-->

Melaksanakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup pada Tanaman Perkebunan Tahunan BAG 4

d. Penerapan SOP K3

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam upaya peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelanggan dari suatu organisasi perusahaan yang menghasilkan produk barang atau jasa maka diperlukan adanya Standard Operating Procedure (SOP) atau dikenal dengan istilah Prosedur Operasi Standar (POS). Produk pertanian atau perkebunan memiliki sifat relatif mudah rusak, baik pengaruh faktor internal maupun eksternal. Akibat pengaruh faktor internal yaitu bahwa secara alamiah produk pertanian atau perkebunan bersifat biologis, sehingga pada proses penanganan sejak di kebun/lahan sampai dengan dipanen terjadi proses metabolisme secara terus menerus. Sehingga produk tersebut perlu prosedur penanganan atau operasi kerja terstandar agar produk tidak rusak atau penurunan kualitas. Demikian pula pengaruh faktor eksternal dapat memicu laju penurunan kualitas produk. Misal pengaruh kekeringan dapat menimbulkan gangguan fisiologi tanaman yang diusahakan sehingga dapat terjadi kematian atau gagal panen. Demikian pula hasil panen yang tidak ditangani secara baik hingga suhu dan kelembaban tinggi dalam suatu ruang pasca panen maka dapat terjadi kerusakan karena infeksi fungi. Memperhatikan fenomena resiko yang dapat ditimbulkan akibat cara kerja yang tidak baik maka proses kegiatan pertanian atau perkebunan memerlukan caracara kerja yang berpedoman pada standar. Penanganan proses produksi di kebun harus memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang baik dan benar yaitu dikenal dengan istilah Good Agricultural Practices disingkat GAP.  Perusahaan perkebunan besar biasanya telah memiliki suatu pedoman kerja dan standar prestasi kerja. Pedoman kerja atau prosedur operasi standar disusun untuk pekerjaan di kebun atau di lahan dan untuk pekerjaan pengolahan hasil dipabrik. SOP atau POS merupakan uraian tahapan suatu pekerjaan yang harus diikuti oleh pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan. Sifatnya memberi penjelasan bagaimana suatu proses pekerjaan yang seharusnya dijalankan secara konsisten, efektif dan efisien agar dapat dicapai hasil yang berkualitas. Berikut contoh SOP budidaya tanaman dan SOP pasca panen.

SOP budidaya tanaman perkebunan secara prinsip mencakup uraian tahapan pekerjaan dimulai dari pekerjaan:
1) Proses budidaya tanaman
a) Penyiapan lahan
b) Pembibitan tanaman
c) Penanaman tanaman
d) Pemeliharaan tanaman
e) Pemanenan

2) Standarisasi

3) Sarana budidaya tanaman

4) Pelestarian lingkungan

5) Pengawasan

Sedangkan SOP pada pekerjaan pasca panen meliputi:
a) Proses penanganan pasca panen
b) Standarisasi
c) Sarana pasca panen
d) Pelestarian Lingkungan
e) Pengawasan

SOP budidaya tanaman perkebunan pada setiap komoditas berbeda  substansinya. Demikian pula SOP pasca panen pada setiap komoditas berbeda substansinya. Berikut ini disajikan contoh kerangka SOP pasca panen kakao.

I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Maksud
C. Tujuan
D. Ruang lingkup

II. Pengertian

III. Proses Penanganan pasca panen kakao
A. Diagram alir/alur proses
B. Panen
C. Sortasi buah
D. Pemeraman atau penyimpanan buah
E. Pemecahan buah
F. Fermentasi biji
G. Perendaman dan pencucian
H. Pengeringan biji
I. Sortasi dan pengkelasan biji kering
J. Pengemasan dan penyimpanan biji

IV. Standarisasi

V. Prasarana dan Sarana Penanganan pasca panen kakao

VI. Pelestarian Lingkungan

VII. Pengawasan

Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SOP Penanganan Pasca Panen Kakao adalah:
1) Mempertahankan dan meningkat kan  mutu biji kakao
2) Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao
3) Memudahkan dalam pengangkutan hasil kakao
4) Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao
5) Meningkatkan daya saing hasil kakao
6) Meningkatkan nilai tambah hasil kakao



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment