-->

Anatomi Pencernaan Ruminansia bag 1

Setiap makhluk hidup harus menyelenggarakan fungsi kehidupan seperti makan, bernapas, bergerak ataupun fungsi lainnya. Fungsi hidup tersebut diatur dan dikendalikan dengan cara  atau mekanisme tertentu agar makhluk hidup tersebut dapat tetap hidup. Hewan memerlukan energi untuk hidupnya. Energi ini akan dicukupi dengan makanan yang dikonsumsi. Pakan hewan yang dimakan biasanya masih dalam ukuran yang besar dan komplek sehingga energi yang ada tidak dapat langsung digunakan. Hewan harus mencerna terlebih dahulu untuk dapat memanfaatkan energi yang terkandung dalam makanan tersebut.

Hewan memerlukan senyawa organik seperti karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energi untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupannya. Kemampuan hewan untuk mensistesis senyawa organik tersebut sangat terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya mengambil dari tumbuhan atau hewan lain. Pernahkah anda mengamati bagaimana cara sapi makan, kerbau mengambil rumput untuk dimasukkan dalam mulutnya,  atau kambing makan dedaunan? Apakah cara makan ketiga hewan tersebut berbeda dengan kucing atau anjing? Tentu saja ada perbedaan antara kedua kelompok hewan tersebut. Jenis pakan yang dimakan  sapi, kerbau atau kambing berbeda dengan yang dimakan anjing atau kucing. Demikian juga cara mengambil makanannyapun berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain. Sapi dan kerbau memilih rumput untuk dimakan, sedangkan kambing akan lebih menyenangi dedaunan daripada rumput. Anjing dan kucing tidak mau makan rumput atau daun, tetapi anjing dan kucing akan lahab bila diberi makan daging.




Untuk lebih jelasnya mari kita lakukan tugas pertama yaitu mengamati tingkah laku makan hewan baik ruminansia maupun non ruminansia dalam memenuhi kebutuhan energinya.  Pengamatan dilakukan untuk melihat jenis pakan apa saja yang dimakan oleh sapi dan kerbau, pakan yang dimakan kambing serta pakan untuk anjing ataupun kucing. Diharapkan dari pengamatan ini anda bisa menyimpulkan mengapa hewan mempunyai kesukaan terhadap jenis pakan tertentu.

Lakukan pembagian kelompok terhadap seluruh siswa yang ada dikelasmu. Masing-masing kelompok memilih ketua dan sekretaris. Kemudian persiapkan bahan dan  peralatan untuk melakukan pengamatan terhadap cara makan hewan. Dalam berkelompok lakukan pengamatan terhadap cara makan hewan ruminansia yang ada disekolah.  Catat seluruh aktivitas yang dilakukan hewan dalam memperoleh makanannya. 
1) Bagaimana hewan tersebut mengambil rumput?
2) Bagaimana hewan memasukkan rumput kedalam mulutnya?
3) Apa yang dilakukan hewan terhadap pakan didalam mulut?
4) Mengapa pakan tersebut harus dikunyah?
5) Bagaimana hewan tersebut mengunyah makanannya?
6) Apa saja makanan hewan tersebut?
7) Apa yang dilakukan hewan pada saat hewan setelah pakan yang   
  tersedia habis?
8) Dalam posisi dimana pakan dikunyah oleh hewan?
9) Perhatikan posisi dan struktur gigi hewan ?
10) Apa fungsi lidah dalam mengambil pakan ?
11) Apa fungsi lidah dalam pengunyahan ?

Untuk memberikan arah dalam melakukan pengamatan anda dapat menggunakan tabel berikut :
 
Dari hasil pengamatan yang anda lakukan, diskusikan dalam kelompok mengapa hewan tersebut mempunyai pola makan yang seperti anda amati ? Hasil diskusi kelompok dipresentasikan didepan kelas untuk mendapat masukan dari kelompok yang lain.  Kemudian buat kesimpulan terhadap hasil pengamatan yang anda lakukan .
Organ atau sistem pencernaan hewan melaksanakan empat macam fungsi  yaitu memasukkan makanan kedalam tubuh, mengubah makanan yang kompleks menjadi sederhana, menyerap hasil pencernaan serta membawa hasil penyerapan ke dalam darah dan mengeluarkan sisa makanan yang tidak tercerna atau yang tidak dapat diserap oleh tubuh. Bagian makanan yang tercerna dan terserap digunakan oleh tubuh hewan sebagai sumber energi dan bahan pembangun tubuh. Setelah mendapatkan makanan hewan harus mencernanya dengan baik agar sarisarinya dapat diserap oleh sel-sel tubuh.

Hewan baik ruminansia maupun non ruminansia makanan dicerna dalam saluran khusus yang sudah berkembang dengan baik, pencernaan berlangsung di dalam organ khusus yang disebut organ gastrointestinal. Sistem pencernaan hewan ruminansia berbeda dengan hewan non ruminansia atau yang dikenal dengan monogastrik dan juga berbeda dengan sistem pencernaan unggas. Sapi, kerbau, kambing dan domba termasuk hewan ruminansia. Pencernaan adalah suatu proses menguraikan makanan yang mempunyai struktur yang komplek dan rumit menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk diserap tubuh hingga dapat digunakan tubuh sebagai energi dan segala fungsi metabolik lainnya. Dalam penguraian makanan ini ada beberapa tahapan, yakni penerimaan, pengunyahan, penelanan, penyimpanan, pencernaan, penyerapan, dan pembuangan. Penerimaan dilakukan didaerah mulut yang akan diikuti tahap berikutnya yaitu pengunyahan. Pengunyahan adalah merubah bentuk pakan menjadi partikel yang lebih kecil. Sedangkan penelanan adalah tahap pertama pengolahan makanan yang sebelumnya juga bahan makanan tersebut diolah menjadi bentuk lebih
kecil agar memungkinkan dipindahkan ke organ lain dengan mudah. Penyimpanan makanan sementara dilakukan di lambung yang merupakan pelebaran saluran gastrointestinal. Sedangkan pencernaan adalah tahapan kedua, yakni proses perombakan atau penguraian makanan menjadi lebih kecil lagi hingga dapat diserap tubuh. Tahap penyerapan adalah proses tubuh menyerap molekul-molekul hasil pemecahan bahan makanan. Proses pembuangan terjadi ketika sisa dari pengolahan makanan tadi telah menyisakan bagian yang sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh tubuh

Ruminansia atau dikenal juga dengan hewan memamah biak adalah hewan yang dalam aktivitas memenuhi kebutuhan perut melakukan pengunyahan kembali terhadap pakan yang sudah ditelannya. Kelompok hewan ruminansia sebagian besar pakannya adalah berupa bahan hijauan yang terdiri atas rumput atau daun-daunan, meskipun kadang-kadang juga diberikan pakan yang berupa tepung. Sebagai pakan ruminansia hijauan dapat berupa hijauan segar ataupun hijauan yang sudah diawetkan.

1. Mulut  

Rongga mulut adalah tempat pertama yang akan dilalui bahan makanan untuk diolah menjadi sumber energi bagi tubuh hewan. Pada rongga mulut terjadi 2 jenis proses pencernaan, yakni pencernaan mekanis atau fisik, dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan mekanis atau fisik ini dilakukan dengan menggunakan gerakan yang akan membuat bahan makanan terurai secara fisik, dalam artian menjadi ukuran yang lebih kecil. Pencernaan mekanis ini biasanya dilakukan dengan pengunyahan. Dengan pengunyahan bahan makanan akan terurai menjadi ukuran yang lebih kecil. Dengan ukuran yang kecil memudahkan untuk dilakukan pencernaan secara kimiawi. Selanjutnya terjadi juga pencernaan secara kimiawi dengan melibatkan enzim yakni mengurai bahan makanan menjadi unsur dan molekul yang lebih sederhana dan juga kandungan kimianya, nilai gizi di
dalamnya yang kompleks tersusun dari berbagai unsur kimiawi akan terurai menjadi bentuk halus atau molekul yang lebih sederhana.

Enzim-enzim yang dihasilkan pada rongga mulut dihasilkan dari sejumlah kelenjar ludah, terdapat 3 kelenjar ludah diantaranya adalah kelenjar parotis, submandibularis dan sublingualis. Air liur mengandung enzim ptialin (amilase ludah), yakni enzim yang mengurai karbohidrat polisakarida (amilum) menjadi maltosa(disakarida). Air liur pHnya atau tingkat keasamannya adalah hampir mendekati netral kira-kira 6,7. Kandungan airnya tinggi sekitar 98%, air liur ini berfungsi untuk membasahi makanan, membunuh bakteri yang tidak baik bagi kesehatan, mencegah mulut dari kekeringan.

2. Gigi 

Berdasarkan jenis pakan tersebut maka struktur gigi yang berkembang akan menyesuaikan terhadap kebutuhan untuk memperhalus jenis pakan tersebut. Gigi pada ruminansia yang berkembang baik adalah gigi yang diperlukan untuk mengunyah bahan hijauan agar menjadi lembut, sehingga yang berkembang adalah gigi geraham. Gigi taring tidak berkembang karena sapi tidak memerlukan taring untuk mengoyak makanannya. Tabel 1 adalah struktur gigi pada ruminansia.
 

Gigi yang berperan sebagai pencernaan mekanis ini menghaluskan dengan menumbuk atau dengan gerakan. Gigi terdiri dari akar gigi (korum), dan akar gigi (radius). Akar gigi terdiri atas dua bagian, yakni mahkota gigi (korona), dan gigi yang tertanam dalam rahang gigi. Gigi berasal dari dua jaringan embrional, yakni ektoderm dan mesoderm. Email adalah lapisan keras yang menutupi permukaan gigi. Dentin (tulang gigi) terdapat di dalam email, sementum (lapisan luar akar gigi), dan pulpa (rongga gigi) yang banyak mengandung serabut saraf dan pembuluh darah. Berdasarkan bentuknya, gigi terbagi menjadi 4 bentuk, yakni gigi seri(Incicivus) berfungsi memotong makanan, gigi taring (caninus) berfungsi merobek makanan, gigi geraham depan (premolar), dan gigi geraham belakang (molar) berfungsi mengunyah dan menghaluskan makanan 
 
Gigi pada ruminansia terdiri atas gigi seri yang digunakan untuk memotong rumput atau daun yang menjadi pakannya dan gigi geraham baik depan maupun geraham belakang yang berfungsi untuk menggiling agar pakan menjadi lebih lembut sehingga mudah dicerna . Selain fungsi utama untuk keperluan  pencernaan , gigi juga dapat  digunakan untuk menaksir umur ternak. Gigi ternak terdiri atas dua jenis gigi yaitu gigi susu dan gigi tetap. Didalam perkembangannya ada dua jenis gigi yaitu  gigi susu yang merupakan gigi yang pertama kali muncul dan akan digantikan oleh gigi tetap pada saat umur tertentu.  Perubahan perkembangan gigi susu menjadi gigi tetap da pat digunakan sebagai patokan dalam menaksir umur hewan. 

3. Lidah 

Pada saat sakit kita tidak dapat merasakan enaknya makanan yang kita makan. Semua makanan terasa sama yaitu pahit. Kita tidak dapat merasakan rasa manis, asin, pedas atau rasa yang lain. Semua makanan terasa pahit dimulut. Demikian juga apabila kita sedang mengalami sariawan, kita akan merasa kesulitan dalam melakukan pengunyahan terhadap makanan yang kita makan. Apalagi jika sariawan tersebut terjadi pada lidah, rasa sakitnya bukan main. Kita tidak bisa menempatkan makanan untuk mudah dikunyah. Makanan langsung kita telan meskipun belum halus benar. Biasanya dalam kondisi ini kita baru ingat bahwa kita punya lidah yang harus dijaga supaya tetap sehat. Kita bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa telah diberi kesehatan sehingga kita merasa nikmat dalam menikmati makanan yang kita makan.  Agar dapat lebih bersyukur lagi marilah kita pelajari fungsi lidah dalam pencernaan makanan .

Lakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Siapkan berbagai makanan dengan rasa yang berbeda-beda yaitu manis, asin , pedas, asam dan pahit
b. Cobalah merasakan makanan yang telah disediakan tersebut dengan menempatkan makan tersebut sebagai berikut :
1) Ambil makanan yang pahit, tempatkan pada ujung lidah, apa yang anda rasakan?
2) Kumur dengan air putih
3) Tempatkan makanan yang pahit tersebut pada tengah lidah,apa yang anda rasakan?
Kemudian kumur dengan air
4) tempatkan makanan tersebut pada pinggir lidah, apa yang anda rasakan?, kemudian kumur dengan air.
5) Tempatkan makanan tersebut pada pangkal lidah, apa yang anda rasakan? kemudian kumur dengan air
6) Tempatkan makanan tersebut pada lidah bagian samping , apa yang anda rasakan?
c. Lakukan untuk semua makanan yang telah tersedia
d. Catat hasil kegaiatan anda
e. Diskusikan dan buat kesimpulan terhadap hasil kegaiatan anda.

Selain gigi di dalam mulut terdapat lidah. Fungsi lidah selain mengecap rasa makanan juga membantu gigi untuk menghaluskan makanan dengan cara mengaduk dan membalik, serta memposisikannya sesuai dengan gerakan gigi. Selain itu lidah juga membantu proses penelanan, dan mengaktifkan kelenjar ludah. Pada lidah terdapat papila dan tunah pengecap. Pada bagian pangkal lidah untuk mengecap rasa pahit, bagian samping dalam untuk rasa asam, bagian depan samping untuk rasa asin, dan ujung lidah untuk merasakan rasa manis. Lidah mempunyai peran yang sangat penting dalam menjalankan fungsi sebagai pengumpan makanan untuk dikunyah gigi, fungsi sensor pengecapan yang membedakan berbagai rasa, dan membantu proses penelanan makanan. Bentuk lidah mengikuti lengkung dalam mandibula, dengan bagian-bagian terdiri dari :
  • Pangkal lidah (radix lingua base): Melekat pada oss hyoid oleh otot hyoglossus dan genioglossus, melekat pada epiglottis dengan mukosa glossoepiglottis,  melekat pada palatum molle  oleh arkus glossopalatinus. 
  • Ujung lidah (apex linguae) : Bagian lidah yang tipis, berada sisi dalam pada permukaan gigi depan.  
  • Punggung lidah (dorsum linguae) : Terdapat parit (sulcus linguae) persis di tengah pungung lidah membelah lidah simetris menjadi 2 bagian.
Pada punggung lidah dipenuhi papila-papila sensor yang berfungsi indera pengecapan. Ada beberapa jenis papila  yang memenuhi seluruh permukaan yaitu filiformis, fungiformis, sirkumvalata dan folioformis.

4. Esophagus 

Seperti disebutkan didepan esophagus adalah merupakan saluran makanan masuk menuju lambung. Esofagus yang panjangnya adalah kurang lebih 20 cm dan lebarnya 2 cm adalah jalur untuk mengalirkan makanan setelah dari farinks ke lambung. Gerakan mendorong dan meremas akan membuat bolus turun ke lambung secara perlahan. Aktivitas menelan ini termasuk pada aktivitas yang dipengaruhi kesadaran,karena bagian atas esofagus ini tersusun atas otot lurik (rangka) yang responnya dipengaruhi kesadaran. 

Adanya mukosa yang dihasilkan di esofagus juga mempermudah proses mendorong bolus ke arah lambung, sehingga bolus akan lebih licin, selain itu adanya mukus akan membuat resiko gesekan berkurang dengan licinnya permukaan, membuatnya dapat meregang untuk menampung makanan dan air sebanyak kurang lebih 2 liter

5. Lambung 

Setelah melewati esophagus makanan masuk kedalam lambung. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian. Lambung juga berfungsi untuk mencerna protein dengan mensekresikan enzim protease dan asam lambung.  Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi. 

Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dikunyah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.

Lambung berada pada sisi kiri rongga perut (abdomen), dan dibawah diafragma. Lambung dapat menyimpan seluruh makanan yang dimakan dalam satu waktu karena ukurannya yang besar tersebut maka sering disebut dengan “perut besar”. Dinding-dindingnya sangat elastis dan memiliki lipatan seperti akordion pada masing-masing ujung lambung. Spingter esophageal merupakan klep yang membatasi antara bagian esofagus dengan lambung, dan agar makanan tidak kembali ke esofagus, jadi sfingter ini hanya terbuka jika ada makanan masuk atau pada saat muntah.Sedangkan klep yang membatasi antara lambung dengan duodenum disebut dengan sfingter pilorus. 

Dinding lambung atau fundus mensekresikan suatu cairan yang sering disebut dengan “getah lambung”, yakni suatu cairan pencernaan yang bercampur dengan makanan ,dengan komposisi asam klorida (HCl) yang sangat asam, tingkat keasamannya (pH) sekitar 2, karena sangat asamnya getah lambung ini sehingga cukup untuk melarutkan paku besi. Fungsi getah lambung tersebut adalah mengurai zat-zat dalam makanan dan juga sebagai zat anti kuman apabila ada bakteri yang tertelan sewaktu makan. 

Selain getah lambung ditemukan pula enzim pepsin yang berfungsi sebagai hidrolisis(mencerna) protein. Pepsin memecah ikatan kompleks dan rumit pada protein menjadi bagian sederhana dari protein yakni asam amino. Pepsin adalah salah satu enzim yang bekerja dengan baik pada larutan asam pekat (getah lambung) yang terdapat pada lambung. Pada lambung bolus yang tercampur dan sudah diurai oleh HCl bersifat asam dan disebut dengan bubur kim. 

6. Usus

Usus atau disebut juga usus halus terdiri atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Proses pencernaan selanjutnya dilakukan di usus, sebelum mengalami penyerapan dilakukan dengan bantuan enzim yang dikeluarkan diusus.  Proses penyerapan sari makanan dari organ gastrointestinal terjadi dengan cara transpor pasif atau dengan difusi dipermudah. Transpor pasif terjadi karena ada perbedaan konsentrasi, sedangkan difusi dipermudah terjadi karena difusi dengan bantuan molekul carrier pada sel penyerap. Penyerapan karbohidrat dan protein berlangsung secara difusi dipermudah

Usus halus memiliki panjang kurang lebih 6 meter pada manusia, usus halus (small intestine) merupakan bagian dari system pencernaan yang terpanjang.Pada organ ini penyederhanaan zat yang kompleks akan dirubah dan diurai menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi daripada hasil pencernaan dari tahap-tahap sebelumnya, dan sebagian besar zatzat tersebut diserap oleh darah yang ada di pembuluh kapiler yang tersebar di usus halus ini dengan cara berdifusi, untuk selanjutnya didistribusikan bagi seluruh bagian tubuh yang membutuhkannya. 

Bagian-bagian dari usus halus sendiri terbagi menjadi 3 bagian, yakni duodenum (usus 12 jari), jejenum (usus kosong), ileum (usus penyerapan). Pada bagian duodenum kim asam yang dihasilkan dari lambung bercampur dengan getah pencernaan dari pankreas, hati, kandung empedu, dan sel-sel kelenjar pada dinding sel usus halus itu sendiri. 

Pada jejenum, makanan mengalami pencernaan secara kimiawi (dengan bantuan enzim) yang dihasilkan dari dinding usus, tekstur makanan pada fase ini lebih encer dan halus. Enzim-enzim yang dihasilkan pada usus halus meliputi : Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas; Laktase, berfungsi mengubah laktosa (semacam protein susu) menjadi glukosa; Erepsin atau dipeptidase, berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino; Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa; Disakarase, berfungsi mengubah disakarida (gula yang memiliki lebih dari 1 monosakarida) menjadi monosakarida (suatu gugus gula yag paling sederhana); Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino; Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.  Lipase berfungsi mengubah trigliserid menjadi asam lemak dan gliserol 

Dalam ileum (usus usus penyerapan) terdapat banyak vili (lipatan  atau lekukan atau sering disebut jonjot usus). Vili berfungsi memperluas bidang penyerapan usus halus sehingga penyerapan zat makanan akan lebih maksimal. 

7. Hati  

Hati memang bukan organ pencernaan, namun cairan yang dihasilkannya sangatlah penting pada proses pencernaan. Cairan yang dihasilkannya yakni cairan empedu mengandung garam dalam empedu yang berguna sekali proses pencernaan lemak. Lemak ini nantinya akan dilarutkan menjadi tetesan-tetesan halus yang akan dengan mudah dicerna dan diserap. 

Hati memiliki beberapa fungsi yakni  Metabolisme karbohidrat, yakni dengan mempertahankan gula darah. Apabila kadar gula darah rendah maka hati akan memecah glikogen. Metabolisme lemak, tugas menjadi glukosa dan mengalirkannya dalam darah hati berikutnya adalah memecah asam lemak untuk meng-hasilkan ATP (Adenosin Tri Phospat) yang merupakan sumber energi. Selain itu mengurai kolestrol untuk membentuk  Metabolisem protein, sel hati garam empedu. menghilangkan gugus amino (NH2) dari asam amino sehingga asam amino dapat digunakan untuk menghasilkan ATP (Adenosin Tri Phospat) atau diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Sisanya yang berupa amoniak (NH3) yang bersifat racun diubah menjadi urea yang tidak beracun dan  Memproses obat-obatan dan hormon, hati juga dikeluarkan bersama urin. berguna untuk menghilangkan zat beracun seperti alkohol, atau  Ekskresi bilirubin, bilirubuin mensekresi obatobatan ke dalam empedu. merupakan perombakan dari sel darah merah yang tua. Bilirubin dimetabolisme oleh bakteri dan dikeluarkan bersama tinja (feses). 

Pada ternak, makanan dicerna dalam saluran khusus yang sudah berkembang dengan sangat baik yang disebut organ gastrointestinal. Sistem gastrointestinal tersusun atas berbagai organ yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu daerah penerimaan makanan, daerah penyimpanan, daerah pencernaan dan penyerapan nutrien, serta daerah penyerapan air dan ekskresi.

Daerah penerimaan makanan adalah mulut yang dilengkapi dengan gigi dan kelenjar ludah yang berfungsi membantu proses pengunyahan dan menelan makanan. Dalam ludah terdapat enzim amilase yang berfungsi untuk pencernaan karbohidrat. Organ penerimaan makanan yang lain adalah oesophagus yang bertugas membawa makanan dari mulut kedalam lambung dengan gerakan peristaltik.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment