-->

Kerusakan Tanaman Herbal/Atsiri Akibat Serangan Hama BAG 4

2) Mengenali Masalah yang ditimbulkan oleh  Hama  

Berbagai masalah yang disebabkan oleh hama tanaman, seperti rusak nya bagian tanaman, mulai dari bagian paling atas tanaman atau pucuk sampai ke akar terbawah. Faktor-faktor  yang  berpengaruh terhadap berkembangnya permasalahan hama tanaman dapat disebabkan oleh faktor internal hama dan eksternal hama.  Dari faktor internal dapat disebabkan dari jenis hama. Setiap hama memiliki kemampuan antara lain berkembang biak, daya tahan hidup, melakukan migrasi yang berbeda-beda. Semakin tinggi kemampuan berkembang biak, daya tahan hidupnya, dan bermigrasi, maka semakin tinggi pula permasalahan yang ditimbulkannya (bagi manusia).

Sedangkan dari faktor eksternal hama yaitu iklim dan unsurunsurnya (misal sinar matahari, curah hujan, kelembaban, dan sebagainya) serta teknik budidaya tanaman akan mendukung tingkat perkembangan suatu permasalah an yang diakibatkan oleh gangguan suatu hama.
Karena pengaruh unsur-unsur iklim tersebut hama tanaman yang bersifat endemis pada suatu daerah biasa nya dapat mereda dan menurun populasinya. Dan sebaliknya dapat bersifat eksplosif (perkembangbiakan yang sangat luar biasa)  sehingga populasi hama meningkat secara mencolok.
Keadaan alam dapat menyebabkan lingkungan hidup menjadi merosot kondisinya atau kondisi lingkungan hama tanaman  menjadi meningkat  /lebih baik. Demikian pula, faktor faktor lain seperti cara budidaya tanaman yakni kegitan persiapan lahan, penanaman, pengairan, pemupukan, akan berpengaruh ter hadap  perkembangan dan permasa lahan gangguan yang diakibatkan oleh hama tanaman. Karena itu, terkait dalam pengendalian hama, sebaiknya ditangani secara bijaksana agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

Dari uraian di atas diberikan contoh dalam melakukan diagnosis adalah sebagai berikut:
Bila Anda mengamati kondisi tanaman di lapangan, ditemukan  suatu gejala atau tanda yaitu daun terdapat garis garis putih maka diagnosa penyebab hama adalah terdapat ulat penggerek daun yang membuat terowongan dan memakan daging daun.
Contoh kasus berikutnya, yaitu bila Anda mengamati  kondisi tanaman di lapangan, ditemukan gejala atau tanda yaitu pucuk tanaman atau batang terdapat kutu berwarna putih, lama kelamaan tanaman menjadi lemah. Jadi berdasarkan hasil pengamatan di lapangan maka diagnosa penyebab hama adalah kutu putih. Permukaan kutu mempunyai lapisan lilin dan tepung berwarna putih.
Kemudian bila hasil pengamatan ditemukan tanda atau gejala  tanaman tampak layu karena batang dan daun lemah serta daun terlihat bekas bintik-bintik, diagnosis penyebab hama adalah  kutu hijau yang kadang berwarna kuning kecoklatan yang mengisap cairan pada batang dan daun tanaman.

c.  Mengendalikan Kerusakan Tanaman Akibat Hama

Atas dasar hasil diagnosa kerusakan tanaman maka dapat dilakukan tindakan pengendalian hama secara bijaksana. Metode pengendalian hama dapat dilakukan berbagai cara yakni secara fisik/mekanis, biologis, kimia, dan terpadu. Pengendalian secara fisik dapat dilakukan antara lain dengan perangkap. Sedangkan pengendalian hama secara biologis yakni menggunakan predator atau parasitoid. Untuk pengendalian hama secara kimia yaitu menggunakan bahan kimia hayati (organik) ataupun pestisida anorganik.   Pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu proses pengendalian yang dilakukan secara bijaksana dengan memperhatikan komponen tanaman, hama sebagai organisme pengganggu, lingkungan, dan peran manusia. Secara prinsip bahwa pengendalian hama secara terpadu yaitu memadukan beberapa metode pengendalian hama yang ada. Jadi tidak semata-mata hanya pada satu metode pengendalian hama.

Demikian pula untuk pengendalian hama dengan pestisida kimia anorganik harus mempertimbangkan aspek ambang ekonomi.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment