FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ANAK-ANAK BERPRIBADI BURUK
Apabila bila kita analisis faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak memiliki
kepribadian buruk, sehingga mengakibatkan merosotnya moral pada masyarakat
sangat banyak sekali. Menurut Zakiyah Darajat (1988), antara lain yang terpenting
adalah:
1. Kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat.
Keyakinan beragama yang didasarkan atas pengertian yang sungguh-
sungguh dan sehat tentang ajaran agama yang dianutnya, kemudian diiringi
dengan pelaksanaan ajaran-ajaran tersebut merupakan benteng moral yang paling
kokoh. Apabila keyakinan beragama itu betul-betul telah menjadi bagian integral
dari kepribadian seseorang, maka keyakinannya itulah yag akan mengawasi
segala tindakan, perkataan bahkan perasaannya. Jika terjadi tarikan orang kepada
sesuatu yang tampaknya menyenangkan dan menggembirakan, maka
keimanannya cepat bertindak meneliti apakanhal tersebut boleh atau terlarang
oleh agamanya. Andaikan termasuk hal yang terlarang, betapapun tarikan luar itu
tidak akan diindahkannya, karena ia takut melaksanakan yang terlarang dalam
agama. Jika setiap orang kuat keyakinannya kepada Tuhan, mau menjalankan
agama dengan sungguh-sungguh, maka tidak perlu polisi, tidak perlu pengawasan
yag ketat, karena setiap orang dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau
melanggar hukum-hukum dan ketentuan Tuhannya. Semakin jauh masyarakat
dari agama, semakin susah memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan
semakin kacaulah suasana, karena semakin banyaknya pelanggaran-pelanggaran
atas hak dan hukum.
2. Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial, dan
politik.
Faktor kedua yang ikut mempengaruhi moral masyarakat ialah kurang
stabilnya keadaan, baik ekonomi, sosial, maupun politik. Kegoncangan atau
ketidakstabilan suasana yang melingkungi seseorang menyebabkan gelisah dan
cemas, akibat tidak dapatnya mencapai rasa aman dan ketenteraman dalam hidup.
Demikian juga dengan keadaan sosial dan politik, jika tidak stabil, maka akan
menyebabkan orang merasa takut, cemas dan gelisah, dan keadaan seperti ini
akan mendorong pula kepada kelakuan-kelakuan yang mencari rasa aman yang
kadang-kadang menimbulkan kecurigaan, tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan,
kebencian kepada orang lain, adu domba, fitnah dan lain sebagainya. Hal ini
semua mudah terjadi pada orang yang kurang keyakinannya kepada agama, dan
mudah menjadi gelisah.
3. Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya, baik di rumah tangga,
sekolah maupun masyarakat.
Faktor ketiga yang juga penting adalah tidak terlaksananya pendidikan
moral dengan baik dalam rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Pembinaan
moral seharusnya dilaksanakan sejak anak kecil sesuai dengan kemampuan dan
umurnya. Karena setiap anak lahir belum mengerti mana yang benar dan mana
yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang berlaku dalam
lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan sikap-sikap yang dianggap baik
untuk pertumbuhan moral, anak-anak aka dibesarkan tanpa mengenal moral itu.
Juga perlu diingat bahwa pemahaman tentang moral belum dapat menjamin
tindakan moral. Moral bukanlah suatu pelajaran atau ilmu pengetahuan yang
dapat dicapai dengan mempelajari, tanpa membiasakan hidup bermoral dari kecil,
karena moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian. Di sinilah peranan
orangtua, guru dan lingkungan yang sangat penting. Jika anak dilahirkan dan
dibesarkan oleh orang tua yang tidak bermoral atau tidak mengerti cara mendidik,
ditambah pula dengan lingkungan masyarakat yang goncang dan kurang
mengindahkan moral, maka sudah barang tentu hasil yang akan terjadi tidak
menggembirakan dari segi moral.
4. Suasana rumah tangga yang kurang baik.
Faktor yang terlihat pula dalam masyarakat sekarang ialah kerukunan
hidup dalam rumah tangga kurang terjamin. Tidak tampak adanya saling
pengertian, saling menerima, saling menghargai, saling mencintai di antara suami
isteri. Tidak rukunnya ibu-bapak menyebabkan gelisahnya aak-anak, mereka
menjadi takut, cemas dan tidak tahan berada ditengah-tengah orangtua yang tidak
rukun. Maka anak-anak yang gelisah dan cemas itu mudah terdorong kepada
perbuatan-perbuatan yang merupakan ungkapan dari rasa hatinya, biasanya akan
mengganggu ketenteraman orang lain. Demikian juga halnya dengan anak-anak
yang merasa kurang mendapat perhatian, kasih saying dan pemeliharaan orang
tua akan mencari kepuasan di luar rumah.
5. Diperkenalkannya secara populer obat-obat dan alat-alat anti hamil.
Suatu hal yang sementara pejabat tidak disadari bahayanya terhadap
moral anak-anak muda adalah diperkenalkanya secara populer obat-obatan dan
alat-alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Seperti kita ketahui bahwa
usia muda adalah usia yang baru mengalami dorongan seksuil akibat
pertumbuhan biologis yang dilaluinya, mereka belum mempunyai pengalama,
dan jika mereka juga belum mendapat didikan agama yang mendalam, merka
akan dengan mudah dapat dibujuk oleh orang-orang yag tidak baik, yang hanya
melampiaska hawa nafsunya. Dengan demikian, akan terjadilah obat atau alat-
alat itu digunakan oleh anak-anak muda yang tidak terkecuali anak-anak sekolah
atau mahasiswa yang dapat dibujuk oleh orang yang tidak baik itu oleh kemauan
mereka sendiri yang mengikuti arus darah mudanya, tanpa terkendali. Orang
tidak ada yang tahu, karena bekasnya tidak terlihat dari luar.
6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, kesenian-kesenian
yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral.
Suatu hal yang belakangan ini kurang mendapat perhatian kita ialah
tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, kesenian-kesenian,
dan permainan-permainan yang seolah-olah mendorong aak muda untuk
mengikuti arus mudanya. Segi-segi moral dan mental kurang mendapat perhatian,
hasil-hasil seni itu sekedar ungkapan dari keinginan dan kebutuhan yang
sesungguhnya tidak dapat dipenuhi begitu saja. Lalu digambarka dengan sangat
realistis, sehingga semua yang tersimpan di dalam hati anak-anak muda diungkap
dan realisasinya terlihat dalam cerita, lukisan atau permainan tersebut. Ini pun
mendorong aak-anak muda ke jurang kemerosotan moral.
7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang (leisure time) dengan cara
yang baik, dan yang membawa kepada pembinaan moral.
Suatu faktor yang juga telah ikut memudahkan rusaknya moral anak-anak
muda ialah kurangnya bimbingan dalam mengisi waktu luang dengan yang baik
dan sehat. Umur muda adalah umur suka berkhayal, melamunkanhal yang jauh.
Kalau mereka dibiarkan tanpa bimbingan dalam mengisi waktunya, maka akan
banyak lamunan dan kelakuan yang kurang sehat timbul dari mereka.
8. Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-
anak dan pemuda-pemuda.
Terakhir perlu dicatat, bahwa kurangnya markas bimbingan dan
penyuluhan yang akan menampung dan menyalurkan aak-aak kea rah mental
yang sehat. Dengan kurangnya atau tidak adanya tempat kembali bagi anak-anak
yang gelisah dan butuh bimbingan itu, maka pergilah mereka berkelompok dan
bergabung dengan aak-anak yang juga gelisah. Dari sini akan keluarlah model
kelakuan yang kurang menyenangkan.
0 komentar:
Post a Comment