Kkal/kg energi, dan harga per satuan persen protein. Kandungan nutrisi yang
tercantum dalam lembaran ini adalah energi metabolisme, protein, lemak, serat, kalsium, fosfor, lisin, methionin, dan sistin. Kandungan nutrisi bahan baku dan anjuran penggunaannya bisa dilihat di Lampiran 1.
Tahap II
Menyiapkan lembaran kedua seperti Lampiran 3. Kemudian, mencantumkan standar nutrisi yang meliputi energi metabolisme, protein, lemak, serat, kalsium, fosfor, lisin, methionin, serta campuran methionin dsnn dsn sistin. Standar nutrisi diambil dari Tabel 7 tentang pedoman kebutuhan nutrisi ayam ras pedaging. Dalam hal ini kita akan menghitung formula untuk pakan starter (BR1).
Dalam tabel tersebut terlihat nilai nutrisi ayam ras pedaging mempunyai kisaran yang cukup lebar, sehingga kita dapat menentukan nilai nutrisi yang dikehendaki selama masih termasuk kisaran tersebut. Contohnya, energi metabolisme mempunyai kisaran 2.800 – 3.100 kkal/kg. Maka, kita tentukan nilainya sebesar 2.900 kkal/kg. Begitu juga dengan nutrisi lainnya.
Tahap III
Masih dalam lembaran kedua, cantumkan vitamin, premix, pemacu pertumbu han, koksidiostat, anti jamur, dan antioksidan sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Tahap IV
Pada tahap IV ini dimulai proses penghitungan, mulai langkah pertama hingga langkah keempat.

Langkah Pertama
Mencantumkan 30% bahan baku sumber energi termurah, bisa lebih dari satu bahan. Jika dilihat di lembaran pertama, bisa dipilih jagung kuning dan minyak kelapa. Cantumkan juga bahan baku sumber protein termurah, bisa lebih dari satu bahan, sehingga jumlah komposisinya menjadi 50%. Langkah selanjutnya adalah mengecek nilai nutrisi terhadap 50% standar nutrisi. Ada 5 kemungkinan yang akan terjadi.

  1. Energi dan protein sesuai dengan 50% nutrisi standar.
  2. Energi berlebih dan protein kurang dari 50% nutrisi standar.
  3. Energi kurang dan protein berlebih dari 50% nutrisi standar.
  4. Energi atau protein berlebih dari 50% nutrisi standar.
  5. Energi atau protein kurang dari 50% nutrisi standar.

Langkah Kedua
Jika hasil penghitungan dalam langkah pertama menghasilkan kemungkinan-kemungkinan tersebut, kegiatan yang harus dilakukan sebagai berikut :

  1. Energi dan protein sesuai dengan 50% nutrisi standar, harus menambahkan sumber energi termurah dan sumber protein termurah sebanyak 5%.
  2. Energi berlebih dan protein kurang dari 50% nutrisi standar, harus menambahkan sumber protein termurah sebanyak 10%.
  3. Energi kurang dan protein berlebih dari 50% nutrisi standar, harus menambahkan sumber energi termurah sebanyak 10%.
  4. Energi atau protein berlebih dari 50% nutrisi standar, harus menambahkan sumber energi termurah dan sumber protein termurah masing-masing sebanyak 5%. Walaupun energi dan protein berlebih, bahan tetap ditambahkan supaya persentasenya meningkat sampai 100%. Jika pada saat komposisi 100% jumlahnya tidak sesuai dengan nutrisi standar (energi dan protein berlebih), berarti pakan yang dibuat tidak optimal. Alasannya, karena kandungannya berlebih, hanya dilakukan penghitungan dari awal dengan menurunkan penggunaan bahan sumber energi dan protein yang lebih rendah kandungan nutrinya.
  5. Energi atau protein kurang dari 50% nutrisi standar, menambahkan sumber protein termurah dan sumber energi termurah masing-masing sebanyak 5%. Penambahan bahan baku tidak boleh melebihi batasan penggunaan bahan baku yang telah ditetapkan. Ulangi prosedur tahap IV ini untuk komposisi pakan 60%, 70%, 80%, 90%, atau sesuai dengan persentase penambahan bahan pakan.


Langkah Ketiga
Pada langkah ini, saatnya melengkapi kebutuhan nutrisi kalsium, fosfor, dan asam amino esensial yang berupa lisin dan methionin. Persentase yang ditambahkan disesuaikan supaya nilainya sesuai dengan nutrisi standar.

Langkah Keempat
Komposisi saat ini sudah mencapai lebih dari 90%, langkah selanjutnya menambahkan bahan baku sumber energi dan sumber protein, hingga didapatkan komposisi 100%. Apabila hasil akhir dari penghitungan langkah keempat ini belum memberikan hasil yang sesuai dengan standar, perlu dilakukan penghitungan ulang, mulai langkah pertama hingga langkah keempat. Contoh penghitungan yang diberikan memang hasil akhirnya menunjukkan kebutuhan nutrisi sudah tercapai, tetapi sebenarnya untuk mencapai formula tersebut, diperlukan beberapa kali perhitungan. Dari prosedur penghitungan ini, dapat dilihat betapa proses penghitungan memerlukan tahapan yang panjang. Semakin sering mencoba penghitungan ini, akan semakin mahir membuat formula pakan ternak unggas. Selain itu, metode ini, dianggap salah satu metode terbaik yang masih bisa dilkukan secara manual dengan mudah. Dari penghitungan tersebut diperoleh formula pakan ayam ras pedaging sebagai berikut :

Metode Pendugaan 

Cara ini tergolong paling sederhana. Kita hanya menduga atau mengira-ngira saja bahan yang akan diberikan. Kelemahan metode ini adalah kurang menjamin kadar gizi yang diberikan. Kunci yang digunakan dalam metode pendugaan adalah kadar protein bahan yang digunakan (lihat tabel 2 sebagai pedoman). Cara ini cukup praktis untuk jumlah ternak unggas yang hanya beberapa ekor atau sedikit dan sistem peternakannya tidak terlalu mengejar segi komersial. Namun, cara ini tidak dianjurkan untuk peternakan ternak unggas skala besar dan dikelola secara sungguh-sungguh. Kandungan gizi bahan-bahan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :

Weight Method 

Yang dimaksud dengan Weight Method adalah menghitung dengan jalan coba dan coba lagi berdasarkan satuan berat. Untuk memudahkan perhitungan biasanya dipakai jumlah 100 kg atau satuan berat lainnya, yaitu banyaknya pakan yang akan dibuat. Dengan demikian perlu dilakukan konversi satuan persentase menjadi satuan berat.
Contoh formulasi pakan dengan cara weight method adalah sebagai berikut : berdasarkan kandungan gizi bahan pakan yang digunakan serta kebutuhan ayam akan protein dan energi, maka dapat dihitung jumlah bahan pakan yang akan digunakan dalam pembuatan pakan ayam. Pakan tersebut tersusun atas 5 macam bahan pakan, mengandung 19,995 % protein kasar dari total 100 kg ransum, dan mengandung 2596,8 kkal per kg pakan.
Dalam menyusun formula pakan tidak selalu menggunakan 2 atau 3 bahan pakan, bahkan mungkin harus menggunakan berbagai macam bahan pakan. Bila sampai pada taraf yang demikian ada kalanya tidak dapat lagi menyusun formula pakan tanpa menggunakan alat bantu, bahkan menggunakan mesin hitungpun tidak banyak membantu. Dalam penyusunan formula pakan pada dasarnya bukan hanya untuk mendapatkan formula yang dibutuhkan saja, tapi juga faktor harga, tersedianya bahan pakan dan faktor yang lain harus dipertimbangkan. Sejalan dengan kemajuan dibidang teknologi, maka dalam hal penyusunan formula pakan pun mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Metode Komputer 

Pada saat ini sudah banyak beredar software program formulasi pakan ternak unggas, diantaranya program UFFF (User Frendly Feed Formulation) dan Feedwin. Dengan menggunakan program ini, proses penghitungan formula pakan ternak unggas dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat atau sebentar.
Feedwin dibuat oleh IPC Livestock Belanda. Feedwin berbasis software data base dan minimal dapat dioperasikan dengan program windows 1995. Program Feedwin tersedia dalam bentuk CD sehingga untuk menginstal diperlukan komputer yang memiliki fasilitas “CD Drive” untuk dapat menjalankan program ini harus dimasukkan data base kandungan nutrisi berbagai bahan pakan dan kebutuhan pakan yang akan disusun. Formulasi pakan ternak unggas pada prinsipnya akan mencari komposisi dengan harga termurah (Least cost formula).
Contoh hasil Formulasi Pakan Ayam Broiler Starter dengan software komputer :

Sumber :
Direktorat Pembinaan SMK. Agribisnis Pakan Ternak Unggas Untuk Kelas 11 Semester 3. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi

4 komentar

avatar
SinarharapanpakanternakJune 9, 2017 at 8:00 PM

Luar biasa adtikelnya. Ijin untuk bisa disimpan dan ditautkan ya pak/ bu admin.

Semoga bermanfaat bagi rekan petani petenak dan menjadi peluang dalam penghematan pakan ternak dengan formulasi sendiri. Bagi rekan yang membutuhkan bahan pakan ternak dapat menghubungi kami di 08987300699.

Sukses selalu dengan karyanya. Maju terus.

avatar
SinarharapanpakanternakJune 9, 2017 at 8:02 PM

Luar biasa adtikelnya. Ijin untuk bisa disimpan dan ditautkan ya pak/ bu admin.

Semoga bermanfaat bagi rekan petani petenak dan menjadi peluang dalam penghematan pakan ternak dengan formulasi sendiri. Bagi rekan yang membutuhkan bahan pakan ternak dapat menghubungi kami di 08987300699.

Sukses selalu dengan karyanya. Maju terus.

avatar
AnonymousDecember 6, 2019 at 9:39 AM

Halo, saya Helena Julio dari Ekuador, saya ingin berbicara tentang Layanan Pendanaan Le_Meridian tentang topik ini.Le_Meridian Layanan Pendanaan memberi saya dukungan keuangan ketika semua bank di kota saya menolak permintaan saya untuk memberi saya pinjaman 500.000,00 USD, saya mencoba semua yang saya bisa untuk mendapatkan pinjaman dari bank-bank saya di sini di Ekuador tetapi mereka semua menolak saya karena kredit saya rendah tetapi dengan rahmat Tuhan saya jadi tahu tentang Le_Meridian jadi saya memutuskan untuk mencoba mengajukan permohonan pinjaman. dengan insya Allah mereka memberi saya pinjaman 500.000,00 USD permintaan pinjaman yang ditolak bank-bank saya di sini di Ekuador, sungguh luar biasa melakukan bisnis dengan mereka dan bisnis saya berjalan dengan baik sekarang. Berikut adalah Email Investasi Pendanaan Le_Meridian / Kontak WhatsApp jika Anda ingin mengajukan pinjaman dari mereka.Email:lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.comWhatsApp Contact: 1-989-394-3740.

avatar
cocoAugust 9, 2021 at 9:41 PM

BOLAVITA Agent 1 User ID untuk semua permainan

Mari join segera bersama kami langgsung dan dapatkan ragam permainan hanya dengan 1 User ID

Info hub
WA:0812 2222 995