-->

Langkah-Langkah Pembangunan Pembibitan Tanaman Hutan BAG 8


h) Bedeng sapih

Bangunan bedeng sapih dibagi menjadi tiga jenis yaitu bedeng sapih bemaungan, bedeng sapih terbuka dengan jarak tunggal (single stand out), dan bedeng sapih terbuka dengan jarak ganda (double stand out).  

(1) Bedeng sapih bernaungan (shade house)

Jumlah petak bedeng bernaungan 18 buah. Masing-masing petak berukuran lebar 1 m dan panjang 10 m. Disarankan untuk tiap tiap panjang 1 m diberi sekat pembatas dari papan kayu. Seluruh petak dasarnya dinaikkan kira-kira 7cm dari permukaan tanah. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan drainase.  Bahan penimbunnya, dipilih pasir kasar atau batu kerikil, dan tinggi bingkai papan 10 cm. 
Penutup atau naungan terbuat dari plastik yang dikenal dengan sebutan sarlon. Intensitas cahaya yang boleh masuk sekitar 50 %. Tinggi naungan 120 cm.  Lama bibit di bedeng sapih bernaungan 3 minggu atau 4 minggu apabila cuaca panas sekali. Di sini drainase sangat penting dan genangan air harus benar-benar dicegah.


(2) Bedeng sapih dengan jarak tunggal (single stand ouf) 

Konstruksi dan ukuran petaknya sama dengan bedeng bernaungan. Perbedaannya hanya dalam jumlah petak. Di bedeng sapih jarak tunggal ini jumlah petak adalah 24 buah dan tidak memakai naungun  sarlon. Permukaan atas petak ditutup dengan kawat harmonika, Lama bibit di bedeng ini adalah 4 minggu.


(3) Bedeng sapih dengan jarak ganda (double stand out)  

Bedeng sapih dengan jarak ganda yaitu bedeng yang ukuran petaknya sama dengan bedeng bernaungan, panjang 10 m dan lebar 1 m serta pada setiap panjang 1 m diberi penyekat dari papan kayu. Bedeng ini tidak beratap. Jumlah petaknya lebih banyak dari pada bedeng sapih jarak tunggal yaitu 40 buah petak. Lama bibit di bedeng ini adalah 3 minggu.

Penyapihan dilakukan setelah kecambah berumur sekitar 7-10 hari. Penyapihan yaitu memindahkan bibit siap sapih dari bak persemaian ke dalam polybag (kantong plastik) yang telah diisi media tumbuh sebelumnya.  Perlengkapan penyapihan antara lain: alat pembuat lobang polybag sebesar pensil, alat penjepit/pinset terbuat dari kayu/bambu untuk mengambil kecambah, dan cawan kecil untuk tempat kecambah yang akan dipindahkan ke dalam polybag.  

Teknik kegiatan penyapihan dilakukan dengan cara:
(a) Menyiapkan polybag ukuran 10 x 15 cm dan bagian samping  dilubangi,
(b) Menyiapkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
(c) Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam polybag setinggi ¾ bagian
(d) Bak persemaian berisi kecambah yang akan disapih diangkut ke tempat penyapihan, kemudian  disiram air sampai jenuh.
(e) Dengan alat pelubang dari bambu, media tanam dilubangi sedalam panjang akar kecambah lebih sedikit.
(f) Kecambah dipindahkan dengan penjepit kayu ke dalam media yang telah dibuat lubang tanam, setiap kantong diberi satu kecambah tanaman hutan (misal sengon). Setelah penyapihan, dilakukan penyiraman media tumbuh sampai jenuh.
(g) Polybag yang telah berisi bibit sengon, diletakkan di bawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar bibit tidak langsung tersengat terik matahari.
(h) Hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam penyapihan adalah:  akar tidak boleh terlipat, kecambah berdiri tegak lurus, kecambah tidak boleh terlalu dipegang agar terhindar luka. 
(i) Selama masa pertumbuhan bibit harus dilakukan pemeliharaan secara intensif.

Di atas telah dijelaskan bahwa untuk penyapihan kecambah diperlukan media tumbuh atau media tanam.  Media tumbuh  memiliki arti penting dalam mendukung  pertumbuhan bibit tanaman hutan.  Media tanam banyak macam ragamnya, dapat merupakan campuran dari bermacam-macam bahan atau satu jenis bahan saja. Persyaratan media tumbuh antara lain, cukup baik dalam mengikat air, bersifat porus sehingga air siraman tidak menggenang (becek), tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman, dan yang paling penting media tanam tersebut cukup mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan bibit tanaman.

Ciri-ciri media tumbuh untuk penyapihan bibit yag baik adalah:
(a) Pada kondisi bibit umur 2-3 bulan, media dan struktur perakaran bibit membentuk gumpalan akar (rot ball) yang kompak, sehingga apabila bibit ditarik ke atas, gumpalan akar tersebut mudah lepas dari pot/polybag.
(b) Gumpalan akar tidak kaku (elastis), sehingga tidak mudah pecah apabila diangkat ke lapangan, dan bibit yang baru ditanam dapat terus tumbuh.
(c) Gumpalan akar tersebut relatif ringan sehingga mudah diangkutatau dipikul ke lapangan. Gumpalan akar tersebut juga mampu mengikat air sehingga gumpalan tersebut tidak
mudah kering untuk persediaan pertumbuhan tanaman yang baru ditanam.
(d) Bibit umur 2-3 bulan, umumnya dapat mencapai tinggi 20 cm-30 cm dan diameter  2,5 mm-5 mm serta normal warnanya. 

Media tanam berfungsi sebagai tempat akar melekat, mem pertahankan kelembaban dan sebagai sumber makanan/unsur hara bagi tanaman.   Indranada (1986) menyatakan hanya ada 16 unsur saja yang diakui secara umum sebagai unsur hara atau unsur ”makanan” bagi tanaman. Keenam belas unsur hara bagi tanaman adalah sebagai berikut:
(1) Karbon dengan simbol (C)
(2) Hidrogen dengan simbol (H)
(3) Oksigen dengan simbol (O)
(4) Nitrogen dengan simbol (N)
(5) Fosfor dengan simbol (F)
(6) Kalium dengan simbol (K)
(7) Belerang dengan simbol (S)
(8) Kalsium dengan simbol (Ca)
(9) Magnesium dengan simbol (Mg)
(10) Zeng dengan simbol (Zn)
(11) Besi dengan simbol (Fe)
(12) Tembaga dengan simbol (Cu)
(13) Mangan dengan simbol (Mn)
(14) Molibdenum dengan simbol (Mo)
(15) Boron dengan simbol (B)
(16) Klor dengan simbol (Cl)

Dari 16 unsur tersebut, ketiga unsur mulai urutan dari atas yaitu C, H, N diambil oleh tanaman terutama dari udara dan air. Kemudian 13 unsur lainnya diserap dari dalam tanah dan dari pupuk.Dari enam belas (16) unsur di atas, sembilan (9) unsur yaitu: (C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg) disebut sebagai unsur makro. Karena unsur tersebut dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. Kemudian tujuh (7) unsur lainnya yaitu (Zn, Fe, Cu, Mn, Mo, B, dan Cl) dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit yaitu disebut  unsur mikro.

Kemudian Sarwono (1992)  menjelaskan fungsi unsur hara makro bagi tanaman yakni unsur NPK adalah sebagai berkut:

(1) Nitrogen (N) 

Nitrogen berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein. Tanaman yang mengandung N dalam jumlah cukup akan berwarna hijau.  
Nitrogen di dalam tanah terdapat dalam berbagai bentuk yaitu:
(a) Protein (bahan organik)
(b) Senyawa-senyawa amino
(c) Amonium (NH4+) (d) Nitrat (NO3-)

Bila tanaman kekurangan unsur N, maka gejala yang tampak adalah: 
(a) Tanaman kerdil
(b) Pertumbuhan akar terbatas
(c) Daun-daun kuning dan gugur

Sedangkan tanaman yang kelebihan unsur N, maka gejala yang tampak adalah sebagai berikut:
(a) Kemasakan tanaman terlambat
(b) Batang lemah dan mudah roboh
(c) Mudah terinfeksi penyebab penyakit

(2) Fosfor (P)

Unsur P di dalam tanah berasal dari:
(a) Bahan organik (contohnya pupuk kandang, sisa-sisa tanaman)
(b) Pupuk buatan (TSP, DS, SP36)
(c) Mineral-mineral di dalam tanah (apatit)

Fungsi P bagi tanaman adalah:
(a) Pembelahan sel
(b) Pembentukan albumin
(c) Pembentukan bunga, buah dan biji
(d) Mempercepat pematangan
(e) Memperkuat batang tidak mudah roboh
(f) Perkembangan akar
(g) Memperbaiki kualitas tanaman terutama sayur mayur dan makanan ternak
(h) Tahan  terhadap penyakit
(i) Membentuk nucleoprotein (sebagai penyusun genyaitu RNA (Ribonucleic acid) dan DNA (Deoxy Ribonucleic acid).
(j)  Metabolisme karbohidrat
(k) Menyimpan dan memindahkan energi (transfer energy), misalnya ATP = Adenosin Triphosphate, ADP = Adenosin Diphosphate

(3) Kalium (K)

Unsur K merupakan hara utama ke tiga setelah N dan P. Kalium ter golong unsur yang selalu dinamis dalam tanaman, baik dalam sel, jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Unsur K dalam tanah berasal dari:
(a) Mineral-mineral primer 
(b) Pupuk buatan (contoh ZK)

Fungsi K  bagi tanaman secara garis besar adalah:
(a) Pembentukan pati
(b) Mengaktifkan enzim
(c) Pembukaan stomata (mengatur pernafasan dan penguapan)
(d) Proses fisiologis dalam tanaman
(e) Proses metabolik dalam sel
(f) Mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain
(g) Mempertinggi daya tahan ter hadap kekeringan dan penyakit.
(h) Perkembangan akar

K ditemukan dalam jumlah banyak di dalam tanah, tetapi hanya sebagian kecil yang digunakan oleh tanaman yaitu yang larut dalam air atau dapat dipertukarkan (dalam koloid tanah).



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment