-->

Seleksi Calon Induk Krustasea - Kepiting Bakau (Scylla sp)

5) Kepiting Bakau (Scylla sp) 

Kepiting Bakau (Scyla serrata) adalah salah satu jenis biota yang memiliki habitat hidup di wilayah hutan bakau. Di Indonesia dikenal ada 2 macam kepiting sebagai komoditi perikanan yang diperdagangkan/komersial ialah kepiting bakau atau kepiting lumpur (Scyla serrata) yang dalam perdagangan internasional dikenal sebagai “Mud Crab” ada kepiting laut atau rajungan (Portunus pelagicus) dengan nama internasionalnya “Swimming Crab”. Kedua macam kepiting tsb nilai ekonominya sama, dan keduanya diperoleh dari penangkapan dialam.
Tubuh kepiting didominasi oleh tutup punggung (karapas ) yang berkulit chitin yang tebal, dan ukuran lebar karapasnya lebih besar daripada ukuran panjang tubuhnya dan permukaannya agak licin. Seluruh organ tubuh yang penting terdapat dibawah karapas.

Tidak jauh berbeda dengan udang, tubuh kepiting terdiri dari 2 bagian, yaitu chepalus (dada) dan abdomen (tubuh). Pada cephalus (dada) terdapat organ – organ pencernaan, organ reproduksi (gonad pada betina dan testis pada jantan). Sedangkan bagian tubuh (abdomen) melipat rapat dibawah dari dada. Pada ujung abdomen bermuara saluran cerna (dubur). Pada dahi antara sepasang matanya terdapat enam buah duri dan disamping kanan dan kirinya masing – masing terdapat sembilan buah duri. Kepiting memiliki tiga pasang kaki jalan, sepasang kaki renang dan sepasang capit.

Kepiting bakau melakukan perkawinan diperairan bakau, kemudian akan bermigrasi ke laut dan menjauhi pantai untuk  memijah. Juwana, kepiting muda dan kepiting dewasa akan hidup di pantai, muara sungai dan hutan bakau dengan membuat lubang.

Kepiting bakau jantan memiliki sepasang capit yang dapat mencapai panjang hampir dua kali lipat daripada panjang karapasnya, sedangkan kepiting betina relatif lebih pendek. Pada abdomen bagian bawah kepiting jantan berbentuk segitiga meruncing, sedangkan pada kepiting bakau betina berbentuk melebar.

Calon induk kepiting dapat diperoleh dari tangkapan di alam atau hasil budidaya. Kepiting yang akan dijadikan calon induk sebaiknya memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
  1. Calon induk kepiting sehat, ditandai dengan adanya reaksi yang cepat apabila kaki jalan atau kaki renangnya ditarik dan mata aktif bergerak apabila diganggu 
  2. Calon induk kepiting tidak cacat dan organ tubuh lengkap. Selama ini banyak sekali ditemui kepiting bakau yang justru dihilangkan kedua capitnya untuk merangsang laju pertumbuhan, namun kurang bagus untuk dijadikan sebagai calon induk. Bila kedua capitnya hilang sedangkan masa telurnya dalam kondisi baik, maka kesanggupan induk tersebut untuk menetaskan telurnya mengalami penurunan 
  3. Calon induk kepiting sebaiknya dipilih yang telah cukup umur ditandai dengan lebar karapas sepanjang 9 – 10 cm keatas untuk kepiting betina. Selain itu, dilihat dari abdomennya, maka sebaiknya dipilih kepiting yang memiliki bentuk abdomen sempurna dengan warna abdomen menyerupai karapasnya. Sedangkan kepiting jantan dipilih memiliki lebar karapas 11 cm ke atas 
  4. Berat calon induk kepiting antara 180 – 250 gram 
  5. Calon induk tidak memiliki bercak – bercak berwarna coklat/ hitam dipermukaan kulitnya, karena bercak – bercak tersebut sebagai penanda bahwa kepiting pernah terserang jamur atau bakteri



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment