Ras 1 (sistem Wanatani Ekstensif )
Pengelolaan RAS 1
ini setara dengan hutan karet rakyat, namun bahan tanam karet lokal
diganti dengan karet klonal yang mampu tumbuh dan beradaptasi dengan
baik pada lingkungan yang menyerupai hutan sekunder. Sistem RAS 1
dibangun dengan tujuan untuk mengurangi biaya pembangunan kebun karet
namun tetap menjamin peningkatan produktivitasnya. RAS 1 ini juga
merupakan langkah dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati dan
mempertahankan fungsi hidroorologis kebun karet. Sistem RAS 1 dapat
diterapkan oleh petani yang memiliki keterbatasan tenaga kerja keluarga
dan modal, namun memiliki lahan yang cukup luas dan secara tradisional
petani telah menanam karet dengan sistem wanatani. RAS 1 dibangun dari
lahan bekas hutan karet tua, hutan sekunder atau bawas muda/semak
belukar.
Tahapan
dalam membangun kebun RAS 1 yaitu:
(1) Persiapan bahan tanam berbentuk
OPAS.
(2) Persiapan benih padi gogo.
(3) Persiapan lahan dengan cara
tebas-tebang-bakar ringan, pengajiran dan pembuatan lubang tanam hingga
siap tanam. Jarak tanam karet 3 x 6 m atau kerapatan 550 pohon/ha dengan
orientasi jarak dalam barisan karet ke arah Timur-Barat. Klon karet
yang telah dicoba dan adaptif pada kondisi RAS 1 yaitu PB260, BPM 1 dan
RRIC 100 yang dapat mencapai matang sadap pada umur 5-7 tahun.
(4)
Penanaman karet dilakukan pada musim hujan. OPAS yang sudah siap
ditanam, dibuka polibagnya dengan hati-hati dan mengikuti tahapan
penanaman seperti diuraikan sebelumnya.
(5) Padi gogo ditumpangsarikan
dengan karet hanya pada tahun pertama. Penanaman dilakukan pada awal
musim hujan, di antara barisan karet dengan varietas sesuai kondisi
lokal.
(6)
Penyiangan padi gogo dilakukan dua kali secara manual atau dengan
penyemprotan herbisida. Padi gogo biasanya dipanen sekitar 5-6 bulan.
(7) Penyiangan karet dilakukan hanya pada barisan tanaman karet selebar 1
m ke kiri dan 1 m ke kanan setiap 2-3 tiga bulan selama 2 tahun
pertama. Kemudian pada tahun selanjutnya, penyiangan dilakukan pada 1,5 m
ke kiri dan 1,5 m kanan setiap 4-6 bulan sekali.
(8) Penyiangan
pada barisan karet dilakukan dengan pencangkulan, pemotongan
rumput dan vegetasi, penebasan secara terus-menerus serta pembuatan
teras terutama pada lahan miring. Penyiangan juga dapat dilakukan
dengan penyemprotan herbisida.
(9) Vegetasi di antara barisan karet
dibiarkan tumbuh, namun tingginya dipertahankan tidak melebihi tinggi
tanaman karet. Hal ini dilakukan dengan memangkas vegetasi secara
tebang-layang atau menebas di batang namun tidak sampai ke
pangkal/akar dan memotong vegetasi yang masuk ke barisan karet.
Pemangkasan dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan di barisan
hingga umur 4 tahun.
(10) Sejak tahun ketiga, spesies pohon bermanfaat
yang tumbuh alami di dalam barisan karet dapat dipertahankan (tidak
dipangkas)
(11) Pengkayaan spesies pohon dengan menanam tanaman yang
bernilai dan toleran terhadap naungan di dalam kebun RAS 1 juga dapat
dilakukan.
(12) Pemupukan karet dilakukan setelah tanaman karet berumur 3
bulan, dan diulang kembali setiap tiga bulan hingga karet berumur tiga
tahun. Pada karet yang telah berproduksi pemupukan dilakukan setiap enam
bulan. Dosis umum per pohon yang digunakan setiap kali pemupukan adalah
50 gram Urea, 40 gram SP-36 dan 25 gram KCl. Urea tidak boleh dicampur
dengan dua jenis pupuk lainnya.
Aplikasi
pemupukan dilakukan dengan membenamkan pupuk pada empat titik yang
telah digali dengan cangkul pada jarak 50-75 cm dari pohon karet.
Sementara itu, pemupukan padi gogo pada sistem RAS 1 dilakukan dengan
menggunakan dosis rekomendasi dari Balai Penelitian Sembawa/BPS (Penot,
1997). Jenis dan dosis pupuk yang digunakan per hektar untuk padi gogo
yaitu 100 kg Urea, 160 kg SP36 dan 175 kg KCl. Jenis pupuk Urea
sebaiknya diaplikasikan tiga kali yaitu pada saat tanam padi, satu bulan
setelah tanam dan dua bulan setelah tanam.
Beberapa
keuntungan dengan menerapkan RAS 1 yaitu:
- Mengurangi biaya tenaga kerja karena pembersihan gulma hanya dilakukan pada barisan tanaman karet.
- Mengurangi biaya herbisida karena penyemprotan hanya dilakukan pada barisan penanaman.
- Menghambat penyebaran alang-alang di antara barisan tanaman karet karena ternaungi oleh vegetasi lainnya.
- Meningkatkan produktivitas karet rakyat melalui karet klonal dan diversifikasi hasil kebun.
- Melestarikan sebagian keanekaragaman hayati, termasuk spesies kayu, tumbuhan obat dan buah-buahan.
- Mencegah erosi terutama di lahan miring.
- Hingga tahun kedua penyadapan, hasil produksi karet rata-rata klon PB 260, BPM 1 dan RRIC 100 pada kondisi RAS 1 di Kalimantan Barat dan Jambi berkisar antara 1200-1700 kg/ha/tahun.
0 komentar:
Post a Comment