Titrasi dan Standarisasi
1. Standarisasi larutan hcl
a) Tujuan
Praktikan mampu melakukan standarisasi larutan baku sekunder HCL dengan larutan baku primer Na2B4O7 10H2O 0,0100 Nb) Dasar teori
Analisis volumetri dikenal juga sebagai titrimetri, pada analisis volumetri, zat yang dianalisis(analit) dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang berupa larutan. Larutan Standar dibagi menjadi 2 yaitu: Titrimetri (cara titrasi) cara ini berkaitan erat dengan pembuatan/penyediaan pereaksi larutan baku dengan komposisi/konsentrasi tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu pula terutama pada laboratorium sederhana. Cara ini ditetapkan untuk memperoleh pereaksi atau larutan yang konsentrasinya tidak dapat dipastikan dari proses pembuatannya secara langsung dari zat padatnya.atau dengan kata lain, pereaksi atau larutan seperti ini, kepastian konsentrasinya hanya dapat ditetapkan melalui proses pembakuan terhadap larutan baku primer atau larutan baku sekunder. Prinsipnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:- Titrasi penetralan H+(asam) + OH-(basa), H2O (netral)
- Titrasi redoks O (oksidator) + R (reduktor), hasil
- Titrasi pengendapan L+(aq) (kation) + X-(aq) (anion) LX(s) (endapan)
2. Syarat-syarat bahan kimia yang dapat digunakan untuk membuat larutan standar primer :
a) Benar-benar ada dalam keadaan murni dengan kadar pengotor <0.02%.b) Stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis.
c) Memiliki BE besar sehingga meminimalkan kesalahan akibat penimbangan.
Persyaratan untuk reaksi yang dipergunakan dalam analisis titrimetri:
a) Reaksi tersebut harus diproses secara kimiawi, tidak ada reaksi sampingan.
b) Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesaipada titik ekivalensi.
c) Harus tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalen tercapai.
d) Diharapkan reaksi berjalan cepat, sehingga titrasi dapat diselesaikan dengan cepat.
Ada beberapa macam analisis volumetri salah satunya adalah Titrasi Asam-Basa. Titrasi Asam-Basa merupakan metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dioketahui konsentrasinya, Titrasi Asam-Basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam-basa berdasarkan reaksi penetralan yang mana kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Dalam titrasi asm-basa perubahan PH sangat kecil, pada saat tercapai titik ekivalen penambahan sedikit asam atau basa akan menyebabkan perubahan PH yang sangat besar, untuk mengetahui perubahan PH biasanya digunakan zat yang dikenal sebagai indikator, yaitu suatu senyawa organik yang akan berubah warna dalam rentang PH tertentu. Titik atau kondisi penambahan asam atau basa dimana terjadi perubahan warna indikator dalam suatu titrasi dikenal sebagai titik akhir titrasi.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment