-->

Kerusakan Tanaman Herbal/Atsiri Akibat Serangan Hama BAG 3

Tipe-tipe alat mulut hama beserta gejala atau tanda-tanda kerusakan yang ditimbulkannya, antara lain:

a) Tipe alat mulut menggigit dan mengunyah yaitu pada kumbang  belalang, ulat dan lain-lain.
  • Tanda serangan pada daun yaitu tampak sobekan, gerek an, berlubang-lubang, daun tinggal tulang daun saja, daun merekat/menggulung  menja di satu, daun habis sama sekali 
  • Tanda serangan pada akar, me nyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati 
  • Tanda pada polong atau buah tampak berlubang, atau ada bekas gerekan 
b) Tipe alat mulut menusuk dan menghisap yaitu pada berbagai macam kepik
  • Tanda serangan pada polong atau biji banyak noda hitam bekas tusukan 
  • Daun yang terserang menjadi layu dan kering
c) Tipe alat mulut menghisap yaitu biasanya pada kutu-kutu tanaman
  • Tanda serangan pada daun yaitu munculnya cendawan jelaga 
  • Daun yang terserang ber bentuk tidak normal, kerdil, menggulung/ keriting ke dalam 
  • Bercak-bercak klorosis pada daun
d) Tipe alat mulut meraut dan meng hisap yaitu pada thrips
  • Tanda serangan pada daun terdapat bercak berwarna putih keperakan 
  • Tanaman tumbuh kerdil 
  • Jika menyerang bunga, mah kota bunga akan menjadi  gugur 
Selanjutnya, untuk mengenali hama dapat dilakukan dengan mengamti organismenya. Berikut ini akan di bahas mengenali hama melalui pengamatan langsung.

a. Teknik Pengamatan Hama 

Dalam melakukan identifikasi hama  diperlukan suatu kegiatan pengamatan langsung di lapangan. Untuk efektifitas dan efisiensi pengamatan  diperlukan suatu sampel. Sehingga tidak perlu mengamati seluruh areal pertanaman. Tata cara menentukan sampel pengamatan dilakukan me lalui sampel hama dan sampel tanaman yang terserang hama.

1) Penentuan sampel/contoh hama

Beberapa cara yang dapat dilakukan   untuk memperoleh sampel hama yang menyerang tanaman yaitu me nangkap langsung hama tersebut. Sampel hama tersebut dapat di peroleh dari kelompok vertebrata dan invertebrata.   Penangkapan hama kelompok vertebrata seperti; gajah, babi hutan atau tikus, dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap. Untuk menangkap hama  dari kelompok invertebrata seperti; serangga atau tungau dapat menggunakan perang kap seperti botol perangkap, lampu perangkap, jaring serangga (sweep net), atau menangkapnya langsung dengan tangan, atau menggunakan kuas untuk menangkap jenis kutu.

2) Penentuan sampel/contoh tanaman 

Dengan menggunakan sampel bagian tanaman yang rusak dapat digunakan untuk mengenal organisme pengganggunya. Berkaitan dengan pengambilan sampel bagian tanaman yang terserang
hama, maka terlebih dahulu ditentukan petak sampel tanaman.  Petak sampel dapat ditentukan dengan cara sistematis, besarnya petak sampel untuk pengamatan hama umumnya sebesar 5 %20% dari luas seluruh lahan tanaman yang akan diamati. Kemudian sampel tanaman yang terserang hama ditentukan dengan cara acak atau sistematis, misalnya dengan mem buat garis diagonal pada petak sampel, lalu tanaman yang berada pada garis diagonal dijadikan sebagai tanaman sampel/ contoh. Tanaman   sampel/ contoh inilah yang akan diamati.  
Tata cara penarikan tanaman contoh/ sampel dapat berbentuk huruf U atau sistem diagonal. Bentuk U biasanya digunakan untuk pertanaman yang sempit atau pada petak pertanaman yang memanjang. Contohnya pada pertanaman di teras-teras atau di lereng-lereng. Sedangkan penarikan tanaman contoh berbentuk diagonal, khususnya untuk pertanaman   yang luas). 

b. Mendiagnosa Gangguan Hama 

Diagnosa gangguan tanaman dapat diketahui melalui pengenalan gejala atau tanda-tanda serangan spesifik dari masing-masing hama. Gangguan hama dapat diketahui melalui tanda-tanda atau gejala yang tampak pada bagian tanaman. 
Proses diagnosa suatu hama dapat dilakukan melalui beberapa tahap. Pada tahap awal dapat dilakukan terhadap tanaman yang mengalami gangguan. Kegiatan yang dilakukan  adalah menjabarkan kondisi gangguan yang dapat dilihat mata. Kemudian amati kondisi di sekeliling tanaman. Jika keseimbangan lingkungan tanaman tidak sesuai, maka gangguan yang disebabkan oleh hama dapat muncul, sehingga tanaman menjadi stres. 

Tahap kedua yaitu menindaklanjuti  hasil pengamatan pada tahap kesatu. Kegiatan yang dilakukan adalah mencocokkan antara tanda atau gejala kerusakan yang tampak pada tanaman dengan penyebab kerusakan tersebut. Dengan kata lain mencari penyebab gangguan atau kerusakan tanaman tersebut. Dalam hal ini ada catatan penting yang perlu diingat yaitu bahwa satu gejala dapat diakibatkan oleh beberapa penyebab kerusakan. Berdasarkan hasil pengamatan, kemungkinan ada tiga penyebab terjadinya gangguan, yaitu kesalahan perawatan (gangguan fisiologis), gangguan yang disebabkan oleh hama  dan penyakit.

Untuk melakukan pekerjaan diagnosa hama diperlukan pengetahuan, keterampilan yang memadai di bidang tanaman dan hama tanaman serta diperlukan sikap teliti dan sabar.

1)  Kerusakan Tanaman oleh  Hama 

Untuk mendiagnosa gangguan  yang ditimbulkan oleh suatu hama,   dapat dilakukan melalui penguasaan penge tahuan tentang kondisi tanaman yang rusak atau mengalami gang guan oleh suatu hama tanaman, atau bentuk-bentuk kerusakan dari tanam an dan kotoran yang ditinggalkan oleh organisme pengganggu tanam an. Hal demikian disebut tanda kerusakan tanaman.
Kondisi tanaman yang terserang hama dapat berbentuk bekas gerekan, bekas gigitan, berlubang lubang. Kerusakan tersebut secara bertahap dapat menghambat pertum buhan dan perkembangan tanaman, akhirnya dapat menurunkan hasil  perkebunan tanaman herbal/atsiri . Bentuk kerusakan tanaman oleh serangan hama ditentukan oleh macam/jenis hama yang meng ganggu atau melakukan pengrusak an. Hama tanaman dari kelompok vertebrata seperti gajah, babi hutan, dapat menyebabkan pembibitan tanaman menjadi porak poranda. Bentuk kerusakan akibat hama kelompok  invertebrata yakni serangga



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment