-->

Cerita Rāmāyana BAG 6

 Karena berasal dari Kerajaan Wideha, ia pun juga dikenal dengan nama Waidehi. Suatu ketika Kerajaan Wideha dilanda kelaparan. Janaka sebagai raja melakukan upacara atau Yajña di suatu area ladang antara lain dengan cara membajak tanahnya. Ternyata mata bajak Janaka membentur sebuah peti yang berisi bayi perempuan. Bayi itu dipungutnya menjadi anak angkat dan dianggap sebagai titipan Pertiwi, dewi bumi dan kesuburan. Sītā dibesarkan di istana Mithila, ibu kota Wideha oleh Janaka dan Sunayana, permaisurinya. Setelah usianya menginjak dewasa, Janaka pun mengadakan sebuah sayembara untuk menemukan pasangan yang tepat bagi putrinya itu. Sayembara tersebut adalah membentangkan busur pusaka maha berat anugerah Dewa Siwa, dan dimenangkan oleh Śrī Rāmā, seorang pangeran dari Kerajaan Kosala. Setelah menikah, Sītā pun tinggal bersama suaminya di Ayodhyā, ibu kota Kosala. Visvamitra mendengar adanya sebuah sayembara di Mithila demi memperebutkan Dewi Sītā. Ia mengajak Rāmā dan Lakṣmana untuk mengikuti sayembara tersebut.


Mereka menyanggupinya. Setibanya di sana, Rāmā melihat bahwa tidak ada orang yang mampu memenuhi persyaratan untuk menikahi Sītā, yaitu mengangkat serta membengkokkan busur Siwa. Namun saat Rāmā tampil ke muka, ia tidak hanya mampu mengangkat serta membengkokkan busur Siwa, namun juga mematahkannya menjadi tiga. Saat busur itu dipatahkan, suaranya besar dan menggelegar seperti guruh. Melihat kemampuan istimewa tersebut, ayah Sītā yaitu Raja Janaka, memutuskan agar Rāmā menjadi menantunya. Sītā pun senang mendapatkan suami seperti Rāmā. Kemudian utusan dikirim ke Ayodhyā untuk memberitahu kabar baik tersebut. Raja Daśaratha girang mendengar putranya sudah mendapatkan istri di Mithila, kemudian ia segera berangkat ke sana. Setelah menyaksikan upacara pernikahan Rāmā dan Sītā, Visvamitra mohon pamit untuk melanjutkan tapa di Gunung Himalaya, sementara Daśaratha pulang ke Ayodhyā diikuti oleh Ṛsī Wasistha serta pengiringpengiringnya. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan Ṛsī Parasu Rāmā, yaitu brahmana sakti yang ditakuti para ksatria. Parasu Rāmā memegang sebuah busur di bahunya yang konon merupakan busur Wisnu. Ia sudah mendengar kabar bahwa Rāmā telah mematahkan busur Siwa.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment