-->

Penyiapan Tempat Pesemaian

a. Pendahuluan 

Benih padi yang unggul sangat penting sekali bagi kita karena benih merupakan faktor utama dan penentu keberhasilan budidaya kita. Bagaimanapun baiknya perawatan tanaman yang kita lakukan tidak akan ada gunanya jika benih yang kita gunakan sangat jelek.
Kini sangat banyak benih padi yang beredar di pasaran, namun apakah semuanya mempunyai kualitas yang baik? Seringkali kita menemukan kejadian walaupun benih yang kita gunakan tersebut telah bersertifikat dan berlabel namun setelah kita tanam hasilnya kurang memuaskan.
Langkah yang utama untuk membuat benih padi yang unggul adalah kita harus memiliki benih padi  berlabel putih (‘benih pokok’ bersertifikat), benih dengan label putih bisa kita dapatkan di balai benih padi setempat.  Seandainya kita kesulitan mendapatkan benih berlabel putih kita bisa juga menggunakan benih yang berlabel ungu (benih sebar [satu kelas lebih rendah dari benih sebar] bersertifikat). Benih berlabel ungu bisa kita dapatkan di kios-kios pertanian. Kebutuhan benih sebagai sumber benih dalam produksi/penangkaran benih padi, diperlukan sekitar 25 – 40 kg untuk setiap luasan lahan 1 ha; tergantung pada jenis/varietasnya.

Langkah yang kedua yang harus kita lakukan adalah: siapkan lahan untuk menanam padi tersebut. Lahan harus terisolasi dengan tanaman padi yang lain agar kemurniannya terjaga. Jarak antar lahan dan tanaman padi yang lain minimal 3 – 10 m. Atau paling baik kalau kita menanamnya berbeda waktu dengan tanaman padi yang lain. Waspadailah jangan sampai waktu pembungaan antara tanaman padi yang kita budidayakan, bersamaan dengan waktu berbunga tanaman padi lainnya; apalagi kalau diketahui varietasnya berbeda.

Lahan pesemaian kita siapkan dengan luas kurang lebih 1/20 dari luas lahan pertanaman. Cara pembuatan bibit, dilakukan seperti ketika berbudidaya tanaman padi untuk keperluan konsumsi, untuk keperluan penangkaran hal yang harus diperhatikan adalah saat bibit padi umur 1 minggu harus kita beri NPK secukupnya. Dan saat bibit satu minggu menjelang  tanam harus kita aplikasi pestisida, agar saat penanaman nanti tidak beresiko terserang hama dan penyakit yang terbawa ke areal  pertanaman.

b. Alasan harus dilakukan Pembibitan di Pesemaian 

1) Pembibitan dalam pesemaian menjamin perkecambahan yang sempurna dari benih tetua.
2) Sistem pesemaian menghasilkan bibit yang sehat dan kuat untuk tanam pindah (transplanting)

c. Syarat-Syarat Persemaian 

1) Tanahnya Subur.
2) Tidak terlindung, sehingga bibit dapat memanfaatkan sinar matahari sebaik-baiknya.
3) Dekat sumber pengairan.
4) Mudah untuk diamati.

d. Penyiapan tempat 

Pesemaian Lahan persemaian, harus dipersiapkan terlebih dahulu 50 hari sebelum semai. Luas persemaian kira-kira 1/20 dari aeral sawah yang akan ditanami. Lahan persemaian dibajak dan digaru hingga melumpur, kemudian dibuat bedengan sepanjang 500-600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Sebelum penyemaian, taburi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 10 gram/meter persegi. Benih disemai dengan kerapatan 75 gram/meter persegi.

Tahapan kegiatan dalam penyiapan pesemaian, adalah:
1) Petakan untuk pesemaian harus dilumpurkan dua kali dengan interval 7 hari guna mematikan/menghancurkan biji padi lain dan benih gulma yang tertinggal,
2) Buat bedengan dengan ketinggian 10-20 cm dari permukaan tanah, dan lebar 1,20 m dengan panjang sesuai kondisi lahan antara 500 – 600 cm,
3) Buat saluran drainase antar bedengan, untuk membuang air yang berlebihan,
4) Berikan pupuk NPK (14:14:14), atau amonium fosfat (16;20) 5-10 g per m2 dan dicampurkan secara merata dengan tanah dalam bedengan. Tujuan pemberian unsur nitrogen pada media pesemaian, adalah untuk meningkatkan pertumbuhan bibit dan menginduksi pembentukan tunas.




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment