-->

Pengaruh modernisasi terhadap perkembangan pengetahuan

Masyarakat yang sudah dewasa biasanya berhasil mengatasi tantangan dan permasalahan lingkungan setempat, telah memiliki sistem pengetahuan dan tata-nilai budaya dan identitas yang memadai, serta mampu mewariskan strategi tersebut sebagai gaya hidup ke generasi berikutnya. Pada masyarakat seperti ini gagasan-gagasan baru yang tidak mampu memperbaiki sistem penghidupan mereka merupakan penyimpangan terhadap norma. Inovasi lain yang memungkinkan untuk diadopsi biasanya akan dipadu-selaraskan dengan sistem yang ada agar tidak mengarah pada perubahan yang radikal.

Perubahan radikal seringkali dipicu oleh adanya sentuhan dari kelompok luar, yang datang berdagang, ataupun karena menjajah (perebutan daerah tersebut dengan superioritas militer). Jika masyarakat baru tersebut mengambil alih, maka sistem norma, pengetahuan dan tata-nilai lama yang tidak relevan bagi individu dalam masyarakat tersebut lama kelamanan akan terabaikan. Kemungkinan yang lebih parah adalah sistem pengetahuan lama tersebut seringkali dianggap sebagai penghambat pembangunan, bahkan secara politis sering dianggap subversif sehingga harus disingkirkan.

Sistem pendidikan formal cenderung menciptakan paradigma baru tentang apa yang dimaksud ‘modern’, sebagai suatu budaya yang superior, sehingga mengabaikan hal-hal yang bersifat tradisional seperti halnya pengetahuan lokal, cara pandang dan tata-nilai suatu masyarakat. Akibat dari pola pikir ini ada kecenderungan kebijakan yang bersifat dari atas–ke bawah (topdown), yakni transfer pola pikir dari yang terdidik kepada yang kurang terdidik. Kenyataan yang agak memprihatinkan adalah masih adanya cara pandang tersebut dan masih dominan dalam sistem penyuluhan maupun pembangunan. Sifat konservatif masyarakat sasaran, seringkali dianggap sebagai kambing- hitam penyebab rendahnya tingkat adopsi teknologi ataupun gagalnya pembangunan. Cara pandang masyarakat yang ‘kuno’ dianggap tidak relevan dengan inovasi baru adalah penghambat pembangunan. Sebagai contoh, sistem ladang berpindah merupakan indikasi keterbelakangan dan merupakan bagian dari masa lalu yang harus dihentikan.

Dewasa ini, telah terjadi pergeseran dari pengabaian ke semakin peduli terhadap pengetahuan lokal. Individu-individu di masyarakat baru mungkin menemukan bahwa terdapat kearifan tradisional dalam masyarakat tradisional. Masalah-masalah yang timbul akhir-akhir ini tidak terjadi di masa lampau, atau dengan kata lain pada masa itu sudah ada cara efektif untuk menangani masalah tersebut dan merupakan bagian dari budaya yang ada. Dengan berkembangnya wawasan ini, keseimbangan dengan mudahnya berbalik ke romantisme masa lalu, bahwa pengetahuan masyarakat petani dapat digunakan sebagai sumber inspirasi untuk perbaikannya atau bahkan ke arah ekstrim yang menganggap bahwa petani mengetahui segalanya.

Idealnya, pengetahuan lokal harus menjadi pertimbangan penting dalam pembangunan, tetapi pada kenyataannya peran pengetahuan lokal ini hanyalah sekedar pengakuan saja. Masih banyak para profesional yang kurang memperhatikan suara masyarakat secara nyata. Banyak agen pembangunan masih cenderung mengasumsikan bahwa masyarakat ingin tetap berpegang teguh pada cara kuno dan mereka tidak menemukan atau menutup-diri akan adanya celah keterpaduan antara pengetahuan lokal dan modern.

Berdasarkan perdebatan tersebut, muncul suatu pandangan baru yang lebih mengarah ke usaha serius untuk menyuarakan norma, nilai dan pengetahuan ekologi petani, serta strategi petani dalam menghadapi permasalahannya.

Evaluasi lebih lanjut tentang perbandingan antara pengetahuan lokal dan pengetahuan ilmiah, akan menghasilkan beberapa kemungkinan, di antaranya adalah:
a) sistem pengetahuan lokal dan pengetahuan ilmiah saling melengkapi,
b) kedua sistem pengetahuan tersebut selaras, sederhananya keduanya menggunakan istilah berbeda untuk hal yang sama,
c) di mana dua pandangan tersebut saling bertentangan, ini merupakan tantangan untuk diteliti secara ilmiah lebih lanjut,
d) di mana pengetahuan lokal tersebut dapat disempurnakan dan dilengkapi dengan gagasan pengetahuan modern.

Untuk membandingkan antara pengetahuan ekologi lokal dan ilmiah melibatkan dua tahap aktivitas:
a) Tahap pertama dalam proses ini adalah mengatasi adanya hambatan bahasa dengan inventarisasi istilah lokal dan kemudian diikuti oleh eksplorasi pengetahuan lokal yang ada.
b) Tahap kedua, pemahaman tentang pengetahuan lokal yang meliputi Pemahaman tentang komponen bentang lahan, iklim, tanah, vegetasi dan fauna dan tentang dinamika hubungan antar elemen-elemen tersebut, termasuk usaha-usaha pengelolaannya.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi

1 komentar:

avatar
michelleSeptember 3, 2020 at 3:39 PM

ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q