-->

Sumber Utama Pakan Sapi Perah


(a) Pakan Hijauan

Sebagaimana ternak ruminansia Iainnya, hijauan merupakan pakan utama bagi sapi perah. Hijauan yang sering kali digunakan adalah rumput raja. Anjuran menanam jenis rumput potong in] secara praktis memudahkan untuk nienggeneralisasi pedoman pemberian pakan penguat (konsentrat) dengan formula tertentu terhadap sapi dengan pakan basal rumput gajah/rumput raja.
Umumnya, pakan hijauan atau pakan berserat yang diberikan pada sapi perah terdiri dari tiga kategori, yaitu:
(1). Rumput introduksi berkualitas menengah,
(2). Rumput lapangan berkualitas rendah-menengah, yang diambil dari pinggiran jalan dan lahan-lahan bera, dan
(3). Hasil ikutan pertanian yang berkualitas rendah . Suatu studi yang dilakukan di Jawa Timur terhadap proporsi dan jenis hijauan yang diberikan pada sapi perah menunjukkan bahwa sumber hijauan berkualitas tinggi (kandungan protein kasar/PK = 10-15%) hanya sekitar 4%, sedangkan yang berkualitas menengah (PK = 4-10%) sebanyak 38%, dan yang terbanyak diberikan justru hijauan yang berkualitas rendah (PK < 4%), yakni sebesar 58% (Ibrahim. etal., 1996) . Dengan kondisi pakan hijauan seperti ini maka peran pakan konsentrat yang berkualitas sangat menentukan tingkat produksi sap] perah.
Hijauan rumput introduksi seperti rumput gajah, king grass, serta beberapa jenis rumput lapangan dan hijauan serealia, termasuk hijauan tanaman jagung, adalah bahan pakan dengan kadar energi tingkat menengah bagi ternak sapi perah . Nilainya sebagai sumber pakan terutama ditentukan oleh umur pemotongan (pemanenan) dan porsi batangnya yang terbawa ke dalam bahan pakan ternak. Tanaman yang lebih muda akan mempunyai daun lebih banyak, mengandung lebih banyak energi dan protein dibandingkan tanaman yang lebih tua. Konsumsi bahan kering dari hijauan akan meningkat apabila dilayukan terlebih dahulu sebelum disajikan untuk ternak .
Pakan hijauan dengan porsi daun yang banyak dan porsi batang yang sedikit akan meningkatkan nilai TDN dari 50-52% menjadi 58-60% . Apabila hijauan tersebut dilayukan dahulu, tingkat konsumsi akan meningkat sampai dengan 2 kg bahan kering (BK)/hari . Dengan demikian, seekor sapi dapat meningkatkan konsumsi pakan dari 10 kg menjadi 12 kg BK/hari. Tambahan 2 kg TDN per hari akan memberikan tambahan sebesar 5 liter susu, karena setiap 0,4 kg TDN menghasilkan satu liter susu per hari. Dengan demikian, terlihat bahwa hanya dengan perlakuan minimal, yaitu batang hijauannya dikurangi dan daunnya dilayukan sebelum disajikan untuk ternak maka hal in] dapat memperbaiki produktivitas sapi perah secara signifikan .
Selama musim kemarau, karena keterbatasan persediaan rumput potong, maka jerami padi, pucuk tebu, dan klobot jagung juga digunakan sebagai hijauan pakan pada sapi perah . Selain itu, peternak dapat memanfaatkan sumber hijauan lain seperti rumput-rumputan dari tanah pekarangan, pematang sawah, perkebunan dan kehutanan .
Di beberapa daerah, hasil ikutan tanaman pangan seperti jerami padi, merupakan sumber utama pakan sapi perah. DI Indonesia, diperkirakan jerami padi dihasilkan sebanyak 54 juta ton BK/tahun, yang sebagian besar terdapat di Pulau Jawa dan merupakan sentra produksi sapi perah. Jerami padi mempunyai kualitas rendah dan dapat memberikan akibat negatif terhadap tingkat konsumsi, apabila diberikan pada ternak laktasi tanpa diberi perlakuan yang menaikkan degradasi atau fermentasi. Jerami padi mengandung serat kasar yang sangat tinggi sehingga ternak tidak dapat memenuhi kebutuhan energi dan proteinnya apabila hanya mengonsumsi jerami padi, karena nilai gizi dan daya cernanya yang rendah maka beberapa bahan pakan bernilai gizi tinggi harus ditambahkan untuk meningkatkan produksi .
Sebuah perusahaan sapi perah di Jawa Tengah menggunakan jerami padi terfermentasi sebagai pakan basal sapi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokoknya yang diikuti dengan pemberian konsentrat guna memenuhi kebutuhan produksinya . Sedangkan di Jawa Timur, khususnya di sekitar Grati-Pasuruan, jerami padi yang diberikan dalam bentuk segar merupakan pakan basal utama bagi sapi perah, yang kualitasnya tidak kalah dibandingkan dengan hijauan rumput introduksi (Mariyono, komunikasi pribadi) .


(b) Konsentrat

Konsentrat merupakan pakan tambahan utama pada sapi perah. Walaupun kualitas bahan pakan konsentrat pada umumnya lebih baik dibandingkan dengan bahan pakan hijauan, namun kualitasnya sangat variatif tergantung pada jenis bahan baku, musim, dan tempat asal sumber konsentrat tersebut . Kualitas konsentrat dapat sangat tinggi, yaitu>75% TDN dengan kandungan protein >16% . Sebaliknya, dari basil pemeriksaan beberapa konsentrat, terlihat bahwa kualitasnya relatif rendah dengan kandungan TDN di bawah 55% dan kandungan protein di bawah 13%. Sebagian besar koperasi susu telah memproduksi sendiri pakan konsentratnya . Ada koperasi yang menerapkan sistem paket 2 :1, artinya setiap 2 liter susu para petani diwajibkan membeli 1 kg konsentrat. Sedangkan peternak yang bukan anggota koperasi, biasanya telah mampu meramu sendiri pakan konsentrat untuk ternaknya .
Produk konsentrat umumnya harus memenuhi standar baku, seperti 'minimal 16% protein kasar dan 67% TDN, maksimal 12% kadar air, 6% lemak kasar, 11% serat kasar, 10% abu, serta kandungan Ca= 0,9-1,2% ; P= 0,6-0,8%. Bahan penyusun konsentrat umumnya terdiri dari : dedak padi, wheat pollard, bungkil biji kapok, bungkil dan kulit kedelai, onggok atau gaplek, dan bungkil inti sawit yang baru mulai dikenal dewasa ini.
Bungkil inti sawit (BIS) adalah pakan potensial untuk sapi perah. Pada tahun 2007, Indonesia menghasilkan 2,2 juta ton/tahun BIS, yang 91% diekspor dan hanya 9% digunakan di dalam negeri untuk komponen pakan unggas. Kandungan nutrien BIS adalah 14-16% protein . Di New Zealand, peternak sapi perah sudah menggunakan BIS yang diimpor dari Malaysia sebagai pakan suplemen sebanyak 5-6 kg/ekor/hari . Partikel cangkang yang masih terdapat dalam BIS dapat dikurangi dengan menggiling ulang BIS tersebut . Selain BIS, dry distilled grain soluble (DDGS) merupakan salah satu produk pakan basil ikutan pembuatan etanol jagung, yang diproduksi sekitar 4 juta ton/tahun di USA. Kandungan nutrien DDGS adalah 26-27% protein, 9-10% lemak, 6,5-7,5% serat kasar dan 4,5-5,5% abu.
Di Indonesia, DDGS telah populer digunakan untuk pakan unggas, yang impornya meningkat dari 11 .500 ton pada tahun 2004 menjadi 70.000 ton pada tahun 2007. DDGS merupakan bahan pakan potensial untuk konsentrat sapi perah di Indonesia. Kandungan serat kasar bahan tersebut jauh di bawah 18% . Bahan-bahan tersebut disukai ternak, merupakan sumber energi dan protein yang dapat melengkapi nutrien yang kurang pada pakan basal .
Umumnya, kualitas konsentrat yang disajikan untuk ternak cukup tinggi karena bahan-bahannya mengandung energi tinggi . Namun, nilai pakan ini juga dapat menjadi rendah apabila pakan konsentrat dicampur air menjadi seperti bubur (dicombor) karena banyaknya nutrien yang mudah larut dan mengalami fermentasi. Ternak yang mengonsumsi konsentrat dengan kondisi seperti ini akan menerima terlalu banyak air dari penyediaan bahan pakan tersebut dan selanjutnya akan mengurangi konsumsi BK per hari atau tidak dapat mencapai target konsumsi BK per hari. Oleh karena itu, direkomendasikan agar konsentrat pada sapi perah diberikan dalam bentuk kering udara, dan dalam keadaan tertentu, dalam bentuk lembap untuk mengurangi timbulnya debu . Pemberian konsentrat sebanyak 4 kg/ekor/hari dengan kandungan 75% TDN dan 60% TDN, menunjukkan bahwa sapi yang mengonsumsi bahan berkualitas lebih baik akan menerima 2,7 kg TDN, dan yang mengonsumsi bahan berkualitas rendah
akan menerima 2,2 kg TDN. Perbedaan ini menghasilkan perbedaan dalam produksi susu sekitar I liter sehingga disarankan agar para petemak membeli konsentrat dengan memerhatikan kualitasnya . Disamping itu, perlu diperhatikan cara-cara pemberian pakan konsentrat agar kualitasnya tetap terjaga.

Sumber :
Direktorat Pembinaan SMK. Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia Untuk Kelas 11 Semester 3. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment