-->

Langkah-Langkah Pembangunan Pembibitan Tanaman Hutan BAG 9

i) lnstalasi air penyiraman

Penyediaan air berkualitas baik dan dalam jumlah yang cukup sepanjang musim adalah sangat penting. Untuk memenuhi kebutuhan air dalam pembibitan dapat diambil dari suatu sumber air atau sungai, kemudian ditampung dalam kolam penampungan.
Selanjutnya air dipompa dengan mesin ke tower tangki air kemudian didistribusikan.

(1) Kolam penampungan air

Tersedianya kolam penampungan air tidak merupakan keharusan, tetapi untuk mengurangi limpahan debit air sungai apabila hujan datang. Selain itu dapat berfungsi sebagai cadangan air saat kemarau panjang.  Karena itu jika sumber air dari dalam tanah tersedia maka kolam penampungan air dapat ditiadakan. Sebagai gantinya, air dapat langsung dipompa menuju tower tangki air. 
Besar kecilnya kolam penampungan air disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu dipengaruhi jenis tanaman yang dikembangkan. Sebagai contoh kebutuhan air di pembibitan jenis Acacia auriculiformis adalah 40 m3/ha/hari. Untuk penyiraman selama 20 hari tanpa hujan diperlukan ukuran kolam penampungan 20 m x 20 m dengan kedalaman 2 m atau volume air penampungan 800 m3.

(2) Tower tangki air

Konstruksi menara tangki air dapat terbuat dari kayu ulin atau kayu pilihan atau dari besi, bagian dasar sedikit dikeraskan dengan adukan semen. Tinggi bangunan 6,5 m menyerupai kerucut dengan ukuran luas dasar 7 m x 4 m dan ukuran atas 4 m x 3 m. Jumlah tangki air 6 buah, masing-masing tangki berkapasitas 1000 liter.  Untuk memberikan gambaran tower tangki  dapat dilihat pada Gambar 37.


(3) Jaringan pipa

Pipa yang digunakan adalah pipa plastik paralon dengan diameter bervariasi. Jaringan pipa primer berdiameter 10 cm atau 2 inci. Sedangkan jaringan sekunder dan tersier masingmasing berdiameter 7 cm atau 1.5 inci dan 0,75 inci.
Jaringan primer dimulai dari kolam penampungan air melewati mesin pompa sampai masuknya air pada tangki.  Keluarnya air dari tangki sampai keluarnya pembagi disebut jaringan sekunder dan selepas itu disebut jaringan tenier. Semua jaringan pipa sebaiknya dipendam  dalam tanah agar lebih aman. Akan tetapi dalam kondisi tertentu, misalnya tanah sukar digali karena berbatu besar, jaringan pipa dapat diletakkan di atas permukaan tanah. Jika hal ini terpaksa dilakukan pipanya dililiti kawat berduri sehingga terbebas dari injakan manusia atau binatang.  Pada ujung masing-masing saluran tersier dipasang keran yang dapat disambung dengan selang plastik serta keran penyemprot.

(4) Mesin pompa air

Mesin pompa air ditempatkan dekat sumber air dan dibuatkan bangunan. Rumah pompa air tidak harus bagus yang penting kuat dan tahan lama. Penggunaan pompa air disesuaikan dengan kebutuhan air untuk penyiraman.

Kegiatan pemeliharaan bibit tanaman hutan adalah sebagai berikut: 

(1) Penyiraman

Tujuan dari penyiraman adalah memberikan jumlah air yang cukup sehingga tercipta kondisi ingkungan yang baik untuk pertumbuhan bibit tanaman. Pada persemaian, air dalam jumlah cukup adalah persyaratan yang harus dipenehi.  Jumlah air yang berlebihan atau kekurangan dapat berakibat tidak baik terhadap pertumbuhan bibit. Karena itu penyiraman persemaian atau pembibitan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Jika terjadi hujan maka tidak perlu dilakukan penyiraman, dan sebaliknya.
Teknik penyiraman dapat dilakukan secara sederhana yaitu menggunakan alat gembor atau secara mekanis yaitu menggunakan peralatan khusus dan tenaga pompa. Penyiraman secara mekanis, kualitas airnya  lebih baik, hasilnya akan lebih merata, dan cepat mengerjakannya. 
Bila penyiraman dilakukan secara mekanis maka diperlukan peralatan yang harus diadakan antara lain adalah:
(a) Sumur artetis, yang menjamin ketersediaan jumlah air dan kualitas air sepanjang tahun. Penggunaan air jenih yang menjamin keawetan peralatan sprinkle yang digunakannya.
(b) Sumur bor dengan pompa air yang ada di dalamnya.
(c) Generator disel berkekuatan 28 HP/ 20 KVA untuk menghidupkan pompa penghisap air. Jika tersedia listrik dapat digunakan listrik  PLN agar energi listrik selalu tersedia untuk pompa.
(d) Tangki air kapasitas 4 m3 untuk menampung air yang disedot dari sumur bor
(e) Pompa air untuk menyedot air dari  tangki air dan didistribusikan ke sprinkle yang digunakan untuk penyiraman bibit tanaman
Penyiraman bibit tanaman yang optimum akan memberikan pertumbuhan bibit yang optimum pula. Penyiraman bibit dapat dilakukan pada pagi dan sore hari ataupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit tanaman hutan (misal sengon) baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.

(2) Pemupukan 

Pemupukan bertujuan untuk mendapatkan bibit yang kualitasnya baik. Sebelum menggunakan pupuk, beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah sifat pupuk yang akan digunakan, media tumbuh, dan sifat bibit yang diusahakan. Pupuk yang biasa digunakan pada pembibitan adalah pupuk majemuk NPK (15:15:15).
Contoh pemupukan pada bibit sengon dilakukan dengan menggunakan larutan "gir".  Cara pembuatan larutan "gir” yaitu siapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu
dan setelah itu digunakan untuk pemupukan. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 cm – 125 cm, bibit sengon siap dipindahkan ke kebun sengon (ditanam di kebun). 

(3) Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila bibit sengon ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Bibit sulaman harus sudah disiapkan sejak pertama kali dipersemaian, sehingga umur bibit sulaman sama dengan bibit lainnya.

(4) Penyiangan 

Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil.  Kegiatan penyiangan harus dilakukan secara hati-hati,  agar jangan sampai akar bibit sengon terganggu. 

(5) Pengendalian hama dan penyakit

Beberapa hama yang biasa menyerang bibit sengon adalah semut, tikus rayap, dan cacing. Bibit yang terserang hama dicabut dan dibakar.  Sedangkan penyakit yang sering menimbulkan kerusakan bibit sengon yaitu disebabkan oleh cendawan.  Pengendalian penyakit tersebut dengan cara mensterilkan media tumbuh atau menggunakan fungisida yang disemprotkan pada bibit sengon.

(6) Seleksi bibit sengon 

Seleksi bibit sengon merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit sengon dipindahkan ke lapangan. Tujuannya yaitu mengelompokan bibit sengon yang baik dari bibit sengon yang
kurang baik pertumbuhannya. Bibit sengon yang baik merupakan prioritas pertama yang dapat dipindahkan ke lapangan untuk ditanam. Sedangkan bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya, dilakukan pemeliharaan secara intensif  guna memacu pertumbuhan bibit sengon. Dengan demikian bibit sengon mempunyai kualitas yang merata dan bibit siap ditanam di lapangan.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment