Anatomi Pencernaan Ruminansia bag 2
8. Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang kurang lebih 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu).Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas. Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai dengan 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri E. coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12.Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rectum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus/rektum.Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan pada bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
Hewan memamah biak (ruminansia) memiliki saluran pencernaan makanan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), abomasum (perut masam), usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sistem pencernaan pada hewan memamah biak memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan sistem pencernaan manusia. Perbedaan antara sistem pencernaan hewan memamah biak dengan manusia adalah terletak pada susunan dan fungsi gigi serta lambungnya.
Pada ternak ruminansia seperti sapi dam domba, lambung dikhususkan untuk mencerna selulosa. Pada ternak ruminansia lambungnya terdiri atas atas empat ruangan yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Dalam mencerna selulosa, ruminansia dibantu oleh bakteri dan protozoa yang hidup dalam rumen dan retikulum. Pada proses pengambilan pakan, ruminansia mengunyah rumput dan biji- bijian secara singkat lalu menelannya hingga makanan masuk kedalam rumen.
Dalam rumen terjadi pencernaan makanan secara biologis dengan bantuan bakteri dan protozoa. Selanjutnya makanan akan diteruskan ke retikulum yang akan mengubah bahan makanan menjadi gumpalan-gumpalan yang siap dimuntahkan untuk dikunyah kedua kalinya. Setelah pengunyahan yang kedua ini makanan langsung masuk kedalam omasum tanpa melewati rumen dan retikulum.
Proses pencernaan selanjutnya dilakukan di usus. Di usus makanan dicerna dengan bantuan enzim yang secara garis besar terdiri atas tiga kelompok enzim yaitu :
Enzim pemecah karbohidrat
Karbohidrat yang banyak ditemukan dalam dinding sel tumbuhan yang merupakan bahan pakan utama ternak ruminansia adalah selulosa. Selulosa tersusun atas komponen dasar penyusun selulosa yang saling berikatan dengan ikatan glikosidik. Pada ternak tidakmempunyai enzim yang dapat memecah ikatan glikosidik ini sehingga perlu bantuan bakteri dan protozoa yang memiliki enzim pemecah ikatan tersebut. Enzim yang bertanggung jawab terhadap pemecahan ikatan glikosidik tersebut adalah karbohidrase. Hasil pemecahan ini adalah disakarida, trisakarida dan polisakarida lain yang berantai lebih pendek. Karbohidrat dibedakan menjadi polisakarida dan oligosakarida. Enzim lain yang bertanggung jawab terhadap pencernaan karbohidrat adalah amilase yang terdapat pada ludah dan pankreas. Amilase ludah bertugas memecah ikatan glikosidik pada pati dan glikogen menjadi maltosa, glukosa dan oligosakarida. Amilase pankreas memecah pati menjadi dekstrin, maltotriosa dan maltosa.
Enzim lain yang penting dalam pencernaan karbohidrat adalah disakarida datau glikosidae yang akan menyederhanakan disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa menjadi glukosa, galaktosa dan fruktosa.
Enzim Pencerna Protein
Enzim proteolitik (pemecah protein) terdiri atas dua kelompok yaitu endopeptidase dan eksopeptidase. Kedua jenis enzim tersebut diperlukan untuk pencernaan protein baik pencernaan intraseluler maupun ekstraseluler. Endopeptidase bertanggung jawab untuk memecah ikatan peptida spesifik pada bagian tengah rantai protein. Kelompok enzim ini terdiri atas pepsin, tripsin dan kimotripsin.Sedangkan eksopeptida berfungsi untuk memutuskan ikatan peptida di bagian ujung rantai polipeptida, baik yang diujung yang mengandung gugus amino maupun dekat ujung yang mengandung gugus karboksil. Pemutusan ikatan peptida dilakukan dengan bantuan enzim aminopeptidase.
Enzim Pencernaan Lipid
Pencernaan lipid atau lemak dimulai setelah bahan makanan yang mengandung lipid sampai di usus. Pencernaan terjadi dengan bantuan enzim lipase usus, lipase lambung dan lipase pankreas. Enzim lipase akan menghidrolisis lipid dan trigliserida menjadi digliserida, monogliserida dan asam lemak bebas. Pencernaan lemak ini akan dipermudah oleh keberadaan garam empedu yang mampu menurunkan tegangan permukaan dan mengemulsikan tetes lemak ukuran besar menjadi butiran yang lebih kecil. Untuk dapat digunakan oleh tubuh bahan pakan yang telah dicerna dengan berbagai aktivitas termasuk bantuan enzim harus diserap oleh tubuh.Proses penyerapan sari makanan dari organ gastrointestinal terjadi dengan cara transpor pasif atau dengan difusi dipermudah. Transpor pasif terjadi karena ada perbedaan konsentrasi, sedangkan difusi dipermudah terjadi karena difusi dengan bantuan molekul carrier pada sel penyerap. Penyerapan karbohidrat dan protein berlangsung secara difusi dipermudah.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment