-->

Ondol-ondol

Ondol-ondol atau gawang segitiga (A-frame) (Gambar dibawah) terbuat dari kayu atau bambu, terdiri atas dua buah kaki yang sama panjang, sebuah palang penyangga, benang, dan pemberat. Panjang kedua kaki masing-masing 2 m dan panjang palang 1 m. Persis pada bagian tengah palang diberi tanda untuk menentukan bahwa kedua ujung kaki ondol-ondol terletak pada posisi yang sama tinggi. Ujung benang dikaitkan pada puncak ondol-ondol, sedangkan pemberatnya dapat bergerak bebas ke kiri dan ke kanan sejajar palang (Gambar dibawah).


Ondol-ondol merupakan alat yang praktis dipakai untuk mengetahui suatu tempat/ tanah yang garis konturnya sama maka penting dijelaskan secara detail. Ondol-ondol atau gawang segitiga atau juga disebut Kerangka A, karena bentuknya seperti huruf ” A ”. Garis kontur ini biasanya digunakan untuk menentukan titik atau garis dalam membuat batas teras dalam konservasi tanah.

Ondol-ondol atau gawang segitiga terbuat dari kayu atau bambu, terdiri dari dua buah kaki) yang sama panjang (AB = BC = 2m), sebuah palang penyangga (t = 1 m), benang (b), dan pemberat o(ondol-ondol) , Pada bagian tengah palang diberi tanda untuk menentukan bahwa kedua ujung kaki ondol-ondol terletak pada posisi yang sama tinggi. Untuk mempermudah melakukan pengukuran pada palang penyangga (b) dapat dipasang waterpas sebagai pengganti ondol-ondol.


Keterangan:

  • BA dan BC adalah kaki ondol-ondol (2 m) 
  • t: titik tengah yang menunjukan bahwa dua titik 1 dan 2 berada pada tinggi yang sama diatas permukaan laut. 0 : Bandul ondol-ondol yang dapat bergoyang kekiri dan kanan sebagai penunjuk garis kontur pada titik kaki A dan C 
  • g : galah bambu dipasang melintang pada dua kaki ondol-ondol. 
  • Patok 1, 2 dan 3 adalah berasal dari titik A dan C yang memiliki garis kontur sama. 


Cara kerja ondol-ondol atau cara membuat garis kontur

  • Siapkan ondol-ondol. 
  • Tentukan tempat tertentu sebagai titik awal pada kaki A. 
  • Tandai titik A (kaki pertama ondol-ondol) tancapkan patok 1 
  • Tentukan pula titik C (kaki ke dua ondol-ondol) pada lereng yang lain. 
  • Tentukan titik C dengan cara mencari-cari posisi tertentu agar titik t berimpit/berada ditengah (cek water pass).  
Bila kaki A dan C ditempatkan secara bergantian dan dicari agar posisi t selalu ditengah maka titik tersebut berada pada garis kontur yang sama. Setiap titik dimana kaki A dan C menginjak permukaan tanah dipasang patok (1, 1a, 2, 2a dan 3a) kemudian dihubungkan satu sama lain dengan garis maka akan terbentuk garis kontur.

Tanah yang garis konturnya sama berarti tidak ada perbedaan tinggi dari muka laut sehingga aliran air permukaan tidak terjadi berarti tidak terjadi erosi dan sedimentasi. Sifat air akan bergerak dari tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah. Dengan demikian, air yang berada pada tempat yang garis konturnya sama terjadi infiltrasi dan perkolasi. Namun demikian bila air yang datang pada tempat tersebut pada tingkat berlebihan maka akan terjadi kejenuhan, artinya aiir tidak lagi diresapkan kebawah tetapi akan menggenang.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment