Pruning
1) Maksud dan Tujuan Pruning
Pruning dapat dibedakan menurut maksud dan tujuannya masing- masing. Pruning menurut maksud dan tujuan tersebut diantaranya, pruning bentuk, pruning pemeliharaan, dan pruning peremajaan.Pada tanaman budidaya, pruning harus dilakukan secara kontinyu, agar tajuk tanaman dapat tumbuh dengan ideal, yaitu membulat dengan kondisi percabangan yang kokoh dan tersebar merata ke segala arah, apabila pruning pada tanaman budidaya tidak dilakukan dan dibiarkan tumbuh terus dari kecil sampai besar tanpa ada pruning, maka keadaan tanaman tersebut akan tumbuh tinggi dengan percabangan yang tidak teratur, maka hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan pemeliharaan dan pemanenan, disamping itu produksinya akan berkurang. Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal dan dapat berproduksi sesuai dengan harapan, penanganan pruning tanaman dilakukan secara serius. Dalam menunjang penanganan pruning yang serius hendaknya dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur, agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pruning, yang akan berakibat buruk terhadap tanaman, sepanjang tanaman itu tetap tumbuh.Pruning yang dilakukan terhadap tanaman mempunyai tujuan:
a) Memberikan keleluasaan masuknya cahaya kepada tanaman secara merata guna merangsang pembentukan bunga
b) Memperlancar aliran udara, sehingga proses penyerbukan bisa berlangsung secara intensif c) Menghindarkan kelembaban yang berlebihan d) Membuang semua cabang yang tidak produktif sehingga unsur hara dapat disalurkan kepada cabang-cabang yang produktif.
2) Macam-macam Pruning
Pruning atau pembuangan bagian tanaman yang tumbuhnya tidak dikehendaki, dapat dilakukan setelah batang, cabang, ranting, atau daun ditentukan terlebih dahulu. Untuk dapat mengetahui atau menentukan bagian yang akan dipotong tersebut maka, kita harus mengetahui jenis pruning. Pruning berdasarkan jenis dan tujuannya masing–masing tersebut diantaranya sebagai berikut :a) Pruning bentuk
Pruning ini dilakukan untuk membentuk pohon tersebut mempunyai kerangka (frame) pohon yang tidak terlalu tinggi, mendapatkan percabangan yang kuat serta merata kesegala arah, terbentuknya tajuk yang ideal dan dapat pula mempercepat tanaman tersebut berbuah. Agar tanaman tidak tumbuh begitu tinggi, maka perlu adanya pruning pucuk (pemenggalan), guna menghentikan pertumbuhan ke atas dan memberikan kesempatan cabang-cabang primer (samping), bisa memanjang. Dengan cara tersebut akan diperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang bertambah luas dan melebar.Pruning bentuk dilakukan pada tanaman setelah membentuk cabang primer, dengan cara memelihara 3 (tiga) cabang primer dari cabang yang terbentuk pada prapatan (jourquatte), kemudian cabang yang tertinggal harus dipilih yang sehat dan yang kuat, bahkan kalau dapat letaknya usahakan simetris terhadap titik prapatan pohon.Disamping memelihara 3 cabang primer yang sehat dan kuat, pada tahap selanjutnya adalah pengaturan tebal tipisnya perdaunan cabang primer, yakni mengurangi cabang sekunder dengan teratur. Pada ketiga cabang primer dengan jarak 30 cm dan maksimal 60 cm dari pangkal prapatan tidak dipelihara cabang-cabang sekunder, sedangkan pengaturan cabang-cabang sekunder, selanjutnya diatur agar letaknya seimbang pada cabang primer.Pengaturan cabang sekunder ini dilakukan sedemikian rupa sehingga cabang-cabang sekunder yang ditinggalkan pada cabang primer tersusun secara zig-zag. Dengan cara ini keseimbangan percabangan diharapkan dapat tercapai. Pruning ini sebaiknya dilakukan secara ringan dan bertahap, sehingga pelaksanaan pangkasan yang dilakukan pada berikutnya tidak terlalu berat.
b) Pruning Pemeliharaan
Pruning pemeliharaan merupakan pruning yang bertujuan untuk mengurangi rimbunnya pohon atau tumnbuhnya cabang–cabang baru yang tidak dikehendaki, dengan demikian sinar matahari dapat masuk serta dapat diterima dengan cukup, hal ini sangat berpengaruh terhadap tanaman, karena tanaman tersebut bisa terhindar dari tumbuhnya cendawan dan jamur yang dapat merusak pertumbuhan tanaman. Pruning pemeliharaan ditujukan untuk mempertahankan habitus pohon yang telah dibentuk, agar bentuk pohon tetap baik dengan percabangan yang seimbang sehingga distribusi daun tetap merata. Pruning pemeliharaan dilakukan pada tanaman non produktif, yaitu setelah tanaman mengalami pruning bentuk. Pruning pemeliharaan dibedakan menjadi dua yakni, pruning percabangan dan pruning akar.c) Pruning percabangan
Pruning percabangan dilakukan dengan cara pemotongan/memangkas cabang– cabang yang tidak diinginkan, seperti : tunas–tunas air, cabang–cabang yang sakit, cabang dan ranting yang kering, serta cabang yang tumpang tindih dan terlindungi masuknya sinar matahari, sehingga tidak melakukan asimilasi sendiri. Pruning percabangan terbagi dalam dua bagian yakni pruning berat dan pruning ringan. Pruning berat dilakukan pada awal musim hujan atau pada akhir musim kemarau. Pruning ini dilakukan pada cabang primer yang tidak berproduktif atau cabang tersebut sudah tua dan kering serta pruning dilakukan padacabang yang terserang hama dan penyakit, dan cabang–cabang yang liar serta daun yang mengering. Pruning ringan atau pewiwilan dilakukan dengan cara membuang tunas wiwilan yang tumbuhnya tidak dikehendaki.d) Pruning perakaran
Pruning akar dilakukan jika tanaman tersebut terlalu cepat dalam pertumbuhannya, tetapi keadaan pertumbuhan bunga dalam keadaan kurang baik, maka untuk mencegah kemungkinan tersebut, kita lakukan penghambatan pertumbuhan dengan jalan memotong perakaran. Pemotongan akar dilakukan dibagian luar mahkota daun dan harus dilakukan dengan hati–hati, pruning ini dilakukan pada akar yang masih kecil, pemangkasan pada akar tidak boleh terlalu banyak sebab bisa mengakibatkan kematian. Pruning pada perakaran hendaknya dilakukan secara intensif guna mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang bisa diatur dan akan menghemat dalam penggunaan pupuk, hal ini disebabkan penyerapan unsur hara oleh akar akan terbatas, karena penyerapanunsur hara dibatasi oleh adanya alur–alur yang diputus oleh pisau, terutama pada bagian mahkota daun.
e) Pruning peremajaan
Pruning peremajaan bertujuan untuk memperlakukan tanaman yang sudah tua dan tanaman yang tidak produktif menjadi muda tanpa melakukan penanaman kembali.Pruning ini dilakukan dengan cara memangkas dahan pohon tersebut, serta pemotongan pada batang pokok tanaman, dengan kondisi keadaan tanaman tersebut sudah tidak memenuhi syarat untuk dipertahankan.Pada prinsipnya peremajaan dengan memangkas dahan atau batang pokok ini, tidak hanya untuk membuat tanaman tersebut menjadi muda kembali, akan tetapi tujuan yang utama adalah memperbaikisifat–sifat pohon yang kurang baik. Perbaikan ini dilakukan dengan cara menyambung atau mengokulasi tunas–tunas yang tumbuh setelah pruning dengan entres/mata tunas yang berasal dari tanaman sejenis yang lebih baik sifatnya.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment