-->

Seleksi Calon Induk Krustasea Bagian 3 - Udang Vannamei

2) Udang vannamei (Litopenaeus vannamei)  

Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang yang memiliki pertumbuhan cepat dan nafsu makan tinggi, namun ukuran yang dicapai pada saat dewasa lebih kecil dibandingkan udang windu (Paneus monodon), habitat aslinya adalah di perairan Amerika, tetapi spesies ini hidup dan tumbuh dengan baik di Indonesia. Udang vannamei masuk ke Indonesia pada tahun 2001, namun produksi benur pada kegiatan pembenihan vannamei baru dirintis pada tahun 2003. Udang vannamei memiliki beberapa nama, seperti whiteleg shrimp (Inggris), crevette pattes blances (Perancis), dan camaron patiblanco (Spanyol).
Di pilihnya udang Vannamei ini di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) sangat diminati dipasar Amerika, (2) lebih tahan terhadap penyakit dibanding udang putih lainnya, (3) pertumbuhan lebih cepat dalam budidaya, (4) mempunyai toleransi yang lebar terhadap kondisi lingkungan.

Udang Vannamei termasuk genus paneus, namun yang membedakan dengan genus paneus lain adalah mempunyai sub genus litopenaeus yang dicirikan oleh bentuk thelicum terbuka tetapi tidak ada tempat untuk penyimpanan sperma. Ada dua spesies yang termasuk sub genus Litopenaeus yakni Litopenaeus vannamei dan Litopenaeus stylirostris. Udang putih mempunyai carapace yang transparan, sehingga warna dari perkembangan ovarinya jelas terlihat. Pada udang betina, gonad pada awal perkembangannya berwarna keputih-putihan, berubah menjadi coklat keemasan atau hijau kecoklatan pada saat hari pemijahan.

Sifat hidup dari udang putih adalah catadromous atau dua lingkungan, dimana udang dewasa akan memijah di laut terbuka. Setelah menetas, larva dan yuwana udang putih akan bermigrasi ke daerah pesisir pantai atau mangrove yang biasa disebut daerah estuarine tempat nurseri groundnya, dan setelah dewasa akan bermigrasi kembali ke laut untuk melakukan kegiatan pemijahan seperti pematangan gonad (maturasi) dan perkawinan. Hal ini sama seperti pola hidup udang penaeid lainnya, dimana mangrove merupakan tempat berlindung dan mencari makanan setelah dewasa akan kembali ke laut.
Udang vannamei betina tumbuh lebih cepat dari pada udang vannamei jantan. Bobot udang vannamei dewasa dapat mencapai 20 gram dan diatas berat tersebut, udang ini tumbuh dengan lambat yaitu kurang lebih 1 gram per minggu. Ukuran calon induk betina yang baik adalah lebih besar dari 40 gram dan untuk udang jantan diatas 35 gram. Udang betina yang ideal untuk dipergunakan dalam pembenihan berukuran antara 40 - 50 gram. Sedangkan ukuran panjang tubuh udang betina yang termasuk kriteria produktif antara 20 cm hingga 25 cm (diukur mulai dari ujung telson hingga pangkal mata atau panjang standar). Dan untuk memilih calon induk udang jantan sebaiknya berukuran sedang, yaitu memiliki panjang tubuh antara 15 cm hingga 20 cm.

Organ reproduksi udang vannamei betina terdiri dari sepasang ovarium, oviduk, lubang genital dan telikum. Ovarium berbentuk tubular, simetrik bilateral, terletak di bagian ventral hingga rongga dada dan berkembang ke arah posterior hingga organ genital eksternal, sedangkan telikum berfungsi sebagai tempat untuk menampung sperma yang akan dilepasakan pada saat pemijahan dan terletak antara pangkal kaki jalan ke – 4 dan ke – 5. Udang jantan memiliki organ reproduksi yang terdiri dari testes, vasa defrensia, petasma dan apendiks maskulina, Petasma terletak pada pangkal kaki renang pertama.

Sebelum ditebar kantong pengangkutan induk dimasukkan kedalam bak yang telah di isi air dan di aerasi selama ± 30 menit, setelah itu suhu air kantong ataupun suhu air bak diperiksa. Apabila sudah tidak ada perbedaan suhu atau apabila perbedaannya hanya 1-2 0C, maka induk dapat dilepaskan dalam bak. Begitupun untuk salinitas, apabila perbedaan salinitas antara air dalam kantong dengan air dalam bak kurang dari 5 ppt maka induk sudah dapat ditebar



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment