Terancamnya pengetahuan indigenous dan pengetahuan lokal
Adanya pengaruh globalisasi, mau tidak mau akan memaksa masyarakat
tradisional untuk menjadi bagian dari masyarakat global dengan tatanan
baru. Tekanan pada masyarakat indigenous untuk berintegrasi ke dalam
tatanan masyarakat yang lebih besar akan menyebabkan pengetahuan
indigenous yang ada mungkin menjadi kurang relevan. Kekuatan ekonomi
dan sosial secara perlahan dan pasti seringkali menghancurkan struktur
sosial yang menciptakan pengetahuan dan praktek indigenous tersebut.
Menurut Grenier (1998), adanya penetrasi pasar baik nasional
maupun internasional serta pemaksaan sistem pendidikan dan agama dan pengaruh kuat dari berbagai proses pembangunan akan mengarah pada budaya dunia yang semakin homogen. Sebagai akibatnya adalah tata-nilai, kepercayaan, adat istiadat, ketrampilan dan praktek indigenous mau tidak mau juga akan dipengaruhi.
Adanya perubahan lingkungan, sosial, ekonomi dan politik yang cepat di berbagai daerah yang dihuni oleh masyarakat indigenous akan membahayakan bagi pengetahuan indigenous. Mereka akan kewalahan menghadapi tekanan kuat dari luar, sehingga pengetahuan indigenousnya mungkin menjadi kurang relevan lagi. Generasi yang lebih mudapun akan memperoleh dan menerapkan tata-nilai dan gaya hidup baru yang berbeda dengan tatanan lama karena adanya pengaruh globalisasi. Karena menjadi kurang relevan lagi, maka jaringan komunikasi tradisionalpun akan hancur. Ini berarti bahwa generasi yang lebih tua akan mati tanpa mewariskan pengetahuannya pada anak cucunya. Jika proses ini terus berlangsung tanpa usaha untuk melestarikannya maka basis pengetahuan yang ada akan menjadi semakin lemah bahkan mungkin hilang tak berbekas. Pada banyak kasus, tidak hanya pengetahuan indigenous mereka saja yang terancam bahkan yang lebih parah dari itu adalah keberadaan masyarakat indigenous tersebut juga terancam.
Untuk itu para peneliti dapat membantu dalam menjaga dan tetap melestarikan pengetahuan indigenous, dengan cara sebagai berikut:
a) Rekam dan gunakan pengetahuan indigenous: dokumentasikan pengetahuan indigenous dengan demikian masyarakat ilmiah maupun setempat dapat mempergunakannya dalam memformulasikan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan.
b) Bangkitkan kepedulian masyarakat tentang nilai pengetahuan indigenous: Rekam dan sebarkan tentang kisah keberhasilan pengetahuan indigneous dalam bentuk lagu, permainan, dongeng, video dan dalam bentuk media komunikasi lain baik yang tradisional maupun modern. Pupuk rasa bangga masyarakat akan pengetahuan mereka sendiri.
c) Bantu masyarakat untuk merekam dan mendokumentasikan praktek lokal mereka: Libatkan masyarakat setempat dalam merekam pengetahuan mereka dengan melatihnya sebagaimana layaknya para peneliti dan bila perlu sediakan peralatan untuk pendokumentasiannya.
d) Buat pengetahuan indigenous agar mudah diakses: sebarluaskan pengetahuan indigenous kembali ke masyarakat melalui laporan berkala, video, buku atau dalam bentuk media lainnya.
e) Perhatikan hak cipta intelektual: buat persetujuan bahwa pengetahuan indigenous tidak disalahgunakan dan keuntungan akan kembali lagi ke masyarakat di mana pengetahuan tersebut berasal (Sumber: IIRR, 1996).
Integrasi yang efektif pengetahuan lokal dengan pengetahuan ilmiah untuk pemahaman proses ekologi yang lebih baik memerlukan teknik pengumpulan dan penyusunan pengetahuan masyarakat lokal. Banyak bukti menunjukkan bahwa praktek pertanian indigenous yang tidak sehat dan tidak mampu memenuhi tuntutan petani dalam memenuhi kebutuhannya tidak mampu untuk terus bertahan. Namun demikian, ada kemungkinan bahwa salah satu bentuk praktek pertanian tersebut mungkin menjadi layak kembali karena perubahan kondisi dan tuntutan yang baru yang mempunyai kondisi serupa dengan sebelumnya. Untuk mencegah erosi pengetahuan lokal serta lebih mendayagunakannya, pengetahuan tersebut
seharusnya didokumentasikan dalam bentuk simpanan yang dapat diakses dan dianalisis secara lebih mudah dan efektif.
maupun internasional serta pemaksaan sistem pendidikan dan agama dan pengaruh kuat dari berbagai proses pembangunan akan mengarah pada budaya dunia yang semakin homogen. Sebagai akibatnya adalah tata-nilai, kepercayaan, adat istiadat, ketrampilan dan praktek indigenous mau tidak mau juga akan dipengaruhi.
Adanya perubahan lingkungan, sosial, ekonomi dan politik yang cepat di berbagai daerah yang dihuni oleh masyarakat indigenous akan membahayakan bagi pengetahuan indigenous. Mereka akan kewalahan menghadapi tekanan kuat dari luar, sehingga pengetahuan indigenousnya mungkin menjadi kurang relevan lagi. Generasi yang lebih mudapun akan memperoleh dan menerapkan tata-nilai dan gaya hidup baru yang berbeda dengan tatanan lama karena adanya pengaruh globalisasi. Karena menjadi kurang relevan lagi, maka jaringan komunikasi tradisionalpun akan hancur. Ini berarti bahwa generasi yang lebih tua akan mati tanpa mewariskan pengetahuannya pada anak cucunya. Jika proses ini terus berlangsung tanpa usaha untuk melestarikannya maka basis pengetahuan yang ada akan menjadi semakin lemah bahkan mungkin hilang tak berbekas. Pada banyak kasus, tidak hanya pengetahuan indigenous mereka saja yang terancam bahkan yang lebih parah dari itu adalah keberadaan masyarakat indigenous tersebut juga terancam.
Untuk itu para peneliti dapat membantu dalam menjaga dan tetap melestarikan pengetahuan indigenous, dengan cara sebagai berikut:
a) Rekam dan gunakan pengetahuan indigenous: dokumentasikan pengetahuan indigenous dengan demikian masyarakat ilmiah maupun setempat dapat mempergunakannya dalam memformulasikan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan.
b) Bangkitkan kepedulian masyarakat tentang nilai pengetahuan indigenous: Rekam dan sebarkan tentang kisah keberhasilan pengetahuan indigneous dalam bentuk lagu, permainan, dongeng, video dan dalam bentuk media komunikasi lain baik yang tradisional maupun modern. Pupuk rasa bangga masyarakat akan pengetahuan mereka sendiri.
c) Bantu masyarakat untuk merekam dan mendokumentasikan praktek lokal mereka: Libatkan masyarakat setempat dalam merekam pengetahuan mereka dengan melatihnya sebagaimana layaknya para peneliti dan bila perlu sediakan peralatan untuk pendokumentasiannya.
d) Buat pengetahuan indigenous agar mudah diakses: sebarluaskan pengetahuan indigenous kembali ke masyarakat melalui laporan berkala, video, buku atau dalam bentuk media lainnya.
e) Perhatikan hak cipta intelektual: buat persetujuan bahwa pengetahuan indigenous tidak disalahgunakan dan keuntungan akan kembali lagi ke masyarakat di mana pengetahuan tersebut berasal (Sumber: IIRR, 1996).
Integrasi yang efektif pengetahuan lokal dengan pengetahuan ilmiah untuk pemahaman proses ekologi yang lebih baik memerlukan teknik pengumpulan dan penyusunan pengetahuan masyarakat lokal. Banyak bukti menunjukkan bahwa praktek pertanian indigenous yang tidak sehat dan tidak mampu memenuhi tuntutan petani dalam memenuhi kebutuhannya tidak mampu untuk terus bertahan. Namun demikian, ada kemungkinan bahwa salah satu bentuk praktek pertanian tersebut mungkin menjadi layak kembali karena perubahan kondisi dan tuntutan yang baru yang mempunyai kondisi serupa dengan sebelumnya. Untuk mencegah erosi pengetahuan lokal serta lebih mendayagunakannya, pengetahuan tersebut
seharusnya didokumentasikan dalam bentuk simpanan yang dapat diakses dan dianalisis secara lebih mudah dan efektif.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment