Kebutuhan Nutrisi Babi
Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu ternak babi efisien dalam mengkonversi berbagai sisa pertanian dan restoran menjadi daging oleh sebab itu memerlukan pakan yang mempunyai protein, energi, mineral dan vitamin yang tinggi (Ensminger, 1991). Contoh bahan pakan yang biasa dipakai di Papua dan NTT : daun dan ubi jalar/kayu, daun-daun legum, batang dan buah pisang, cacing tanah, katak/kodok, daun dan buah labu, buah merah, batang talas dan pepaya dimasak dulu, jambu biji, tebu,kangkung, batu kapur, abu tungku, tulang hewan/ikan. Ensminger (1969) mengatakan bahwa pada priode starter berat badan ternak babi biasanya antara 15-45 kg dan protein yang dibutuhkan berkisar antara 14-16%. Sedangkan Krider dan Carrol (1977) menyatakan bahwa setelah ternak babi mencapai priode starter ransum yang diberikan harus mengandung protein sekitar 16%. Menurut NRC (1979) kebutuhan protein kasar pada babi starter adalah 16%, energi metabolisme sebesar 3175 Kkal, serta penambahan bobot badan yang diharapkan 0,6 kg. Diharapkan pula setiap harinya mengkonsumsi ransum sebanyak 1,7 kg sehingga konsumsi protein kasar 272 gram dan energi dapat dicerna 5610 Kkal. Walaupun demikian tingkat protein ransum ditentukan pula oleh kemampuan bahan makanan itu untuk menyediakan asam-asam amino essensial. Ransum yang seimbang ialah ransum yang mengandung zat nutrisi yang berkualitas untuk kesehatan, pertumbuhan dan produksi ternak. Sutardi (1980) mengatakan ternak akan mencapai tingkat penampilan produksi
tertinggi sesuai dengan potensi genetik bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan itu akan diperoleh ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah makanan.
0 komentar:
Post a Comment