-->

PERSPEKTIF EKONOMI DALAM WANATANI BAG 6 [END]

e. Dapatkah  Peran  Petani   Diperluas Untuk  Mencapai Pendapatan Yang  Lebih Tinggi?


Bagaimana   petani   dapat   memperluas   perannya   dalam   pemasaran   untuk mencapai pendapatan yang lebih tinggi? Beberapa petani mengatakan bahwa mereka hanyalah petani – mereka bukan pedagang, pengolah atau pelaku pasar yang  lain.  Petani  ini  menegaskan  bahwa  mereka  tidak  mengetahui  dan  tidak dapat  melaksanakan  kegiatan  lain  di  dalam  saluran  pemasaran.  Beberapa  di antara mereka menambahkan bahwa umumnya mereka tidak tertarik untuk belajar memperluas peran mereka. Pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa hal ini merupakan penilaian diri yang terlalu pesimistis. Ada sejumlah metode yang dapat dilakukan petani untuk memperluas peran mereka dalam saluran   pemasaran   untuk   menjamin   pendapatan   yang   lebih   tinggi di antaranya adalah:
  1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk melalui intensifikasi atau sistem wanatani;
  2. Meningkatkan kualitas dan nilai produk melalui pemilahan, penggolongan, dan pengemasan; 
  3. Pengolahan bahan mentah menjadi setengah jadi; dan 
  4. Mempelajari pasar dan mengembangkan akses terhadap pasar.

Metode pertama yang disebutkan di atas menggambarkan intensifikasi peran petani yang sekarang. Cara itu dilakukan dengan menggunakan lebih banyak input: pupuk, pestisida, tenaga kerja dan yang terpenting adalah perencanaan usaha tani yang lebih baik untuk mendapatkan produk dengan kualitas tertentu untuk memenuhi peluang pasar. Tiga cara lainnya mungkin masih baru bagi kebanyakan petani akan tetapi baik dalam kapasitas mereka. Beberapa contoh akan menggambarkanya Di Krui, Lampung, petani mengembangkan sistem wanatani yang didasarkan pada produksi damar (Shorea javanica), durian, duku dan hasil pohon lainnya. Petani memanen serta memilah dan menggolongkan buah dan getah. Mereka telah mengembangkan rantai pemasaran dengan pedagang daerah, nasional dan internasional untuk menjual produk mereka dan menerima harga jual yang lebih tinggi (de Foresta, 1998). Hubungan yang serupa berkembang di Negeri Besar, Pakuan Ratu, Lampung di mana petani menjadi spesialis  penanam  jeruk  berskala  kecil.  Petani  mempraktekkan  pengelolaan intensif untuk memproduksi jeruk dengan kualitas khusus, yang dijual dengan harga yang lebih tinggi kepada pedagang tertentu yang telah menjalin hubungan yang kuat dengan petani. Petani kayu berskala kecil di Propinsi Lampung sering mengolah pohon kayu yang cepat tumbuh menjadi papan yang dijual di pasar lokal atau propinsi (Yuliyanti, 2000). Kegiatan ini umumnya meningkatkan pendapatan petani sehingga mereka bersedia untuk melaksanakan kegiatan baru ini. Melakukan kegiatan ini memerlukan lebih banyak input dari petani – tenaga kerja, waktu, modal, keterampilan dan perencanaan. Ini adalah investasi yang cukup berarti untuk petani. Sebelum merencanakan dan melaksanakan beberapa kegiatan  tersebut,  adalah  bijaksana  untuk  mengembangkan  sumber  informasi yang cukup dan jaringan lebih dulu untuk memahami permintaan pasar dan identifikasi peluang pasar. Sumber informasi yang baik meliputi produsen lokal, pedagang, pengolah, eksportir, pengecer, pegawai pemerintah, koperasi, universitas, industri terkait yang potensial. Informasi penting yang harus dikumpulkan  adalah:  spesifikasi  kualitas  produk,  kondisi permintaan/penawaran, jumlah yang diperlukan pelaku dan pasar tertentu, hubungan   harga   dengan   mutu   dan   jumlah   produk,   pola   konsumsi,   pola musiman, pelaku dan saluran pemasaran, biaya termasuk transportasi, dan lain-lain.

Kami perlu sampaikan bahwa metode lain untuk yang dapat dilakukan sehingga petani dapat meningkatkan peranan mereka dalam pemasaran dan pendapatan, antara lain:
  • Transportasi, pedagang borongan atau kegiatan perantara yang lain; 
  • Mengorganisir kelompok tani atau koperasi untuk melakukan pemasaran; atau 
  • Mengembangkan wirausaha yang mengolah bahan baku atau mengolah menjadi barang jadi.
Secara hipotesis, terdapat peluang yang patut dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan tersebut. Bagaimanapun juga, kegiatan ini bukanlah langkah pertama. Menjalankan kegiatan ini memerlukan banyak informasi, perencanaan, keterampilan dan pengetahuan baru, kerja sama di antara petani, modal dan banyak resiko keuangan. 

Tidak disarankan untuk menjalankan kegiatan ini sebelum kelompok petani mempunyai: 
1) kapasitas untuk menghasilkan produk yang berkualitas dalam jumlah yang dapat diandalkan.; 
2) membangun rantai pemasaran yang permanen dan menguntungkan; dan 
3) membangun kapasitas wirausaha yang cukup untuk menjamin keberhasilan keuangan.

Dengan kata lain, menguasai keempat kegiatan yang disebutkan sebelumnya adalah prasyarat sebelum mempertimbangkan ketiga kegiatan terakhir.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment