-->

Pemeliharaan Kesuburan Tanah pada Tanaman Herbal/Atsiri BAG 1

a. Mengidentifikasi Kesuburan Tanah

Untuk mencapai produksi tanaman yang tinggi maka diperlukan perhatian secara serius terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yakni:
  1. Sinar matahari 
  2. Suhu 
  3. Udara 
  4. Air 
  5. Unsur hara  dalam  tanah
Semua faktor tersebut memiliki hubungan yang erat dengan iklim dan tanah. Suatu lahan yang secara alami sanggup memberikan produksi yang tinggi maka disebut lahan produktif. Kemampuan lahan untuk memberikan hasil yang tinggi  disebut sebagai produktivitas lahan.  Karena itu, sebagai calon pebisnis di bidang tanaman perkebunan herbal/atsiri,  harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tinggi untuk menggunakan sumber daya tanah secara bijaksana. Dengan demikian tanah yang digunakan tetap terjaga kesuburannya dan mampu memberikan hasil yang tinggi.

1)   Kesuburan Tanah Berdasarkan Faktor Tumbuh Tanaman

Seperti kita ketahui bahwa tanah merupakan tempat dimana suatu tanaman tumbuh berdiri tegak, berkembangbiak hingga menghasilkan produk, baik berupa buah, daun, bunga, dan biji.  Bila Anda melakukan observasi pada suatu daerah, maka akan ditemukan suatu hamparan tanah yang tampak tumbuhan/ tanaman hijau segar. Sebaliknya pada areal tanah yang lainnya dapat Anda temukan tanaman atau tumbuhan yang kering kerontang.  Fakta di lapangan tersebut menunjukkan adanya suatu tanah yang mampu menyediakan  faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman/ tumbuhan, sehingga tampak hijau segar dengan berbagai warna warni bunga, dan buah yang banyak. Kondisi tanah tersebut dikenal tanah subur.  Sedangkan fakta yang lainnya  menunjukkan adanya suatu tanah yang tidak mampu menyediakan  faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman/ tumbuhan, akibatnya pertumbuhan tanaman/ tumbuhan tampak kurus dan tanpa hasil. Kondisi  tanah yang demikian disebut tanah tidak subur.  Dari ilustrasi di atas, dapat dinyatakan bahwa tanah dikatakan subur apabila suatu tanah mampu menyediakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman.   Suatu tanah yang mampu menyediakan  faktor-faktor tumbuh dalam kondisi optimal maka disebut tanah subur. Kemampuan tanah untuk menyediakan faktor-faktor tumbuh itulah disebut kesuburan tanah.  Perhatian kita dalam pembahasan kesuburan tanah yaitu terfokus pada bagaimana pengaturan keseimbangan dari empat faktor penting. Keempat faktor penting adalah:
  • Unsur hara 
  • Oksigen 
  • Air 
  • Unsur toksik
Keempat faktor harus ditinjau keseimbangannya secara terpadu, artinya tidak boleh salah satu lebih banyak dan yang lainnya sebagai faktor pembatas, sehingga faktor-faktor lainnya diabaikan. Prinsip dalam pengelolaan kesuburan  tanah yaitu faktor pembatas yang paling kritis harus mendapat penanganan. Peran faktor oksigen telah diketahui yaitu untuk proses pembakaran atau respirasi tanaman. Karena itu ketersediaann oksigen dalam tanah sangat berpengaruh terhadap proses-proses fisiologis selanjutnya.

Kekurangan oksigen pada daerah perakaran tanaman (kecuali tanaman air) dapat menyebabkan respirasi terhambat, sehingga proses penyerapan hara tanaman terganggu. Bila hal ini berlangsug terus menerus akan berakibat proses fisiologis terhambat dan dapat menimbulkan kematian tanaman. Indranada (1986) menjelaskan bahwa keterbatasan oksigen untuk akar tanaman selama musim berbunga  dan berbuah dapat menurunkan hasil cukup mencolok, walaupun sebelumnya tanaman tumbuh sehat. Gejala yang sering dan segera terlihat adalah daun-daun di bagian bawah tampak menguning dan layu.

Secara prinsip bahwa tanah yang kekurangan oksigen sama halnya kekurangan energi atau tenaga yang diperlukan untuk menyerap air dan unsur hara. Air dan unsur hara penting sekali sebagai bahan baku untuk dijadikan bahan berenergi (karbohidrat) atau zat gula melalui proses fotosintesis.
Unsur toksik jelas tidak baik bagi tanaman yaitu dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan akar. Bila perkembangan terganggu maka peran dan fungsi akar akan terganggu pula.  Dengan demikian proses penyerapan air dan unsur hara ikut terganggu.  Berkaitan  dengan fenomena pengaruh senyawa toksik yang ada dalam tanah, maka dalam pengelolaan sumber daya tanah di aeral  perkebunan tanaman herbal/atsiri, agar diupayakan bagaimana caranya sehingga dapat menekan unsur unsur toksik dalam tanah.

Indranada (1986) menyatakan bahwa terdapat keseimbangan dari keempat faktor penting dalam kesuburan tanah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar  10.
Tanah yang mengandung unsur unsur hara optimum untuk nutrisi tanaman dan tidak terlalu masam atau alkalis serta bebas dari unsur unsur toksik dapat dianggap memiliki kesuburan kimia. Meskipun demikian, kesesuaian tanah sebagai media tumbuh tanaman tergantung tidak saja pada kesuburan kimia. Tetapi ia juga terikat pada keadaan air dan udara, mekanika dan suhu tanahnya. Dengan kata lain bahwa tanahpun harus memiliki kesuburan fisik, karena keduanya secara seimbang adalah penting bagi kesuburan tanah secara keseluruhan. 


2) Kesuburan Tanah Berdasarkan Sifat Fisik

Anda telah mempelajarai tentang tanah sebagai tempat tumbuh  tanaman. Dalam pembahasan tanah tersebut telah dibicarakan sifat fisik dan sifat kimia tanah, kedua sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.  Istilah tekstur tanah menunjukkan persentase relatif fraksi-fraksi pasir, debu, dan liat. Untuk menilai tekstur tanah dapat dinyatakan melalui persentase massa dari masingmasing fraksi tersebut.  Persentase ketiga fraksi tersebut memberikan perban dingan yang  tidak terhingga jumlah nya. Karena itu, perlu  dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tekstur tanah. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) tekstur tanah dikelompokkan ke dalam 12 kelas yang disajikan dalam bentuk  segitiga kelas tekstur.  Indranada (1986) menjelaskan bahwa melalui penetapan kelas tekstur tanah dapat memberikan gambaran yang luas tentang sifat-sifat tanah lainnya. Fraksi liat dan humus (bahan organik aktif) merupakan kelompok koloid yang memiliki sifat unik.

Luas permukaan dan muatan listriknya tiap satuan massa sangat besar, sehingga koloid itulah memiliki peran utama dalam proses-proses yang berlangsung dalam tanah. Koloid tanahlah yang memiliki kemampuan untuk menahan air dan unsur hara, kemudian disediakan kepada tanaman. Sedangkan tanah bertekstur kasar tidak pernah menyediakan air  dan unsur hara yang besar jumlahnya.  Oleh karena itu, pada tanah bertekstur kasar hanya digunakan sebagai medium tanaman. Sebaliknya tanah bertekstur sedang merupakan tekstur terbaik dalam mengadakan keseimbangan faktor-faktor tumbuh di dalam tanah.

Selain tekstur tanah, struktur tanah juga penting dalam menentukan kesuburan tanah secara fisik. Partikel partikel tanah dapat berinteraksi atau terikat antara partikel satu dengan partikel lainnya membentuk kesatuan yang lebih besar, hal ini disebut struktur tanah. Winarso (2006) menjelaskan bahwa tekstur dan struktur tanah mempengaruhi jumlah air dan udara di dalam tanah yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Ukuran partikel tanah sangat penting karena:
  • Ukuran partikel tanah makin kecil (liat) maka partikel-partikel tanah tersebut akan berikatan makin kuat dibandingkan dengan yang berukuran besar (pasir). Hal ini berarti tanah akan didominasi poripori berukuran kecil. Demikian juga air dan udara di dalam tanah berada di dalam pori-pori kecil tersebut.    
  • Partikel lebih kecil mempunyai luas permukaan lebih luas/besar dibandingkan dengan partikel yang besar dalam satuan berat yang sama.

Pasir mengikat sedikit air, karena pori-pori yang terbentuk pada tanah pasir adalah besar/luas sehingga akan membiarkan air untuk bergerak secara bebas turun (perkolasi). Tanah liat akan mengadsorbsi air relatif lebih banyak dan pori-pori yang terbentuk dalam tanah akan lebih kuat menahan gaya gravitasi. Tanah akan lebih banyak mengikat air apabila mengandung bahan organik lebih tinggi.

Pertumbuhan  tanaman meningkat secara proporsional dengan jumlah air, kemudian air akan menghambat pertumbuhan jika jumlah air sangat sedikit atau sangat banyak. Air dibutuhkan tanaman antara lain untuk proses fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat, mempertahankan hidrasi protoplasma, dan sebagai media translokasi/perpindahan zat makanan. Kekurangan air di dalam tanaman akan menyebabkan pengurangan, baik pembelahan sel maupun pemanjangan sel dan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Bahkan dapat menyebabkan kematian tanaman. 

Tanah bertekstur halus (liat) mudah mengalami pemadatan, sehingga akan mengurangi ruang pori tanah dan juga akan mengurangi pergerakan air dan udara di dalam tanah. Akibatnya air hujan tidak banyak masuk ke dalam tanah, tetapi mengalir di permukaan tanah (run off) dan terjadilah erosi.

3) Kesuburan Tanah Berdasarkan Sifat Kimia

Salah satu faktor pertumbuhan tanaman adalah unsur hara. Tanaman sangat memerlukan zat makanan (atau hara tanaman) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Ada 16 unsur hara atau unsur ”makanan” bagi tanaman yaitu Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium (K), Belerang (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Zeng (Zn) Besi (Fe), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Boron (B), dan Klor (Cl).
Dari enam belas unsur di atas, sembilan unsur yaitu: (C,H,O,N,P, K,S,Ca, dan Mg) disebut sebagai unsur makro karena dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. Kemudian tujuh unsur lainnya yaitu (Zn, Fe, Cu, Mn, Mo, B, dan Cl) dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, dan biasanya disebut sebagai unsur mikro.

(1).  Unsur Hara Makro Primer  

Unsur hara makro primer  meliputi N, P, dan K. Unsur hara tersebut diserap  tanaman dalam berbagai proses dan bentuk sebagai berikut.

(a)  Nitrogen  dengan simbol N

Unsur hara N di dalam tanah merupakan unsur utama untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bentuk N yang diserap oleh tanaman adalah sebagai gas dan sebagai organik.
  • Unsur hara N sebagai gas, 80% berasal dari udara yang tidak dapat langsung diserap oleh tanaman, melainkan melalui tanaman kacang-kacangan yang dapat mengikat N melalui bintil-bintil akar. 
  • Unsur hara N sebagai bahan organik merupakan bentuk makanan cadangan N di dalam tanah.  N dalam bentuk organik ini tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman, tetapi dalam bentuk mineral. Oleh karena itu N yang akan diserap oleh tanaman dirubah dahulu dalam bentuk mineral. 
  • Unsur hara N dalam bentuk mineral terdapat dalam bentuk ammoniak (NH4+) dan asam sendawa (NO3-).

(b)  Fosfor  dengan simbol P 

Unsur P diserap tanaman dalam bentuk bermacam-macam yaitu sebagai berikut:
  • P dalam larutan tanah; bentuk P dalam larutan tanah hanya sedikit 0,2-0,5 mg/l.
  • P tidak dalam bentuk larutan; unsur P dalam senyawa H3PO4 adalah 3 asam yang menghasilkan 3 jenis garam.  
  • P dalam bentuk organik; yaitu merupakan bentuk cadangan seperti bentuk N yang dapat dihisap oleh tanaman setelah menjadi mineral.

(c)  Kalium dengan simbol K

Unsur K diserap tanaman dalam bentuk sebagai berikut:
  • K di dalam larutan tanah; yaitu berjumlah hanya sedikit, sekitar 10 mg/l larutan. 
  • K di dalam kompleks liat humus; yaitu dalam bentuk kation K+. Tanaman menyerap hara K dalam bentuk  kation K+ . Karena itu tanaman menyerap K dari larutan tanah.    
  • K dalam keadaan tertahan. Jumlah K yang dibebaskan kecil sekali dan prosesnya lambat 
  • K dalam bentuk yang tidak dapat melarur; tanaman biasanya menyerap makanan dari lapisan tanah yang berisi ion K+ yang mudah ditukar, dan sebagian kecil ion K+ yang tertahan.

(2).  Unsur Hara Makro Sekunder

Unsur hara makro sekunder meliputi Ca, S, dan Mg. Unsur hara tersebut diserap tanaman dalam berbagai proses dan bentuk sebagai berikut.

(a)  Kalsium dengan simbol Ca 

Ca terdapat dalam bentuk cadangan, yaitu Ca yang melarut dalam air jenuh dengan gas C atau humus masam. Kationkation Ca++ diikat oleh kompleks liat humus, dalam hal ini Ca berperan sebagai kation pertukaran, jumlahnya selalu sama dalam larutan tanah.

(b) Sulfur/ Belerang dengan simbol  S 

 Sulfur organik merupakan bentuk cadangan yang menjadi mineral, semakin lama semakin cepat.  Bentuk mineral tersebut yaitu  H (SO3- dan SO4-) yang tidak terikat oleh kompleks liat humus.

(c) Magnesium dengan simbol Mg

Unsur hara Magnesium bertindak seperti Ca, jumlahnya jauh lebih sedikit terutama dalam larutan tanah. Dari uraian tentang kesuburan tanah berdasarkan sifat kimia, maka dalam pengelolaan kesuburan  tanah kita harus memperhatikan keseluruhan unsur hara terutama yang kadarnya paling sedikit dari yang seharusnya. Unsur hara tersebut menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Keseluruhan unsur hara sebagai faktor tumbuh tanaman diibaratkan sebuah bejana air, maka air akan tumpah/mengalir dari bagian paling rendah. Hal ini dapat dilihat pada  Gambar 11.

(3). pH  Tanah

Reaksi tanah dapat menunjukkan sifat kemasaman atau kebasaan tanah  yang dinyatakan dengan pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion H+ terdapat pula ion OH-. Yang jumlahnya kebalikan dengan ion H+.  Pada tanah-tanah masam, jumlah ion  H+ lebih banyak dari pada ion OH-.  Sebaliknya pada tanah alkalis kandungan  OH-  lebih banyak dari pada jumlah H+ Jika kandungan H+ sama dengan OH-, maka tanah tersebut bereaksi netral yaitu mempunyai nilai pH = 7.

Ada beberapa alasan pentingnya pH tanah dalam kesuburan tanah yaitu:
  • Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. 
  • Menunjukkan kemungkinan adanya zat-zat beracun 
  • Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme 

Tanaman pada umumnya menghen daki pH mendekati netral. Bila tanah terlalu masam dapat dinaikkan pHnya dengan menambahkan zat kapur. Demikian sebaliknya jika tanah alkalis/basa dapat diturunkan pH nya dengan menambahkan zat belerang.

(4).  Kapasitas Tukar Kation (KTK) 

Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca++, Mg++, K+, Na+, NH4+, H+, Al+++ dan sebagainya. Di dalam tanah kation-kation terlarut di dalam air tanah atau dijerap oleh koloid-koloid tanah. Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah persatuan berat tanah (biasanya per 100 g)  dinamakan kapasitas tukar kation atau disingkat KTK.

Kation-kation yang telah dijerap oleh koloid-koloid tersebut sukar tercuci oleh air gravitasi, tetapi dapat diganti oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah. Hal tersebut dinama kan pertukaran kation. Jenis-jenis kation yang telah disebutkan di atas merupakan kation-kation yang umum ditemukan dalam kompleks jerapan tanah. KTK merupakan sifat kimia yang erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan  unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan KTK rendah. Hal ini karena unsur-unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid, maka unsur unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air.

4) Kesuburan  Tanah  Berdasarkan Sifat Biologi

Tanah dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang tinggi. Organisme (mikro organisme) tanah adalah penting dalam kesuburan tanah karena:
  • Berperan dalam siklus energi 
  • Berperan dalam siklus hara 
  • Berperan dalam pembentukan agregat tanah 
  • Menentukan kesehatan konduktif  terhadap munculnya penyakit terutama penyakit tular tanah  
a)  Siklus energi
  • Sumber energi utama adalah matahari, yang diubah oleh tanaman melalui proses fotosintesis menjadi bahan organik. 
  • Beberapa mikroorganisme mampu melakukan fotosintesis (menangkap energi matahari yaitu algae) 
  • Sumber energi yang lain adalah hasil oksidasi-reduksi mineral an organik misalnya  S dan Fe  
  • Energi dalam bahan organik di manfa atkan oleh organisme/ mi kro organisme 
  • Mikroorganisme dekomposer: ja mur dan bakteri 
  • Mikroorganisme yang tumbuh di rhizosfer memanfaatkan energi dalam eksudat akar, contohnya adalah bakteri Azotobacter
b)  Siklus hara
Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena:
  • Ukurannya yang kecil sehingga mempunyai rasio permukaan dengan volume yang sangat besar sehingga memungkinkan pertukaran material (hara) dari sel ke lingkungannya dengan sangat cepat 
  • Reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
  • Distribusi keberadaannya sangat luas
c) Pembentukan agregat tanah
Organisme atau mikroorganisme tanah memiliki peran sangat penting dalam pembentukan agregat tanah, karena:
  • Organisme tanah menghasilkan polimer organik  yang mengikat partikel lempung menjadi mikro agregat 
  • Pembentukan mikroagregat men-jadi makro agregat dimediasi/dibantu  oleh bahan organik dan berbagai jenis mikro dan makro organisme (bakteri, jamu , algae, cacing, semut, serangga  dan sebagainya.

b. Penyerapan Hara Tanaman

Afandie dan Nasih (2002) menjelaskan bahwa hara  diserap tanaman melalui dua cara yaitu lewat akar dan lewat daun sebagai berikut.  1).  Penyerapan hara lewat akar Hara diserap tanaman dalam bentuk ion bermuatan positif (NH4+, K +, Ca+, Mg+)  dan bermuatan negatif (NO3-, HPO4-, Cl-). Ion ini umumnya terikat dalam kompleks jerapan tanah. Kompleks berupa lempung, koloid anorganik, dan koloid organik. Sering ada ion yang larut dalam air, ion tersebut dianggap sukar diserap karena selalu ikut air, bahkan umumnya hilang tercuci ke lapisan bawah di luar perakaran tanaman atau ke sungai. Tetapi, ion tersebut sebagian juga diikat oleh koloid tanah dan tidak ikut pergerakan air lagi. Fase pertama hara tanaman berpindah tempat dalam tanah dari suatu tempat ke permukaan akar tanaman.  Kemudian, setelah sampai permukaan akar (bulu akar), masuk ke dalam akar lalu ditranslokasi ke organ tanaman lain termasuk daun, buah dan sebagainya.

Mekanisme perpindahan ion dari  tanah dan  larutan tanah ke permukaan akar memiliki tiga macam pergerakan yaitu:
(a).  Intersepsi dan Persinggungan
Pertumbuhan akar tanaman dan terbentuknya bulu akar yang baru menyebabkan terjadinya persinggungan antara akar dan ion hara tanaman. Pertumbuhan akar dan bulu akar ini menembus pori agregat tanah dan bersinggungan  dengan ion yang ada. Jika ion berada dalam bentuk tersedia, maka teradi pertukaran ion dan kemudian   ion tersebut masuk ke dalam akar.

(b).  Aliran Masa
Ion dan bahan lain yang larut berpindah bersama aliran larutan air ke akar tanaman akibat transpirasi tanaman.

(c).  Difusi
Perpindahan ion terjadi dar tempat kadar tinggi ke tempat lain yang kadarnya rendah. Tanaman menyerap ion  dari sekitar bulu akar sehingga disekitar akar kadarnya rendah. Terjadinya perpindahan ion karena konsentrasi ion di sekitar bulu akar menjadi rendah karena diserap oleh akar yang diteruskan ke daun dan bagian lainnya. 

2).  Penyerapan Hara Lewat Daun 

Penyerapan hara lewat daun umumnya melalui stomata, Selain diserap stomata, penyerapan unsur hara juga dapat melalui ektodesmata. Penyerapan hara lewat daun sangat dibatasi oleh adanya dinding luar sel epidermis. Dinding ini tertutup oleh lapisan malam atau juga kutin yang mengandung pektin, hemiselulusa dan selulosa. Fungsi lapisan luar ini bersifat hidrofobik yaitu melindungi tanaman dari hilangnya air karena transpirasi.

c. Pupuk  

Tanaman Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Sedangkan pemupukan adalah proses penambahan unsur hara ke dalam tanah sehingga  tanah menjadi lebih subur. Dengan demikian pemupukan pada umumnya diartikan sebagai penambahan zat hara tanaman ke dalam tanah.   Seperti kita ketahui bahwa tanaman menyerap unsur hara makro  dan unsur hara mikro dari dalam tanah. Zat hara tersebut oleh tanaman dipergunakan untuk melakukan proses fisiologis tanaman yaitu fotosintesis.  Dari proses fotosintesis  dihasilkan zat makanan yang berupa zat gula (karbohidrat) sebagai hasil tanaman. Zat gula hasil fotosintesis kemudian digunakan aktivitas tanaman. Proses ini berlangsung berulang-ulang dan terus menerus, sehingga kandungan hara dalam tanah secara berangsurangsur jumlahnya berkurang pula. Oleh karena itu, untuk menutup kehilangan hara atau untuk mengembalikan hara yang hilang sebagai hasil panen pada tanaman herbal/atsiri, maka dilakukan pemupukan.

Pupuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Berdasarkan asalnya pupuk digolongkan menjadi dua yaitu:
  • Pupuk alam;  merupakan pupuk yang ada di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Contoh pupuk kompos, pupuk kandang, pupuh hijau, pupuk batuan P. 
  • Pupuk buatan; merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik. Contoh pupuk Urea, ZA, SP 36, NPK.
Berdasarkan senyawanya, pupuk digolongkan menjadi: 
  • Pupuk organik; merupakan pupuk yang berupa senyawa organik. Kenbanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik. Contoh pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah rock phospat yang berasal dari batuan sejenis apatit  Ca3(PO4)2
  • Pupuk anorganik/mineral; merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan adalah pupuk anorganik. 
Berdasarkan fasa-nya, pupuk digolongkan menjadi: 
  • Pupuk padat; merupakan pupuk yang umumnya memiliki kelarutan beraneka ragam yaitu mulai mudah larut dalam air sampai dengan sukar larut dalam air.
  • Pupuk cair; merupakan pupuk berupa cairan yang cara penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Biasanya pupuk ini relatif lebih mahal karena banyak mengandung unsur hara makro dan mikro.
Berdasarkan cara penggunaannya, pupuk digolongkan menjadi: 
  • Pupuk daun; merupakan pupuk yang cara penggunaannya dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan pada permukaan daun. 
  • Pupuk akar/pupuk tanah; merupakan pupuk yang cara penggunaannya diberikan ke dalam tanah di sekitar akar sehingga mudah diserap oleh akar tanaman.
Berdasarkan reaksi fisiologinya, pupuk digolongkan menjadi: 
  • Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam; yaitu pupuk bila diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih asam (pH menjadi lebih rendah). Contoh Urea dan Za
  • Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basa; yaitu pupuk bila diberikan ke daam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik.
Berdasarkan jumlah hara yang dkandungnya, pupuk dikelompokkan:
  • Pupuk tunggal; merupakan pupuk  yang mengandung satu hara tanaman. Contoh Urea hanya mengandung unsur N 
  • Pupuk majemuk; merupakan pupuk  yang mengandung dua atau lebih dari dua unsur hara tanaman. Contoh NPK, Amophoska, Nitrophoska, Rustika.
Berdasarkan macam hara tanaman, pupuk dikelompokkan:
  • Pupuk makro; merupakan pupuk yang mengandung hara makro saja. Contoh NPK, Gandasil 
  • Pupuk mikro; merupakan pupuk yang mengandung hara mikro saja. Contoh mikrovet, mikroplek, metalik 
  • Pupuk campuran; merupakan pupuk campuran antara unsur makro dan mikro. Contoh pupuk gandasil, bayfolan dan rustika. Dalam penggunaannya, kedua jenis pupuk makro dan mikro  dicampur dan ditambahkan zat pengatur tumbuh. 
Dalam praktik sehari-hari kita mengenal pupuk organik dan pupuk buatan.  Sarwono Hardjowigeno (1989) menjelaskan jenis pupuk buatan  terdiri dari beberapa jenis pupuk tunggal  yaitu pupuk N, P, dan K.  



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment