-->

Langkah-Langkah Pembangunan Pembibitan Tanaman Hutan BAG 7

g) Bedeng tabur (rumah perkecambahan)

Bedeng tabur berfungsi sebagai tempat pengecambahan benih. Oleh karena itu bentuk bangunan dan konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga mendukung proses perkecambahan benih. Bangunan yang baik mempunyai spesifikasi pondasi beton, lantai diperkeras dengan semen, dinding setengah dari batu bata atau kayu dan yang setengah lagi dari kawat kasa dengan maksud untuk sirkulasi udara dan sinar matahari. Sedangkan atapnya terbuat dari seng plastik putih bergelombang yang tembus cahaya.



Areal pembibitan/persemaian sementara, bedengan tabur secara sederhana dapat dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 m x 1 m,  ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm. Kemudian bedeng tabur diisi dengan media semai setebal 10 cm, usahakan agar media semai bebas dari kotoran/sampah. Media semai terdiri dari campuran pasir dan tanah
dengan perbandingan 1:1. Setelah bedengan diisi media semai secara merata, kemudian disiram dengan air sampai jenuh. Untuk menghindari timbulnya serangan jamur/cendawan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida (Dithane  M-45). Penyiraman selanjutannya dapat menggunakan sprayer  gendong atau pipa sprinkle dengan dipasang nozle. Permukaan bedeng tabur kemudian dibuat  larikan-larikan. Ukuran larikan tabur berjarak 5 cm antar larikan dengan kedalaman sekitar 2 cm.

Setelah bedeng tabur dibuat larikan-larikan, kemudian segera dilakukan penaburan benih. Benih yang baik misalnya Acasia mangium dan Eucalyptus akan berkecambah setelah hari ke tiga, sedangkan benih Pinus merkusii  akan berkecambah setelah hari kedelapan.  Penaburaan benih dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan. 
Contoh cara penaburan benih sengon yaitu benih ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya. Usahakan benih sengon tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah sengon tidak bertumpuk.  Untuk menghindari timbulnya serangan penyakit, media tabur hanya digunakan satu kali. Selain itu setiap kali kegiatan penaburan akan dilaksanakan, rak tabur dan bak persemaian  terlebih dahulu dicuci dan disemprot fungisida.   



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment