-->

Sistem Pencernaan Hewan Non Ruminansia

Pernahkan anda mengamati kuda yang sedang makan? Berbeda dengan  hewan ruminansia , pada hewan non rumiansia atau dikenal juga dengan  hewan monogastrik karena lambungnya hanya terdiri atas satu buah  lambung. Pada hewan non ruminansia ini ada dua jenis yaitu hewan  monogastrik dan unggas yang juga berbeda dalam sistem pencernaannya.  Hewan monogastrik karena struktur lambung yang berbeda maka agar  pakan dapat tercerna dengan baik maka struktur gigi pada hewan non  ruminansia juga berbeda dengan hewan ruminansia. Gigi pada hewan  monogastrik lebih banyak berperan dalam pencernaan secara mekanis.  Makanan yang sudah ditelan tidak dikeluarkan lagi untuk pengunyahan  kedua. Pada hewan ini pengunyahan hanya dilakukan satu kali saja. Ada
beberapa hewan yang termasuk monogastrik seperti kuda dan babi. Pada unggas pencernaan dibantu oleh empedal atau disebut juga gizzard, dimana dalam empedal ini terjadi pencernaan secara mekanis oleh dinding empedal. Pada kuda caecum sangat berperan dalam pencernaan hijauan.


Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang keduaduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci. Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat. Usus pada sapi sangat  panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Perbedaan sistem pencernaan ruminansia dan non ruminansia terletak pada struktur gigi dan lambung, sedangkan proses yang lain-lain sama. 



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment