-->

Teknik konservasi tanah dan air pada metode sipil teknis (Bag 2)


2) Guludan 

Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau memotong arah lereng (Sitanala Arsyad 1989). Guludan biasanya dibuat oleh para petani dengan tinggi tumpukan tanah antara 20 – 50 cm dan lebar dasar antara 30 – 60 cm. Di daerah Warung Buncir atau sekitar Cinagara para petani guludan-guludan ditanami jagung, kacang-kacangan dan ketela pohon. Mereka dapat memanen secara berurutan karena kacang-kacangan bisa dipanen sekitar 70 hari, jagung bisa dipanen 70 hingga 110 hari dan ketela pohon dipanen pada umur 300 hari ( 10 bln) hingga 360 hari (12 bln). Cara bertani seperti ini dari segi konservasi tanah dan air menguntungkan karena pengolahan tanah secara intensif berkurang intensitasnya.

Guludan-guludan ini pada kenyataannya petani tidak membuat dengan cermat dan menggunakan alat yang sederhana sekalipun, seperti ondol-ondol misalnya. Para petani umumnya membuat guludan dengan caranya sendiri sehingga arahnya tidak mengikuti garis kontur, tetapi dibeberapa tempat bergelombang atau tidak benar-benar mengikuti garis kontur. Dengan demikian alur-alur air terbentuk. Pada kondisi seperti ini akhirnya guludan bersaluran terbentuk atau sebaiknya dibentuk sejak membuat guludan. Didaerah Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi dan di daerahlainnya guludan dibuat pada teras-teras yang memiliki tanah olah yang datar agak lebar misalnya 1 – 5 m. Konservasi tanah dengan kombinasi guludan dan teras ini akhirnya berupa teras gulud. Untuk menguatkan guludan sering kali petani di daerah Gunung Kidul dan Kabupaten Klaten menanami gulud dengan rumput gajah atau pohon-pohonan.

Teras gulud sering kali dilengkapi dengan penanaman rumput atau pohon-pohonan sebagai penguat. Teras gulud berfungsi sebagai pengendali erosi dan penangkap aliran permukaan dari permukaan bidang olah. Aliran permukaan diresapkan ke dalam tanah di dalam saluran air sedangkan air yang tidak meresap dialirkan ke Saluran Pembuangan Air (SPA).


Dimana teras gulud cocok diterapkan?
a. Kemiringan lahan antara 10-40%, sedang pada kemiringan 40-60% bisa dibuat tetapi seringkali kurang efektif.
b. Kondisi tanah-tanah agak dangkal (> 20 cm), tetapi mampu meresapkan air dengan cepat.

Bagaimana cara pembuatan dan pemeliharaannya guludan?
a) Buat garis kontur sesuai dengan jarak atau besarnya gulud interval tegak (IV = interval vertical) yang diinginkan.
b) Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan berlanjut ke bagian bawahnya.
c) Teras gulud dengan saluran airnya dibuat membentuk miring atau dengan sudut 0,1- 0,5% dengan garis kontur menuju ke arah saluran pembuangan air.
d) Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di bagian bawah lereng dijadikan guludan.
e) Tanami guludan dengan rumput penguat seperti yang memiliki perakatan tebal misalnya rumput gajah, rumput setaria agar guludan tidak mudah rusak.
f) Saluran pembuangan air ( SPA ) perlu diperkuat rumputrumputan juga agar kuat /aman.





Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment