-->

Teknik Pembibitan Tanaman Hutan

Pembangunan kembali hutan baik hutan alam mapun hutan tanaman industri tentu memerlukan bibit dalam jumlah yang cukup banyak.  Misalnya untuk target luasan 1 juta ha/tahun dengan jarak tanam 4 m x 5 m, maka  akan memerlukan paling sedikit 500 juta semai. Pertanyaannya bagaimana caranya memperoleh bibit yang banyak dengan kualitas yang baik? Jawabannya adalah apabila kita membangun persemaian yang direncanakan dengan baik dan menggunakan benih yang berkualitas baik pula.   
Pengadaan bibit tanaman kehutanan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu cara generatif dan vegetatif. Pengadaan bibit yang memanfaatkan bagian biji atau benih tanaman disebut pembibitan secara generatif, sedangkan pengadaan bibit dengan menggunakan bagian dari suatu tanaman (batang, cabang dan akar) disebut pembibitan secara vegetatif.

1) Pembibitan Secara Generatif

Pembibitan atau persemaian adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah ditetapkan. Atas dasar waktu penggunaan tempatnya, pembibitan dibedakan menjadi du macam, yaitu pembibitan atau persemaian sementara dan permanen. Perbedaan dari kedua tipe persemaian adalah sebagai berikut: 

a) Persemaian sementara (non permanent nursery)

Persemaian sementara disebut juga dengan istilah persemaian temporer atau tidak tetap, biasanya lokasi tidak terlalu luas, jangka waktu pendek paling lama 2 kali, selalu mengikuti lokasi penanaman, dan perlengkapan yang digunakan sederhana.
Pembuatan persemaian sementara diperuntukkan kapasitas produksi bibit dalam jumlah terbatas yaitu di bawah 2 juta bibit pertahunnya.  Peralatan yang digunakan mulai dari tahap penaburan media semai sampai dengan tahap penyapihan menggunakan peralatan sederhana. 
Jenis persemaian sementara ini mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. 

Keuntungan persemaian sementara di antaranya adalah:
(1) Tidak ada masalah dalam pemelihaman kesuburan tanah karena tempatnya selalu berpindah-pindah.
(2) Kondisi ekosistem di pembibitan mirip dengan di lapangan sehingga bibit tidak mengalami stres setelah dipindahkan ke lapangan.
(3) Kerusakan angkut tidak telalu besar, karena jarak angkut relatif dekat
(4) Biaya pengangkutan bibit yang dikeluarkan lebih murah karena lokasi pembibitan dibangun dekat dengan lokasi penanaman.

Kerugian persemaian sementara di antarnya adalah:
(1) Kadang-kadang hasil yang diperoleh kurang memuaskan karena kurangnya tenaga yang terlatih. (2) Letaknya terpencar-pencar sehingga proses pengendalian mutu menjadi sangat sulit dilakukan.
(3) Biaya mahal, karena tersebarnya pekerja dengan hasil yang dicapai rendah.

b) Persemaian tetap (permanent nursery) 

Persemaian tetap, lokasinya terpusat dan tidak mengikuti lokasi tanaman, jumlah bibit yang dibuat atau dihasilkan banyak dan waktunya lama (permanen). Bentuk bangunannya dibuat modem
dan bersifat permanen. Peralatan yang dipergunakan lebih canggih sehingga pembangunan pembibitan permanen memerlukan biaya banyak. Walaupun demikian, jika diperhitungkan jatuhnya harga bibit secara keseluruhan dalam jangka panjang menjadi murah.
Jenis persemaian permanen ini mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. 

Keuntungan persemaian tetap di antaranya adalah:
(1) Kelebihannya adalah produksi hasil persemaian umumnya mencapai skala besar dan terencana, sehingga akan memberikan kemudahan dalam perencanaan produksi bibit dan pengendalian mutu bibit. 
(2) Bila tidak menggunakan media dalam polibag maka pengolahan tanahnya memungkinkan dilakukan secara mekanis.
(3) Kesuburan  media tumbuh dapat diperbaiki melalui pemupukan.
(4) Sifatnya permanen, maka memungkinkan untuk digunakan teknologi yang lebih modern sehingga keseragaman bibit dan kualitasnya dapat lebih terkontrol. 
(5) Persemaian yang terpusat memungkinkan untuk penyatuan sarana dan prasarana yang terbatas untuk proses produksi bibit, misalnya sistem irigasi, media tumbuh dan sebagainya, sehingga penggunaan persemaian tetap akan lebih efisien. 
(6) Administrasi bibit lebih mudah dilaksanakan.

Untuk membangun persemaian permanen diperlukan persyaratan sebagai berikut:
(1) Tersedia sumber air 300 liter per menit
(2) Kondisi lokasi mudah dijangkau, luas areal minimal 10 hektar, terbagi 4 hektar untuk keperluan saraa dan prasarana pendukung, dan 6 hektar untuk areal proses produksi dan areal bedeng  pertumbuahan.
(3) Sarana dan prasarana bangunan bedeng yang diperlukan sangat tergantung pada kemampuan organisasi.

(4) Sarana dan prasarana berupa peralatan barang dan mesin dapat dilakukan secara bertahap tergantung dari kapasitas produksi bibit yang direncanakan.



Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas baik dan sesuai jumlah yang dibutuhkan maka diperlukan perencanaan persemaian.  

a) Perencanaan persemaian benih 

Keperluan persemaian bagi tanaman hutan berbeda dibandingkan dengan tanaman pertanian karena :
(1) Semai-semai dari kebanyakan pohon akan bersaing dengan gulma sehingga akan menyebabkan pertumbuhannya kurus, karena itu perlu dipelihara sampai mencapai ukuran dan kesehatan yang membuatnya mampu bersaing di lapangan.
(2) Persemaian milik rimbawan yang dapat memberikan kondisi tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan semai agar tanaman dapat survive di lapangan, terutama pada lahan-lahan yang kritis, miskin hara dan tidak subur. Untuk memperoleh hasil semai yang baik (bibit) tentunya diperlukan suatu perencanaan yang baik hingga pelaksanaannya. Kegiatan perencanaan persemaian antara lain meliputi; perencanaan kebutuhan benih, dan perencanaan lokasi/ tempat.  

(1) Perencanaan kebutuhan jenis tanaman dan jumlah benih

Bibit tanaman hutan merupakan investasi jangka panjang. Bibit yang ditanam saat ini hasilnya akan dipanen 5-20 tahun yang akan datang. Karena itu kebutuhan jenis dan jumlah benih yang tepat merupakan prioritas utama dalam menyusun perencanaan persemaian/ pembibitan.
Penentuan jenis tanaman hutan yang akan dibibitkan secara generatif (benih) atau vegetatif, maka
Anda perlu mengenal jenis-jenis tanaman hutan seperti pada  Tabel 5










Setelah Anda menentukan jenis tanaman hutan yang akan diusahakan/ditanam, berikutnya adalah menghitung jumlah kebutuhan benih.   
Jumlah kebutuhan benih merupakan salah satu perencanaan bahan persemaian yang paling penting. Penggunaan benih yang berkualitas baik akan diperoleh bibit yang baik pula. Untuk memperleh benih yang berkualitas baik yaitu melalui proses produksi benih dengan mengikuti ketentuan tata usaha benih dari Kementerian Kehutanan  yang telah dibahas pada kegiatan pembelajaran satu. 
Untuk memberikan gambaran konkrit tentang pembibitan tanaman hutan, berikut ini diberikan contoh tanaman sengon. Tanaman sengon diperbanyak dengan menyemaikan biji. Benih sengon harus terjamin mutunya. Benih sengon yang baik adalah benih yang berasal dari induk pohon kayu sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, seperti bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun tahan penyakit. 

Ciri-ciri benih sengon yang baik yaitu :
  • Kulit benih sengon bersih berwarna coklat tua 
  • Ukuran benih sengon maksimum 
  • Tenggelam dalam air ketika benih direndam 
  • Bentuk benih sengon masih utuh. 
  • Daya tumbuh dan daya kecambah tinggi (lebih dari 95 %). 

Cara cepat untuk memperkirakan daya tumbuh benih sengon yaitu memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya, dengan cara mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
Perencanaan kegiatan persemaian erat kaitannya dengan kebutuhan bibit untuk keperluan penanaman di lapangan.

Oleh karena itu Anda harus mengetahui:
  • Berapa hektar luas areal penanaman yang akan ditanami,  
  • Berapa kebutuhan jumlah bibit persatuan luas,  
  • Berapa kebutuhan jumlah benih yang dibutuhkan untuk persemaian. 
Untuk perhitungan kebutuhan benih diberikan contoh benih sengon.
Banyaknya benih sengon yang dibutuhkan suatu persemaian sengon ditentukan beberapa faktor sebagai berikut :
  • Jumlah semai sengon yang harus dihasilkan.
  • Persentase  perkecambahan  benih sengon. 
  • Persentase hasil semai sampai menjadi bibit sengon siap tanam. 
  • Jumlah butir benih sengon tiap kilogram.
Untuk menghitung banyaknya benih sengon yang dibutuhkan di persemaian dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment