Kebutuhan wadah pada budidaya krustacea
Memaksimalkan keuntungan usaha merupakan tujuan dari pembudidaya. Perolehan keuntungan usaha budidaya krustasea ini berkaitan dengan sistem produksi. Sistem produksi meliputi input, proses dan output. Input merupakan sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi. Proses merupakan cara yang digunakan untuk menghasilkan produk dan output merupakan produk yang ingin dihasilkan. Untuk meminimalisir adanya hal – hal yang dianggap menjadi kendala, sehingga proses pembenihan memberikan keuntungan yang maksimal, maka dilakukan persiapan – persiapan yang berkaitan dengan pengelolaan.
Untuk dapat mengelola unit pembenihan krustasea dengan baik, diperlukan adanya pengetahuan mengenai sistem produksi, khususnya pada sasaran produksi (output). Sasaran produksi pembenihan krustase yang ingin dicapai harus sesuai dengan kemampuan modal dan keterampilan. Modal yang harus diketahui adalah modal kerja, baik investasi dan atau operasional, untuk menghindari adanya pengeluaran yang tidak diperlukan. Sedangkan sasaran produksi yang harus diketahui meliputi aset, omset, tenaga kerja, dan teknologi. Menurut Permen No. 05 tahun 2009, bahwa yang dimaksud dengan aset adalah kekayaan produktif di luar tanah dan bangunan yang dikonversi dalam rupiah; Omset adalah total volume produksi hasil pembudidayaan ikan dikali dengan harga satuan dalam satu tahun yang dikonversi dalam rupiah; Tenaga kerja adalah karyawan tetap dan/atau tidak tetap yang dimiliki dan terlibat dalam kegiatan usaha di bidang pembudidayaan ikan selain pemilik; Teknologi adalah metode dan sarana/prasarana yang digunakan dalam kegiatan pembudidayaan ikan. Untuk mengetahui kebutuhan wadah yang akan digunakan dalam usaha pembenihan krustasea, perlu ditentukan sasaran produksi yang akan dicapai.
Misalnya, berapakah kebutuhan wadah pembenihan krustasea yang diperlukan jika target panen pada akhir produksi adalah 500.000 ekor post larva ? Dalam hal ini, wadah yang harus dihitung kebutuhannya bukan hanya wadah pemeliharaan larva, karena satu sistem produksi pembenihan terdiri dari kegiatan pemeliharaan induk sampai pengelolaan pakan dan kualitas air. Oleh karena itu, kebutuhan wadah yang wajib dipenuhi juga termasuk didalamnya adalah wadah pemeliharaan dan pemijahan induk, wadah pemeliharaan larva serta wadah kultur pakan alami. Sebelum menghitung kebutuhan wadah, perlu diketahui volume wadah yang akan digunakan untuk masing – masing kegiatan pembenihan. Selain itu, data lain yang diperlukan adalah data mengenai kepadatan tebar, baik induk maupun larva yang dipelihara. Sedangkan untuk menentukan kebutuhan wadah produksi pakan alami diperlukan data mengenai dosis pakan yang diberikan. Perhatikan data produksi unit pembenihan krustasea yang tersaji pada Tabel 9 di bawah ini !
Dari data di atas, dapat kita tentukan jumlah wadah yang diperlukan agar produksi berjalan secara optimal.
Kebutuhan wadah pemeliharaan larva/benih krustasea :
Kebutuhan wadah untuk induk :
Dari contoh analisis sederhana di atas, diketahui bahwa untuk memproduksi udang sebanyak 500.000 ekor post larva, dibutuhkan wadah pemeliharaan larva sebanyak 18 buah, wadah pemeliharaan induk sebanyak 3 bak, dan untuk wadah pakan alami skeletonema membutuhkan sebanyak 1 buah. Analisis ini dapat dikembangkan hingga periode pemeliharaan 45 hari (udang panen). Untuk melanjutkan analisis tersebut, maka anda harus mengetahui tahapan – tahapan kegiatan pembenihan yang dilakukan. Misalnya saja, setelah mencapai stadia post larva, maka udang akan membutuhkan pakan Artemia. Oleh karena itu, anda harus mengumpulkan data mengenai berapa kebutuhan pakan Artemia untuk per ekor larva, berapa kepadatan tebar penetasan Artemia dan berapa volume wadah yang digunakan. Dari data tersebut di atas, anda akan memperoleh data mengenai jumlah wadah kultur Artemia yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan larva.
Untuk dapat mengelola unit pembenihan krustasea dengan baik, diperlukan adanya pengetahuan mengenai sistem produksi, khususnya pada sasaran produksi (output). Sasaran produksi pembenihan krustase yang ingin dicapai harus sesuai dengan kemampuan modal dan keterampilan. Modal yang harus diketahui adalah modal kerja, baik investasi dan atau operasional, untuk menghindari adanya pengeluaran yang tidak diperlukan. Sedangkan sasaran produksi yang harus diketahui meliputi aset, omset, tenaga kerja, dan teknologi. Menurut Permen No. 05 tahun 2009, bahwa yang dimaksud dengan aset adalah kekayaan produktif di luar tanah dan bangunan yang dikonversi dalam rupiah; Omset adalah total volume produksi hasil pembudidayaan ikan dikali dengan harga satuan dalam satu tahun yang dikonversi dalam rupiah; Tenaga kerja adalah karyawan tetap dan/atau tidak tetap yang dimiliki dan terlibat dalam kegiatan usaha di bidang pembudidayaan ikan selain pemilik; Teknologi adalah metode dan sarana/prasarana yang digunakan dalam kegiatan pembudidayaan ikan. Untuk mengetahui kebutuhan wadah yang akan digunakan dalam usaha pembenihan krustasea, perlu ditentukan sasaran produksi yang akan dicapai.
Misalnya, berapakah kebutuhan wadah pembenihan krustasea yang diperlukan jika target panen pada akhir produksi adalah 500.000 ekor post larva ? Dalam hal ini, wadah yang harus dihitung kebutuhannya bukan hanya wadah pemeliharaan larva, karena satu sistem produksi pembenihan terdiri dari kegiatan pemeliharaan induk sampai pengelolaan pakan dan kualitas air. Oleh karena itu, kebutuhan wadah yang wajib dipenuhi juga termasuk didalamnya adalah wadah pemeliharaan dan pemijahan induk, wadah pemeliharaan larva serta wadah kultur pakan alami. Sebelum menghitung kebutuhan wadah, perlu diketahui volume wadah yang akan digunakan untuk masing – masing kegiatan pembenihan. Selain itu, data lain yang diperlukan adalah data mengenai kepadatan tebar, baik induk maupun larva yang dipelihara. Sedangkan untuk menentukan kebutuhan wadah produksi pakan alami diperlukan data mengenai dosis pakan yang diberikan. Perhatikan data produksi unit pembenihan krustasea yang tersaji pada Tabel 9 di bawah ini !
Dari data di atas, dapat kita tentukan jumlah wadah yang diperlukan agar produksi berjalan secara optimal.
Kebutuhan wadah pemeliharaan larva/benih krustasea :
Kebutuhan wadah untuk induk :
Dari contoh analisis sederhana di atas, diketahui bahwa untuk memproduksi udang sebanyak 500.000 ekor post larva, dibutuhkan wadah pemeliharaan larva sebanyak 18 buah, wadah pemeliharaan induk sebanyak 3 bak, dan untuk wadah pakan alami skeletonema membutuhkan sebanyak 1 buah. Analisis ini dapat dikembangkan hingga periode pemeliharaan 45 hari (udang panen). Untuk melanjutkan analisis tersebut, maka anda harus mengetahui tahapan – tahapan kegiatan pembenihan yang dilakukan. Misalnya saja, setelah mencapai stadia post larva, maka udang akan membutuhkan pakan Artemia. Oleh karena itu, anda harus mengumpulkan data mengenai berapa kebutuhan pakan Artemia untuk per ekor larva, berapa kepadatan tebar penetasan Artemia dan berapa volume wadah yang digunakan. Dari data tersebut di atas, anda akan memperoleh data mengenai jumlah wadah kultur Artemia yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan larva.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment