-->

Melaksanakan Penentuan Komoditas Tanaman Buah Semusim yang Akan Diusahakan BAG 2


a. Kelayakan teknis

Untuk menentukan tanaman yang akan dipilih sebagai sarana agribisnis salah satu pertimbangan yang  digunakan adalah hasil studi aspek teknis, aspek ini sebagian besar adalah kondisi riil   yang ada di alam dan merupakan  daya dukung untuk kegiatan agrisbistersebut, antara lain meliputi;

1) Lokasi 

Ada beberapa pertimbangan dalam melihat lokasi yang akan digunakan sebagai tempat agribisnis seperti:
a) Letak lokasinya apakah di Pulau jawa atau di luar jawa? Kalau dipulau jawa,   seperti kalau memilih lokasi di jawa tengah dan jawa timur   yang relatif padat penduduknya akan mempengaruhi luasan yang akan diusahakan dan ini akan berpengaruh pada hasil akhirnya,  biasanya yang dipilih cenderung termasuk tanaman buah semusim seperti semangka,  melon, timun suri,  dll. Berbeda kalau lokasi yang dipilih di jawa barat yang topografi dan perilaku iklimnya mendekati P. Sumatera pemilihan tanamannya cenderung tanaman buah tahunan seperti durian, rambutan, papaya dll. Berbeda lagi apabila lokasinya di P. Kalimantan yang tanahnya relative masam karena didominasi tanah gambut. Dapat ditanami jeruk dengan menggunakan bibit akucang

b) Elevasi tanah atau permukaan tanah dari atas permukaan laut harus diukur dengan benar  karena tanaman tertentu memperlukan persyaratan tersebut, seperti tanaman buah stroberi membutuhkan ketinggian  diatas 1000 meter di atas permukaan laut (dpl).

c) Topografi areal ialah keadaan muka bumi pada suatu daerah juga dapat mempengaruhi pemilihan jenis tanaman seperti pada tanaman buah semusimmembutuhkan areal yang relatif datar sehingga penanganannya mudah dan lancar.

2) Iklim 

Tanaman menuntut jenis iklim tertentu.Tidak semua tanaman dapat ditanam di sembarang tempat pada iklim yang berbagai macam. Sebaliknya pada iklim tertentu (yang sama) tidak semua jenis tanaman dapat hidup/produktif ditempat tersebut. Untuk menyelesaikan lingkaran hidupnya, tanaman membutuhkan jumlah panas dan jumlah air sesuai dengan kebutuhannya.
Setiap jenis dan varietas harus disesuaikan dengan panjang penyinaran seperti tanaman melon atau semangka membutuhkan panjang penyinaran ± 11 jam dibanding tanaman yang lain. Dan kebutuhan jumlah airnya tinggi tetapi apabila pada jumlah curah hujannya yang tinggi tanaman tersebut justru kurang baik karena proses pertumbuhannya lambat dan waktu panennya juga akan mundur.
Daerah suatu kulturtanaman tertentu, janganlah dianggap mutlak, sehingga keadaan itu dianggap tidak dapat dipengaruhi. Sebagai contoh kita ambil saja kultur klengkeng, di mana dahulu kala dianggap hanya dapat tumbuh di daerah dataran tinggi. Kenyataannya sekarang ini dapat ditanam dan berhasil istimewa sampai di dataran rendah.Karena majunya teknologi, dengan adanya seleksi tanaman, dapat diketemukan tanaman yang sesuai dengan keadaan iklim yang baru.

Suatu tempat, walaupun tanah dan pemeliharaannya sama, belum tentu hasil setiap tahunnya akan sama, hal ini semata-mata disebabkan karena keadaan cuaca saja. Berbagai macam cara kita bisa menyesuaikan diri dengan cuaca, tetapi pada umumnya manusia tidak dapat mengatasi pengaruhnya. Kurang lebih 30% produksi panenan tergantung dari keadaan cuaca,kadang bahkan panenan bisa gagal total hanya karena akibat cuaca buruk, termasuk banjir, erosi dan lain sebagainya.
Cuaca tidak hanya mempengaruhi kuantitas produksi (jumlahnya) melainkan juga kualitas produksi (mutunya). Karena perbedaan cuaca itulah, dalam satu tahun, tidak semua produksi tanaman kuantitas/kualitasnya sama baik/buruknya hal ini akan saling berbeda.
Cuaca tidak  hanya mempengaruhi produksi secara langsung, melainkan ada yang tidak langsung, misalnya akan timbul hama dan penyakit. Maka dengan adanya hama dan penyakit, secara langsung ataupun tidak langsung akan besar pula pengaruhnya terhadap produksi tanaman. Maka bisa terjadi bahwa musim kemarau hanya dinilai negatif saja, karena orang tidak bisa menanam. Musim kemarau sebenarnya mempunyai nilai positif pula, karena terjadinya panas dan kekeringan akan menghancurkan hama dan penyakit.

Seperti yang telah dilakukan pada kegiatan  studi kelayakan, data-data iklim seperti suhu, sinar matahari, curah hujan,  angin, kelembaban dan tingkat penguapan pada calon areal agribisnis buah semusim yang telah diperoleh sebagai dasar untuk memberikan alternatif-alternatif  jenis komoditas yang akan ditanam. Selain itu dapat juga diberikan gambaran jenis komoditas mana yang resikonya kecil dan besar, komoditas mana yang menguntungkan dan sangat menguntungkan, keuntungan dapat dilihat dari aspek profit maupun sosial.

3) Keadaan lahan/tanah

Lahan merupakan media tempat tumbuh bagi tanaman. Lahan adalah alat produksi untuk menghasilkan hasil pertanian/buah, tanpa lahan tanaman buah tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Sebegai alat produksi maka lahan dalam hal ini tanah sebagai tempat tegak tanaman, tempat untuk persediaan unsur-unsur  makanan tanaman, tempat persediaan air bagi tanaman dan udara sehingga akar dapat bernapas dan menghisap makanan dari dalam tanah.   Oleh sebab itu lahan harus disediakan sesuai peruntukkannya.
Informasi dan kondisi riil tanah merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu tanaman yang akan diusahakan. Informasi tersebut bisa dilakukan dengan pengamatan langsung seperti kondisi topografi, geografi, dll,  namun untuk melihat sifat fisik, kimia dan biologi tanah (kedalaman solum, ketinggian muka air tanah, tekstur, struktur, konsistensi, permeabilitas, dan keasaman) perlu adanya penelitian laboratorium. Selain itu diperlukan juga persyaratan tanaman mengenai kondisi lahan yang diinginkan, apakah tanah tersebut dalam katagori baik, kurang baik, atau tidak baik untuk tanaman yang dipilih. Dapat juga disajikan dengan kriteria kesesuaian lahan seperti kesesuaiannya  tinggi, sedang,  terbatas dan tidak sesuai
Setiap pengusaha tanaman pasti ingin mencari hasil kuantitas dan kualitas yang setinggi-tingginya. Keinginan tersebut dapat tercapai salah satunya adalah memperbaiki lingkungan hidup tanaman yang akan diusahakan atau mempenuhi persyaratan tumbuh tanaman tersebut (tabel 1.1). Pengaruh faktor lingkungan seperti iklim khususnya jumlah curah hujan per tahun dan keadaan tanah sangat dominan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 

Di bawah ini data-data persyaratan tumbuh untuk beberapa tanaman buah semusim

Tabel 1.  Persyaratan Tumbuh Tanaman Buah Semusim

Dari data diatas coba lakukan di daerah sekitar anda untuk mendapatkan  infomasi tentang Iklim (curah hujan, suhu kelembaban, dan panjang penyinaran), kondisi tanah ( jenis tanah, dan pHnya), dan ketinggian tanah dari permukaan laut (dpl).

a) Aspek Pasar 

Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Dalam aspekpasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dicermati adalah;
  1. Ada-tidaknya pasar (konsumen) 
  2. Seberapa besar pasar yang ada 
  3. Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis 
  4. Perilaku konsumen 
  5. Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut pasar  yang ada.
Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar, serta perilakukonsumen, maka perlu dilakukan pengamatan  pasar, dengancara:
  • Melakukan survey dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat kondisi pasaryang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli dan pesaing. 
  • Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap memegangperanan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada pesaing secara diam-diam. 
  • Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahuikeinginan dan kebutuhan konsumen saat ini. Dalam hal ini untuk mengetahuijumlah konsumen, daya beli dan selera. 

Permintaan pasar pada dasarnya menunjukkan besarnya kuantitas permintaan konsumen atas produk, segmentasi pasar juga merupakan bagian penting dalam menetukan  golongan konsumen yang potensial,   dan persaingan dari perusahaan lain, merupakan unsur -unsur yang penting dalam  menetukan perilaku pasar dalam hal ini sebagai pertimbangan untuk menentukan produk komoditas yang akan ditawarkan
Diharapkan dengan mempertimbangkan aspek pasar ini pemilihan penetuan jenis tanaman yang akan diusahakan dapat memperoleh keuntungan, dapat berkembang dan berkelanjutan.

b) Kelayakan Ekonomis 

Tujuan utama dari suatu usaha adalah memperoleh keuntungan atau laba finansial. Karena itu, penentuan layak tidaknya suatu rencana usaha akan ditentukan oleh perhitungan-perhitungan dalam analisis ekonomis. Apabila analisis kelayakan dilakukan dengan benar dan hasilnya menunjukkan layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang mengalami kegagalan. Kecuali analisis kelayakan usaha dilakukan dengan data  yang tidak benar dan atau karena adanya faktor- yang tidak terkontrol misalnya  terjadi bencana alam.
Sebelum menguraikan berbagai hal tentang analisis ekonomis,  perlu terlebih dahulu memahami masalah pembiayaan,  pendapatan, dan penyusutan.
  • Pembiayaan 
Untuk mampu menghitung pembiayaan, terlebih dahulu Anda memahami pengelompokan dalam pembiayaan.

Biaya dikelompokan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).
  1. Fixed Cost (biaya tetap), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah walaupun terjadi penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: gaji dan tunjangan, peralatan/perlengkapan (sprayer, cangkul, bak penampung air, gembor dsb), biaya penyusutan (depreciation), biaya perawatan mesin dan gedung, biaya perijinan, bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, dan biaya tak terduga, dan lain-lain. 
  2. Variabel Cost (biaya tidak tetap), yaitu: biaya yang besarnya berubah sesuai dengan penambahan dari volume produksi.  Termasuk dalam   kelompok ini adalah: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat- obatan)dan Upah harian tenaga kerja. Selain kedua kelompok pembiayaan diatas, dalam penerapannya masih terdapat pengeluaran pembiayaan lain seperti halnya untuk pengadaan tanah, bangunan, peralatan, maupun pembiayaan lainnya. 
Sehingga apabila dikelompokan, maka kelompok pembiayaan ini masuk kedalam kelompok Modal Investasi dan Modal Kerja.
  1. Modal investasi, yaitu modal yang dipergunakan untuk keperluan pengadaan atau pembelian fasilitas yang tidak langsung habis pakai, namun apablia akan digantipun dalam waktu relatif lama. Termasuk kedalam kelompok modal investasi adalah: tanah, bangunan, mesin, peralatan pabrik, perijinan, pengadaan alat-alat transportasi, peralatan kantor, perabot kantor, instalasi air dan listrik dan lain lain.  
  2. Modal kerja, yaitu: modal yang dipergunakan untuk membiayai keseluruhan kegiatan agar usaha berjalan lancar sesuai dengan rencana setelah investasi dianggap memadai. Termasuk kedalam kelompok modal kerja antara lain: bahan baku, bahan penolong, bahan bakar dan bahan pelumas, bahan pembungkus (packing), bahan untuk pembersih air (zat kimia), gaji, lembur, biaya administrasi, dan lain-lain. 
  • Pendapatan 
Pendapatan suatu usaha meliputi semua produk atau unsur yang dapat dijual dari kegiatan usaha tersebut. Produk atau unsur yang dapat dijual tidak hanya produk utama, namun dapat juga produk afkir atau produk ikutan yang dapat berupa limbah. Untuk dapat menghitung pendapatan haruslah mampu menghitung harga pokok per unit dan harga jual.

Perkiraan Laba Perusahaan 
  1. Harga pokok/unit  =  Fixed Cost + Variabel Cost    Kapasitas Normal 
  2. Harga jual = Harga pokok + Biaya Overhead Biaya Overhead, meliputi: 
    1. Bahan penolong/pembantu 
    2. Biaya pemeliharaan  
    3. Biaya tenaga kerja tak langsung 
    4. Biaya penyusutan (Depresiasi)
  3. Kapasitas Normal, diperkirakan 10% lebih kecil dari hasil yang diramalkan. 
Pada tahun pertama sejak beroperasi komersial misalkan mulamula perusahaan bekerja dengan kapasitas 50% untuk triwulan pertama, 75% untuk triwulan kedua dan 100% untuk  keempat dan seterusnya.
Laba untuk pertama, pajak pendapatan = X% = (75% ramalan) (% pajak) (Harga jual - Harga pokok)
Laba untuk tahun kedua dan seterusnya. = (kapasitas normal) (% pajak) (Harga jual - Harga pokok).
  • Penyusutan (Depresiasi) 
Untuk berjalannya suatu kegiatan usaha diperlukan pengadaan fasilitas kantor, peralatan, gedung ataupun lainnya yang sejenis. Fasilitas-fasilitas tersebut pada waktu tertentu habis masa pakainya karena usang/rusak, sehingga harus diganti. Untuk itu sebelum saatnya diganti, perlu menyisihkan dana setiap bulan untuk pengadaan fasilitas. Sehingga apabila pada saatnya harus diganti, maka telah tersedia fasilitas baru sebagai pengganti yang telah rusak/usang.

c) Bagaimana kita menilai kelayakan usaha yang direncanakan?  

Untuk menilai apakah suatu usaha yang direncanakan layak (feasible) atau tidak dilaksanakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui analisis ekonomis/finansial. Ada beberapa kriteria yang umumnya digunakan, seperti:Break Event Point (BEP) dan net benefit cost ratio (Net B/C).

Break Even Point (BEP) atau titik pulang pokok, yaitu suatu keseimbangan di mana pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga perusahaan yang bersangkutan pada tingkat omzet dan biaya-biaya tersebut di atas tidak memperoleh laba maupun rugi.

Rumus;
Analisis net B/C merupakan perbandingan antara presen value dari arus kas bersih dengan present value investasi yang dikeluarkan. Net B/C sering juga disebut sebagai profitability indeks. Kriteria penilaian dilakukan sebagai berikut: jika net B/C .> 1, maka usaha yang direncanakan layak untuk dilaksanakan, dan jika net B/C < 1 maka usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan. Selanjutnya dapat dipahami contoh analisis usaha budidaya semangka berikut ini:




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment