-->

Penanganan Pasca Panen Benih


Benih yang telah diunduh selanjutnya dilakukan penanganan benih (pasca panen). Penanganan benih melalui tahapan sortasi (menyortir buah-buah yang secara fisik cacat karena terinfeksi penyebab penyakit atau terserang  hama), pemeraman (dilakukan terhadap benih yang belum masak benar), sortasi (pemisahan benih dari buah) dan pengeringan. Secara skematis penanganan pasca panen buah/benih tanaman hutan sebagai berikut.
 




a) Sortasi buah 

Setelah buah hasil panen terkumpul, kemudian dilakukan sortasi.  Proses sortasi buah dilakukan dengan memilah buah-buah yang secara fisik telah diserang hama dan penyakit (tidak baik) dan memilih buah-buah  yang diserang oleh hama dapat terlihat secara visual terlihat bekas-bekas serangan. Buah yang di reject adalah buah yang terserang hama sampai kepada bagian benih. Sedangkan buah yang terserang hanya pada bagian kulit (eksocarp) dan bagian daging (mesocarp) masih dapat dimanfaatkan untuk benih.
Buah yang terserang oleh penyakit dilihat dengan cara mengamati  buah tersebut apakah terdapat tanda atau tidak. Tanda-tanda yang dapat digunakan sebagai indikator yaitu berupa benang-benang hypa (apabila buah terserang jamur) dan terlihat terjadinya pembusukan (apabila buah terserang bakteri dan virus). Meskipun pada dasarnya buah yang diserang hama dan penyakit tidak sampai kepada bagian benih yang akan digunakan untuk memproduksi bibit, sebaiknya buah tersebut tidak digunakan. Hal ini dengan dasar pertimbangan bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa hama dan penyakit yang terdapat pada buah adalah hama dan penyakit terbawa buah/benih. Dengan kata lain dapat diklasifikasikan bahwa buah tersebut memiliki kenampakan genetik yang lebih cenderung mudah terserang oleh hama dan penyakit. Oleh karena itu, untuk menghasilkan bibit berkualitas harus benar-benar menggunakan buah/benih yang berkualitas (fisik, fisiologik dan genetik). 
Untuk menghasilkan benih yang memiliki kualitas genetik baik, maka sebaiknya identitas dari pohon sumber benih masih tetap dipertahankan dalam proses seleksi buah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara seleksi terhadap buah dengan tetap memperhatikan asal pohon sumber benih (seleksi dilakukan berdasarkan asal pohon dimana buah diunduh). Disamping seleksi dilakukan terhadap hama dan penyakit, maka seleksipun dapat dilakukan berdasarkan sifat fisik/morfologi dari buah yang diunduh. Dalam hal ini dengan sudut pandang bahwa terdapat kecenderungan bahwa buah yang memiliki ukuran yang lebih besar memiliki sifat yang baik pada saat dikecambahkan. Dasar pertimbangan yang dapat digunakan adalah terdapat korelasi positif antara ukuran buah dengan ukuran benih.

Buah dengan ukuran besar akan diperoleh benih yang berukuran besar serta sebaliknya. Besarnya ukuran benih mengindikasikan bahwa benih tersebut memiliki cadangan makanan yang lebih banyak di dalam kotiledonnya (angiospermae) atau endospermnya (gymnospermae).
Pentingnya memilih buah yang sehat karena:
  • Penyakit pada buah dapat mengganggu perkecambahan dan petumbuhan benih dengan demikian dapat merugikan kualitas dan kuantitas hasil; 
  • Buah dapat menjadi pengantar baik hama maupun penyakit ke daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya; 
  • Hama dan penyakit bawaan memiliki sifat dapat diturunkan dari satu genarasi ke generasi berikutnya, sehingga individu yang dihasilkan akan mewarisi sifat tersebut. 

b) Ekstraksi

Proses ekstraksi benih merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah (apabila benih yang diunduh masih merupakan benih yang memiliki komponen lain dari buah). Manfaat lain dari kegiatan ekstraksi yaitu sebagai upaya untuk memisahkan benih dari kotoran lain sehingga dapat meningkatkankemurnianbenih.
Tujuan ekstrkasi benih adalah:
  • Mengurangi campuran benda asing. Biasanya benih merupakan 1-5% dari total volume buah, sehingga melalui proses ekstraksi dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan. 
  • Memudahkan penangan selanjutnya. Benih berkualitas harus melalui tahapan pengujian (untuk mendapatkan sertifikasi mutu benih) dan harus diperlakukan pendahuluan, sehingga diperlukan proses pemisahan benih dari buahnya. 
  • Meningkatkan kemampuan penyimpanan. Sifat komponen lain dari buah selain benih adalah mudah terdekomposisi, apabila tidak dilakukan ekstraksi maka dapat mengundang serangan jamur.
Proses ekstraksi sebenarnya dapat dilaksanakan pada 2 (dua) tahap, yaitu sebelum dilaksanakan pengeringan dan atau setelah dilaksanakan pengeringan. Untuk benih-benih yang memiliki polong dan tidak berdaging buah, maka ekstraksi disarankan dilaksanakan setelah pengeringan/pemeraman.  

c) Pengeringan 

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam proses pengeringan  yaitu proses penurunan kadar air benih yang sudah masak serta peningkatan pemasakan buah (buah yang tua, tetapi belum mature). Oleh karena itu, untuk benih-benih yang telah diunduh, tetapi belum masak maka harus dilakukan pemeraman.  Pemeraman dapat dilakukan dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Lingkungan selama periode pemeraman ini penting diperhatikan dalam usaha mengontrol proses fisiologisnya. Buah ditempatkan pada suhu udara  normal,  sedangkan di daerah tropis pada suhu 20 – 30 oC.  Tingkat kelembaban udara pada hari pertama tinggi, kemudian secara berangsur-angsur kelembaban dikurangi.  
Benih-benih yang dikeringkan adalah benih yang termasuk jenis ortodoks. Untuk benih-benih rekalsitran, maka tidak diperlukan proses pengeringan. Benih rekalsitran apabila diturunkan kadarairnya mengakibatkan embrio mati, sehingga benih tidak berkecambah.
Kadar air yang direkomendasikan untuk benih ortodoks biasanya adalah 6-8% (apabila benih akan disimpan tidak dalam jangka panjang). Sedangkan untuk benih ortodoks yang akan disimpan cukup lama, maka pengkondisian kadar air dapat mencapai 2-4%. Teknik pengeringan dapat dilaksanakan dalam beberapa cara. Teknik tersebut akan sangat tergantung pada peralatan maupun saranaprasarana yang dimiliki. Teknik yang dapat direkomendasikan dengan cara menjemur di bawah terik matahari, dikering anginkan atau dengan cara pengkondisian pada suhu tertentu di suatu ruangan. Pemilihan teknik-teknik tersebut akan sangat tergantung pada proses penggunaan benih (apabila benih akan cepat digunakan, maka teknik penjemuran merupakan teknik yang direkomendasikan).



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment