Impedansi Antena
Impedansi input suatu antena adalah impedansi pada terminalnya.
Impedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek-obyek
yang dekat dengannya. Untuk mempermudah dalam pembahasan diasumsikan
antena terisolasi.
Impedansi antena terdiri dari bagain riil dan imajiner, yang dapat dinyatakan
dengan :
Faktor ½ muncul karena arus didefinisikan sebagai harga puncak. Daya dissipasi dapat diuraikan menjadi daya rugi ohmic dan daya rugi radiasi, yang dapat ditulis dengan :
Sehingga definisi resistansi radiasi dan resistansi ohmic suatu antena pada terminal input adalah :
Resistansi radiasi merupakan relatif terhadap arus pada setiap titik antena. Biasanya digunakan arus maksimum, dengan kata lain arus yang digunakan pada persamaan 1.30 adalah arus maksimum. Sifat ini sangat mirip dengan impedansi beban pada teori rangkaian. Antena dengan dimensi kecil secara listrik mempunyai reaktansi input besar, sebagai contoh dipole kecil mempunyai reaktansi kapasitif dan loop kecil mempunyai reaktansi induktif. Untuk memaksimumkan perpindahan daya dari antena ke penerima, maka impedansi antena haruslah conjugate match (besarnya resistansi dan reaktansi sama tetap berlawanan tanda). Jika hal ini tidak terpenuhi maka akan terjadi pemantulan energi yang dipancarkan atau diterima, sesaui dengan persamaan sebagai berikut :
Sedangkan Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), dinyatakan sebagai berikut :
Impedansi antena juga dapat diketahui dengan mengetahui koefisien pantul dengan persamaan :
Koefisien pantul sangat menentukan besarnya VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) antena, karena dengan VSWR ini juga dapat ditentukan baik buruknya antena, yang dinyatakan oleh persamaan :
VSWR adalah pengukuran dasar dari impedansi matching antara transmitter dan antena. Semakin tinggi nilai VSWR maka semakin besar pula mismatch, dan semakin minimum VSWR maka antena semakin matching. Dalam perancangan antena biasanya memiliki nilai impedansi masukan sebesar 50 Ω atau 75 Ω.
Jika sebuah antena secara pengukuran tidak sesuai impedansinya dengan perangkat pemancarnya maka akan terjadi kerugian, yaitu daya dari pemancar tidak bisa di transmisikan oleh antena secara maksimal. Ini akan mengakibatkan antara lain :
1. Jangkauan pemancar tidak bisa maksimal (sejauh mungkin) sesuai dengan daya pancar pemancar yang seharusnya.
2. Akan terjadi daya balik ke pemancar sehingga pemancar akan panas dan pada akhirnya akan rusak. 3. Timbulnya berbagai ganguan (harmonisa) yang berasal dari antena tersebut yang mengganggu penerimaan antena-antena yang berada di sekitarnya, misalnya penerima Radio atau Televisi disekitar pemancar tersebut.
Untuk mengukur apakah antena sudah matching dengan perangkat pemancar, dibutuhkan alat yang namanya SWR Meter. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan SWR Meter adalah frekuensi kerja dari pemancar harus sesuai dengan kemampuan kerja frekuensi SWR. Selain itu juga kemampuan daya SWR harus sesuai dengan daya pemancar yang akan di ukur. Dalam prakteknya VSWR harus bernilai lebih kecil dari 2 (dua).
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment