Melakukan pencatatan/recording pembibitan sapi potong
Pencatatan atau sering disebut recording dalam usaha pembibitan sapi potong, mutlak diperlukan. Karena pencacatan /recording merupakan data-data yang berharga untuk menilai perkembangan usaha penggemukkan sapi potong yang dilakukan. Pencatatan/ recording harus dilakukan terhadap semua sapi yang ada dalam kandang ternak. Supaya kegiatan pencatatan /recording berjalan lancar, maka lokasi /kandang sapi harus dibagi/disekat menjadi beberapa bagian. Setiap sekat/bagian kandang dapat berisi 10 s.d 40 ekor sapi, tergantung dari besar atau kecilnya ukuran kandang. Dan bisa juga tergantung dari jumlah ternak sapi yang digemukkan. Satu kandang sebaiknya dilakukan oleh satu orang anak atau 2 orang anak kandang tergantung dari jumlah sapi yang digemukkan. Adapun tugas anak kandang adalah:
Melakukan pencatatan terhadap sapi-sapi yang ada dalam kandang.
Mencatat semua kejadian yang ada dalam kandang
Melakukan penimbangan sapi dan mencatat data timbangannya
Mencatat jenis, jumlah pakan dan air minum yang diberikan
Mencatat kedaan kesehatan ternak sapi
Melaporkan kepada pimpinan setiap 3 s.d 7 hari sekali, tergantung dari permasalahan yang ada.
Recording yang baik adalah recording yang data-datanya dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya serta selalu aktual tiap hari. Recording akan mempermudah membuat keputusan yang tepat untuk program selanjutnya. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan. Faktor tersebut kalau dikelompokkan akan mengerucut menjadi tiga faktor utama yaitu faktor pakan, bibit dan manajemen pemeliharaan (lingkungan). Faktor bibit, pakan, dan manajemen pemeliharaan, semuanya saling terkait mendukung keberhasilan usaha sehingga tidak bisa mengabaikan salah satunya. Dan cukup menjadi salah satu cermin manajemen yang baik adalah adanya catatan produksi baik catatan produksi harian atau bulanan yang tertib.
Sumber :
Direktorat Pembinaan SMK. Agribisnis Pembibitan Ternak
Ruminansia Untuk Kelas 11 Semester 3. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan
Kebudayaan RI, 2013
0 komentar:
Post a Comment