Pada tahun 1980, Colin Waters (Inggris) memberikan solusi bagi masalah
ini. Ia bersama Peter Raynes menemukan bahwa semakin besar derajat pilinan,
beda potensial yang dibutuhkan semakin kecil. Pilinan yang menunjukkan beda
potensial paling kecil adalah 270ยบ. Penemuan ini menjadi dasar
dikembangkannya Super-Twisted Nematic (STN) yang sampai sekarang
digunakan pada telepon selular sampai layar laptop.
Pada waktu yang hampir bersamaan pula, Peter Le Comber dan Walter
Spear (juga dari Inggris) menemukan solusi lain dengan cara menggunakan
bahan semikonduktor silikon amorf untuk membuat Thin-Film Transistor (TFT) pada tiap pixel TN. Metode ini menghasilkan tampilan dengan kualitas tinggi
tetapi memerlukan biaya produksi yang sangat mahal dan melibatkan proses
pembuatan yang rumit. Tentu saja rumit! Karena untuk menghasilkan gambar
dengan kualitas 256 subpixel diperlukan sejumlah 256 pixel warna merah x 256
pixel biru x 256 pixel hijau. Tunggu sebentar! 256 x 256 x 256 = 16.8 juta. 16.8
juta transistor super mini harus dibuat dan dilekatkan ke lapisan TN? Rumit dan
melelahkan! Tentu saja biayanya menjadi sangat mahal! Tetapi seiring dengan
semakin majunya teknologi, biaya pembuatan TFT sedikit demi sedikit bisa
ditekan karena ada penyederhanaan proses pembuatannya. Tetapi STN pun
tidak mau kalah saingan! Kualitas tampilan STN semakin lama pun semakin baik
sehingga keduanya terus bersaing ketat dan mendominasi pasar.
Setiap pixel pada LCD memerlukan 2 buah transistor. Sebagai gantinya,
digunakan TFT (thin-film transistor) display sehingga dibutuhkan satu transistor.
Perkembangan teknologi LCD semakin pesat dalam dekade terakhir.
Kepopuleran LCD terutama karena kualitas gambar yang baik, konsumsi energi
yang kecil, serta kekuatan materi kristal cair yang tidak pernah mengalami
degradasi. Penelitian lanjut terus dikembangkan untuk mencapai target yang
sangat bervariasi, mulai dari usaha memproduksi LCD untuk ukuran layar yang
semakin besar, sampai kemungkinan alternatif komponen dengan bahan plastik
yang lebih ringan. Sasaran utama yang paling dikejar sebagian besar produsen
adalah LCD yang tidak lagi menggunakan backlight. Tetapi apa pun tujuan
pengembangan teknologi yang sedang mengalami kemajuan pesat ini, semuanya membutuhkan pemahaman dan penelitian fisika secara lebih
mendalam. Kemungkinan pengembangan yang dapat dilakukan masih sangat
luas. Siapa pun bisa menghasilkan solusi-solusi baru yang lebih canggih dan
diterima masyarakat sebagai kemajuan teknologi modern.
Display TFT (LCD) hanya mempunyai satu resolusi yang optimal. Artinya
hanya pada mode tersebut didapatkan kualitas gambar yang terbaik. Pada
monitor 17 inci misalnya, memiliki resolusi optimal pada 1280x1024 pixel. Apabila
dipilih resolusi lain, monitor harus melakukan interpolasi, sehingga kualitas
gambar akan turun secara drastis. Gunakan selalu resolusi layar seperti yang
direkomendasikan oleh produsennya. Monitor TFT sebaiknya juga menggunakan
frekuensi refresh 60 Hz pada pengaturan monitor di Windows “Display
Properties”. Tujuannnya agar konverter A/D pada monitor mempunyai waktu
lebih untuk mendeteksi setiap pixel dan mengubahnya menjadi sinyal-sinyal.
Pada beberapa model monitor TFT ditemui konfigurasi otomatis yang berfungsi
lebih baik pada frekuensi 75 Hz. Ada baiknya dilakukan pengujian pada frekuensi
lainnya diikuti dengan kalibrasi setiap kali.
0 komentar:
Post a Comment