Cerita Rāmāyana BAG 7
Dengan wajah yang sangar, ia menantang Rāmā untuk membengkokkan busur Wisnu. Rāmā menerima tantangan tersebut dan membengkokkan busur Wisnu dengan mudah. Melihat busur itu dibengkokkan dengan mudah, seketika raut wajah Parasu Rāmā menjadi lemah lembut. Rāmā berkata, “Panah Waisnawa ini harus mendapatkan mangsa. Apakah panah ini harus menghancurkan kekuatan Tuan atau hasil tapa Tuan?”. Parasu Rāmā menjawab agar panah itu menghancurkan hasil tapanya, karena ia hendak merintis hasil tapanya dari awal kembali. Setelah itu, Parasu Rāmā mohon pamit dan pergi ke Gunung Mahendra. Ayodhyākāṇḍa adalah kitab kedua epos Rāmāyana dan menceritakan sang Daśaratha yang akan menyerahkan kerajaan kepada sang Rāmā, tetapi dihalangi oleh Dewi Kaikeyī. Katanya beliau pernah menjanjikan warisan kerajaan kepada anaknya. Maka sang Rāmā disertai oleh Dewi Sītā dan Lakṣamaṇa pergi mengembara dan masuk ke dalam hutan selama 14 tahun. Setelah mereka pergi, maka Prabu Daśaratha meninggal karena sedihnya. Sementara Rāmā pergi, Bharata baru saja pulang dari rumah pamannya dan tiba di Ayodhyā. Ia mendapati bahwa ayahnya telah wafat serta Rāmā tidak ada di istana.
Kaikeyī menjelaskan bahwa Bharatalah yang kini menjadi raja, sementara Rāmā mengasingkan diri ke hutan. Bharata menjadi sedih mendengarnya, kemudian menyusul Rāmā. Harapan Kaikeyī untuk melihat putranya senang menjadi raja ternyata sia-sia. Di dalam hutan, Bharata mencari Rāmā dan memberi berita duka karena Prabu Daśaratha telah wafat. Ia membujuk Rāmā agar kembali ke Ayodhyā untuk menjadi raja. Rakyat juga mendesak demikian, namun Rāmā menolak karena ia terikat oleh perintah ayahnya. Untuk menunjukkan jalan yang benar, Rāmā menguraikan ajaranajaran agama kepada Bharata. Rāmā menyerahkan sandalnya (dalam bahasa Sanskeṛta: paduka). Akhirnya Bharata membawa sandal milik Rāmā dan meletakkannya di singasana. Dengan lambang tersebut, ia memerintah Ayodhyā atas nama Rāmā.
Rāmā atau Rāmācandra adalah seorang raja legendaries konon hidup pada zaman Tretayuga, keturunan Dinasti Surya atau Suryawangsa. Ia berasal dari Kerajaan Kosala yang beribukota Ayodhyā. Menurut pandangan Hindu, ia merupakan awatara Dewa Wisnu yang ketujuh yang turun ke bumi pada zaman Tretayuga. Sosok dan kisah kepahlawanannya yang terkenal dituturkan dalam sebuah sastra Hindu Kuno yang disebut Rāmāyana, tersebar dari Asia Selatan sampai Asia Tenggara. Terlahir sebagai putra sulung dari pasangan Raja Daśaratha dengan Kauśalyā, ia dipandang sebagai Maryada Purushottama, yang artinya “Manusia Sempurna”.
0 komentar:
Post a Comment