-->

Sembilan tips penting yang wajib dilakukan oleh sang juru bicara

Berikut ini sembilan tips penting yang wajib dilakukan oleh sang juru bicara. Tips ini sangat penting terutama bagi anda seorang pemula.

  1. Develop a message: Ini sangat penting  apa yang ingin anda sampaikan pada saat wawancara. Tuliskan tiga  kalimat yang paling penting anda ingin berkomunikasikan kepada penonton. 
  2. Repeat, repeat, repeat : Anda harus mengartikulasikan setidaknya satu dari pesan anda dalam setiap jawaban. Anda tidak harus seperti burung beo yang selalu mengulang kembali kata demi kata tetapi harus mengkomunikasikannya dengan cerdik, dan fokus pada pesan inti. 
  3. Transition: Tidak ada pertanyaan “sempurna”. Ini pekerjaan Anda sebagai juru bicara untuk membuat transisi, atau “jembatan,” dari pertanyaan mereka untuk pesan anda. Untuk membantu anda melakukan itu, anda dapat menggunakan baris seperti, “Yang paling penting untuk diingat adalah …” atau, “Yah, seperti apa yang kita lihat di sini adalah ….” 
  4. Don’t make a new friend: Jika dalam  20 menit  wawancara anda berjalan lancar, anda mungkin berpikir pada diri sendiri: “Wow. Ternyata tidak sulit sama sekali” Saat anda merasa nyaman dan mulai berpikir bahwa reporter adalah teman anda, anda akan kesulitan untuk menjauh bahkan akan sering membuat kesalahan. Ingat anda boleh bersikap ramah tapi ingat mereka  bukan teman anda.
  5. Speak everyday English: Anda mungkin berpikir anda terdengar lebih kredibel jika Anda berbicara dengan istilah-istilah dan jargon hebat. Justru itu akan  menjadi penghalang antara anda dan audiens. Ketika berbicara dengan khalayak umum, menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti. 
  6. Don’t bury your lead: Ketika menjawab pertanyaan, jangan mengarah kepada kesimpulan anda. Berikan bagian yang paling menarik dari jawaban anda. Jika anda memiliki cukup banyak waktu, anda dapat kembali dan menyediakan topik lebih banyak tetapi jika anda tidak mendominasi, wartawan dapat dengan mudah memotong pembicaraan  sebelum anda mendapatkan kesempatan. 
  7. Be your most engaging self: Ini terdengar seperti nasihat klise, tapi tidak. Kebanyakan juru bicara baru berpikir mereka harus mengubur sifat asli mereka yang harus terlihat seperti seorang juru bicara yang “resmi” atau “kredibel”. Justru itu akan terlihat membosankan. Jadilah diri anda sendiri. Sikap tubuh yang penuh kehangatan dan tersenyum yang menyenangkan. 
  8. Speak 10 percent louder than usual: Jika Anda pergi ke depan televisi dan berbicara pada volume yang biasa, mungkin akan keluar dengan nada datar bahkan tidak terdengar sama sekali. Untuk sebagian besar dari kita, TV memiliki efek “mematikan” , berarti Anda harus berbicara sedikit lebih keras dari suara biasanya. Plus, meningkatkan volume biasanya membantu menghidupkan bahasa tubuh Anda. 
  9. Watch your tone: Jika Anda merasa defensif, anda akan terlihat defensif. Daripada ucapan anda terlihat panik, mendingan anda bersikap tenang. Jika anda tidak memiliki jawaban yang tepat, penonton akan  cenderung untuk percaya tanggapan dari juru bicara yang tidak defensif.
Sebagai seorang pembicara apa yang harus Anda miliki “Kritis Darurat Bahaya Komunikasi” antara lain; membangun kepercayaan dan kredibilitas dengan ekspresi:
• Empati dan kepedulian,
• Kompetensi dan keahlian, 
• Kejujuran dan keterbukaan,
• Komitmen dan dedikasi

Tips Utama :
• Jangan khawatir yang berlebihan,
• Menerima ketidakpahaman,
• Ekspresi harapan (“Saya berharap Saya telah punya Jawaban”),
• Jelaskan proses tempat mendapatkan jawaban,
• Menerima ketakutan orang lain,
• Memberikan orang sesuatu untuk dilakukan,
• Tanyakan lebih dari orang (berbagi pengalaman bahaya)

Sebagai juru bicara :
• Mengetahui kebijakan organisasi
• Tinggal dalam ruang lingkup pertanggungjawaban
• Katakan yang sebenarnya, 
• Transparan lah!
• Mewujudkan identitas agen Anda
• KONSISTEN PESAN ADALAH VITAL

Sumber: http://www.ragan.com/Main/Articles/42744.aspx#



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment