-->

PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA ORGANISASI (GOOD GOVERNANCE)

Berdasarkan prediksi tahun2020, Asia Pasifik pertumbuhan pariwisata akan jauh lebih tinggi di atas Eropa, Amerika bahkan dunia. Asis Pasifik Pasifik akan mencapai pertumbuhan 6,5% di atas rata-rata pertumbuhan dunia yang 4,1 %. Dan Indonesia merupakan salah satu dari Negara Asia Pasifik tersebut.Tingginya minat wisatawan ke kawasan Asia Pasifik ini, perlu diantisipasi melalui penataan objekobjek wisata yang ada dan mendidik untuk melahirkan kepemimpinan manajemen yang lebih professional dalam bidang kepariwisataan dalam era globalisasi.

Menurut Hutabarat (2003), ukuran keberhasilan kerja dan usaha pariwisata tolok ukurnya pada berapa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berhasil dimasukkan ke Indonesia, jumlah wisatawan nusantara (winus) yang berpergian di dalam negeri, dan nilai perbelanjaan yang dikeluarkan. Tolok ukur berikutnya pada jumlah lapangan usaha dan lapangan kerja yang dibuka karena “ramainya” kunjungan wisata dan jumlah produk dalam negeri yang dikonsumsi. Untuk macapai tujuan diatas tentunya diperlukan sejumlah kompetensi manajerial bidang kepariwisataan antara lain:

1. Kompetensi manajemen promosi
Seiring dengan perkembangan teknologi maka media promosi pun sudah selayaknya harus disesuaikan, roadshow ke suatu negara dimana wisman berasal, penyebaran leaflet dan brosur telah dianggap usang. Pemanfaatan teknologi dan informasi, telekomunikasi dan komputer akan lebih efisien dan efektif karena para calon wisman memang berasal dari negara-negara maju dimana pemanfaatan dan penggunaan teknologi sudah menjadi andalan dalam komunikasi.Menurut Utomo (2004) yang mengangkat pendapat Dr. ken Evoy pendiri website ‘Make Your Site Sell’ ada tiga langkah besar untuk menjalankan internet bisnis yaitu:
a. Mengembangkan produk yang akan dijual di web shop
b. Membangun web shop yang mampu menjual produk
c. Menarik pengakses internet untuk berkunjung ke web shop tersebut.
Jadi dalam manajemen promosi diperlukan kompetensi meliputi teknologi informasi, telekomunikasi dan komputer.

2. Kompetensi manajemen pelayanan
Indikator kepuasan pelayanan kepariwisataan dari manajemen kepariwisataan adalah wisatawan yang pernah berkunjung akan kembali mengunjungi daerah tujuan wisata tersebut dan menghabiskan waktunya lebih lama dari yang direncanakan. Alasan kenapa mereka tinggal lebih lama karena merasa nyaman dan aman sebagai akibat dari pelayanan yang memuaskan. Ruang lingkup pelayanan ini meliputi pelayanan perjalanan, akomodasi penginapa n, makanan, souvenir, komunikasi dan kemudahan dalam bertransaksi.Contoh pengelolaan layanan pariwisata, tamu suatu hotel yang pernah menginap sebelumnya dan kembali untuk kedua kalinya di hotel tersebut maka pemenuhan layanan kebutuhan dengan pertanyaan ‘apakah ada hal yang baru tentang layanan di hotel tersebut?’

3. Kompetensi manajemen komunikasi
Kompetensi ini mutlak harus dipenuhi, bukan hanya mengerti bahas lisan dengan sejumlah penguasaan bahasa asing termasuk juga manajemen akses informasi. Penguasaan bahasa asing strandar internasional akan mendukung pengelola pariwisata dalam membangun hubungan dengan wisatawan mancanegara. Pengelolaan akses informasi merupakan kemampuan mengupayakan infrastruktur pelayanan seperti kerjasama dengan pihakpihak terkait seperti biro perjalanan untuk menyelenggarakan suatu paket perjalanan terpadu dengan mengunjungi objek-objek wisata yang dikelola. Akses informasi juga menyediakan kemudahan untuk transaksi. Pengelola harus memiliki koneksi dengan pihak bank untuk memudahkan transaksi kartu  kredit.

4. Kompetensi manajemen pengembangan
Herdiana (2004) menyarankan sejumlah penanganan untuk mencapai tujuan pengembangan pariwisata, antara lain:
a. Adanya masterplan pengembanagan terpadu sehingga arah pengembangan kepariwisataan terarah dan memiliki visi dan misi yang jelas dan terkoordinasi. Aspek utama dalam masterplan adalah aspek aksessibilitas yaitu  keterbukaan dan keterjangkauan menuju lokasi wisata.
b. Penanganan serius dalam penyediaan prasarana dan sarana yang mendukung perkembangan objek wisata itu sendiri.
c. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengelola bidang kepariwisataan. SDM menjadi faktor penentu perkembangan objek wisata. Bagaimanapun bagusnya suatu objek wisata tanpa didukung pengelola yang baik maka objek tersebut tidak bias dijual dan sulit dikembangkan.

5. Kompetensi manajemen jaminan keamanan
Pengelolaan keamanaan dilihat dari jenisnya terdiri dari dua yaitu: keamanan dari bahaya kehidupan sosial, politik (kerusuhan, teroris, kriminalitas) dan ekonomi. Jenis yang kedua adalah keamanan dari bahaya bencana alam seprti gempa, gunung meletus, angin rebut dan tsunami.

6. Kompetensi manajemen ketahanan budaya
Kemampuan mengelola pariwisata dalam menjaga unsur  budaya setempat agar tetap terjaga keunikannya. Pengelolaan ini penting untuk menjaga budaya baik dari pengaruh luar yang positif maupun tidak terpeliharanya budaya itu dalam masyarakat setempat.Adat istiadat sebatas kesenian perlu dikembangkan.Hal yang perlu diperhatikan adalah pemaknaan kesenian sebagai suatu ritual ibadah campuran dari keyakinan agama yang dianut masyarakat setempat. Pengelolaan pariwisata ke depan harus mampu menjaga budaya lokal setempat sebagai investasi pariwisata. Keunikan suatu budaya akan dapat menjadi daya tarik yang tinggi bagi pariwisata sehingga dapat mempertahankan minat wisatawan untuk mengunjungi lokasi tersebut.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment