Prosedur pembuatan larutan/reagensia (numbering diganti )
1)
Sifat zat
Pengenalan terhadap zat merupakan hal yang sangat penting dan
suatu keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan zat(
terutama di laboratorium atau gudang kimia) atau yang akan mengemas,
menggunakan , atau memperlakukan zat itu dalam pekerjaan tertentu.
Kemampuan ini sangat penting dan sangat membantu bagaimana orang itu
seharus dan sebaiknya berbuat sehingga diri dan lingkunganya tetap besih
, sehat , dan aman disamping pekerjaannya menjadi lebih lancar dan
cepat
2) Zat dalam keseharian dapat dibedakan sebagai
:
a) Bahan(material) yakni zat yang menjadi komponen dari suatu proses
atau pembentukan barang atau produk
b) Pereaksi(reagent) yakni zat yang
berperan dalam suatu reaksi kimia atau ditetapkan untuk tujuan analisis
kimia
3)
Pembuatan reagen
Larutan baku primer berfungsi untuk Membakukan atau
untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu yaitu larutan/;pereaksi
yang ketepatan/kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalui
pembuatannya secara langsung. Larutan yang sukar dibuat secara
kuantitatif ini selanjutnya dapat berfungsi sebagai larutan baku(larutan
baku sekunder) setelah dibakukan jika larutan tersebut bersifat stabil
sehingga dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain atau
kadar suatu cuplikan.
Larutan baku primer harus dibuat
seteliti dan setepat mungkin (secara kuantitatif)zat baku primer harus
memenuhi syarat :
a) Kemurniaanya tinngi
b) Stabil tidak bereaksi dengan
udara luar,tidak mudah menguap,tidak terurai)
c) Memiliki bobot molekul
atau bobot equivalen tinggi
Dalam hal tingkat
kemurnian, reagen yang digunakan untuk analisa kuantitatif harus
mempunyai spesifikasi reagenanalar(AR)Disamping larutan baku primer ,
dikenal juga larutan baku sekunder larutan ini kebakuannya (kepastian
molaritasnya)ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer. Jika
suatu larutan baku sekunder bersifat stabil dan dikemas/disimpan dengan
benar , larutan ini dapat berfungsi sebagai larutan baku dan langsung
dapat digunakan tanpa harus dibakukan lagi.
Mengenal
alat-alat volumetrik baik fungsi, sifat kesalahan, maupun cara
menggunakan dan cara membacanya adalah penting untuk menghindarkan
kesalahan yang tidak perlu dan agar kita dapat
memperkirakan
dengan teliti kuantitatif larutan baku yang dibuat.ada tiga alat ukur
volumetrik yang utama :
a) Labu takar
b) Buret
c) Pipet volume
4)
Teknik pembuatan larutan baku :
a) Menimbang Penimbangan adalah
pekerjaan yang paling dasar dalam analisis kimia disamping mengetahui
kepekaan neraca yang dipilih
b) Melarutkan Tidak semua kristal segera
melarut, dan umumnya proses pelarutan menyerap kalor , sebaiknya
pelarutan tidak langsung dilabu takar tetapi diwadah lain dan setelah
suhu tercampur itu normal baru kemudian dipindahkan secara kuantitatif
selanjutnya tambahkan aquades sampai tanda batas
c) Mengukur/memindahkan
volume larutan Dalam analisis kimia, pengukuran volume larutan yang
benar, pemindahan dan pengencerannya sampai volume tertentu dengan
menambahkan aquades
5) Teknik pembuatan larutan
sekunder : Secara umum prosedur pembuatan larutan termasuk larutan baku
primer terdiri dari tahap-tahap yang hampir sama (menimbang, melarutkan,
mengukur / memindahkan volume larutan), namun untuk zat baku primer
tertentu harus dilakukan langkah tambahan seperti pengeringan atau
pemurnian sebelum ditimbang.
Prosedur Pembuatan reagen
1) Larutan NaOH 13 % w/w dari padatannya Larutan NaOH 13 % sebanyak 50 mL dibuat dengan cara melarutkan 7,5 gram NaOH dalam 50 mL aquades.2) Larutan KOH 20 ppm dari padatannya Larutan KOH 20 ppm sebanyak 50 ml dibuat dengan cara melarutkan 10 mg KOH dalam 5 liter aquades. Perhitungan :
3) Larutan 6 M HCl dari Larutan HCl pekat Larutan HCl pekat konsentrasinya 12M (37%), untuk membuat larutan HCl 6 M, larutan HCl pekat dicampur dengan air dengan perbandingan
HCl Pekat : Air = 1 : 1. M1 x V1 = M2 x V2 12 M x V1 = 6 M x 50 ml V1 = = 25 ml
4) Larutan NaCl 5 % dari padatannya Larutan NaCl 1 M sebanyak 100 mL dibuat dengan cara melarutkan 5 gram NaCl dalam 100 mL aquades.
5) Larutan H2SO4 3 M dari larutan H2SO4 pekat Larutan H2SO4 pekat konsentrasinya 18M (96%), untuk membuat larutan H2SO4 3 M, dengan cara H2SO4 pekat dicampur dengan air dengan perbandingan H2SO4 Pekat : Air = 1 : 5. V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 16 M = 100 ml x 3M V1 = 100 ml x 3M 16 M= 18,75 ml
6) Larutan CH3COOH dari larutan CH3COOH pekat Larutan CH3COOH pekat konsentrasinya 17,5M (96%), untuk membuat larutan CH3COOH 1 M, maka larutan CH3COOH Pekat dicampur dengan air dengan perbandingan CH3COOH Pekat : Air = 1 : 16.
V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 17,5 M = 100 ml x 1M V1 = 100 ml x 1M 17,5 M = 5,71 ml
7) Larutan KMnO4 Larutan KMnO4 1 M sebanyak 100 mL dibuat dengan cara melarutkan 15 gram KMnO4 dalam 100 mL aquades.
8) Larutan HNO3 dari larutan HNO3 pekat Larutan HNO3 pekat konsentrasinya 15M (68%), maka untuk membuat larutan HNO3 6M dari larutan HNO3 pekat maka HNO3 pekat dicampur dengan air dengan perbandingan HNO3 Pekat : Air = 1 : 2.5.
V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 15 M = 100 ml x 1M V1 = 100 ml x 1M 15 M = 6,67 ml
9) Larutan NH3 dari larutan NH3 pekat Untuk membuat larutan NH3 1 M, maka larutan NH3 15 M dicampur dengan air dengan perbandingan NH3 Pekat : Air = 1 : 14
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 15 M = 100 ml x 1M V1 = 100 ml x 1M 15 M = 6,67 ml
10) Larutan K2CrO4
Larutan K2CrO4 1 M sebayak 100 mL dibuat dengan cara melarutkan 20 gram K2CrO4 dalam 100 mL aquades.
0 komentar:
Post a Comment