-->

Jaringan Skeleton


Skeleton berfungsi untuk penyokong tubuh, dilengkapi dengan rangka yang kaku. Seperti pada jaringan ikat, jaringan ini terdiri atas sel-sel yang terletak dalam matriks organik, tetapi matriksnya lebih keras. Pada vertebrata terdapat dua macam jaringan skeleton, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Ikan bertulang rawan, seperti hiu dan ikan pari, seluruh rangkanya terdiri dari tulang rawan. Mamalia yang rangkanya sebagian besar tulang keras, memiliki tulang rawan pada persendian dan cawan-cawan antarvertebra.
 



Tulang rawan (kartilago) tersusun oleh matriks organik yang mengandung sel-sel kondroblas. Sel-sel kondroblas menghasilkan matriks yang disebut kondrin. Tulang rawan dibedakan atas rawan hialin, rawan elastis, dan rawan fibrosa. Rawan hialin, matriksnya semitransparan mengandung kondroitin sulfat, perhatikan Gambar 2.20. Rawan hialin terdapat pada ujung-ujung tulang pipa, tulang rusuk, hidung, saluran pernapasan (laring, trakea, dan bronkus), dan rangka embrio. Rawan elastik, matriksnya agak keruh, mengandung serabut elastik kuning. Jika dibengkokkan, terasa lentur dan mudah kembali ke bentuk semula, contoh daun telinga, epiglotis, pembuluh Eustachius, tulang rawan pada faring. Rawan fibrosa, mengandung banyak berkas serabut kolagen yang padat dalam matriknya, memiliki daya regang yang lebih kuat daripada rawan hialin, contoh diskus antarruas tulang belakang dan simfisis pubis (persambungan tulang kemaluan). Tulang keras, lebih keras daripada tulang rawan karena matriksnya sebagian besar (70%) terdiri atas garam-garam anorganik terutama kalsium sulfat, 30% terdiri atas zat organik terutama serabut kolagen. Sel pembentuk tulang disebut osteoblas, yang menyekresikan bahan organik dan garam fosfat serta karbonat. Setelah sekeliling osteoblas menjadi keras, osteoblas dinamai osteosit. Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang keras dibedakan menjadi jaringan tulang kompak dan jaringan tulang spons (bunga karang). Tulang kompak, disebut demikian karena memiliki matriks yang padat. Gambar 2.21 merupakan penampang melintang jaringan tulang kompak. Pada gambar tampak sejumlah lamela konsentris mengelilingi sebuah saluran Havers. Pada lamela terdapat sejumlah lakuna berisi osteosit. Dari tiap lakuna memancar sejumlah saluran halus berisi sitoplasma disebut kanalikuli yang menghubungkan lakuna yang satu dengan lakuna yang lain. Hubungan ini berfungsi sebagai transportasi nutrisi. Di dalam saluran Havers terdapat pembuluh darah yang mengangkut nutrisi, gas pernapasan, serta zat-zat sisa dari dan ke osteosit. Saluran Havers juga mengandung pembuluh limfe dan serabut saraf yang terbungkus oleh jaringan ikat. Pada permukaan luar periostium dan permukaan dalam tulang, lamela tidak membentuk lingkaran. Di daerah ini terdapat saluran Volkman. Saluran ini mengandung pembuluh darah yang berhubungan dengan pembuluh darah di dalam saluran Havers. Matriks tulang kompak terdiri atas kolagen yang dihasilkan oleh osteoblas, dan bahan-bahan anorganik. Kombinasi antara zat organik dan zat anorganik menghasilkan sebuah struktur yang kuat. Jaringan tulang kompak terdapat di sepanjang tulang pipa. Jaringan yang memiliki komposisi hampir sama dengan lamela saluran Havers lakuna kanalikuli penampang melintang tulang kompak saluran Havers kanalikuli lamela penampang membujur tulang kompak adalah dentin yang terletak di antara email dan pulpa gigi. Matriksnya lebih keras daripada tulang kompak karena mengandung 75% bahan anorganik. Tulang spons (bunga karang) memiliki matriks yang mengandung lebih sedikit bahan anorganik (60-65%) dibandingkan dengan tulang kompak. Matriksnya berongga, berisi sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah. Tulang spons terdapat pada epifisis tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment