-->

Langkah-Langkah Pembangunan Pembibitan Tanaman Hutan BAG 6

f) Rumah penampungan media

Bangunan penampungan media tumbuh tanaman ini digunakan untuk berbagai kegiatan antara lain tempat pembuatan kompos, pengeringan dan pengayakan top soil, dan tempat pencampuran serta penyimpanan media. Oleh sebab itu bangunannya dibuat lebih besar dari yang lainnya.

(1) Tempat pembuatan kompos

Tempat untuk pembuatan kompos terbuat dari papan kayu yang  berbentuk balok dengan panjang 3 m, lebar 1m, dan tinggi 1m. Tiap panjang 1 m diberi sekat pembatas yang juga terbuat dari papan. Bagian bawah kotak diberi lobang secukupnya. Adapun tutup (bagian atas) dibuat dari terpal plastik. Untuk membuat kompos dapat digunakan serbuk gergaji, sisa-sisa tanaman, atau merang padi. Cara pembuatannya sebagai berikut.
  • Buatlah 3 kotak dengan volume masing-masing kotak 1 m3. 
  • Masukkan serbuk gergaji ke dalam kotak kira-kira 1/4 ketinggian kotak. 
  • Ratakan permukaannya dan padatkan secara perlahan lahan. 
  • Larutkan 100 g urea dalam satu ember air kemudian siramkan secara merata pada serbuk gerga.ji tersebut. 
  • Tambahkan satu lapisan tipis kompos (ketebalan 2 cm) yang sudah jadi atau bahan organik yang telah dibersihkan terlebih dahulu. 
  • Ulangi kegiatan tersebut sampai diperoleh total volume 1 m3 dan  total   urea 400 g. 
  • Kotak ditutup dan diberi celah untuk ventilasi. 
  • Setiap hari dilakukan penyiraman air sebanyak  dua ember. 
  • Seminggu sekali diberi larutan pupuk 100 g dalam air satu ember. 
  • Setelah tiga minggu media dipindahkan ke dalam kotak berikutnya (kotak ke-2) dan tiga minggu kemudian dipindahkan lagi ke dalam kotak berikutnya (kotak ke-3). 
  • Pengomposan biasanya selesai setelah 6-8 minggu.
     

(2) Tempat pengeringan dan pengayakan top soil

Tempat pengeringan top soil berada di luar bangunan. Penjemuran dilakukan dengan pemberian alas dari plastik  terpal dan kalau hujan harus ditutup, tempat penjemuran harus datar.  Top soil diambil dari bawah tegakan alam sampai kedalaman maksimal 10 cm. Warna top soil yang baik cokelat kehitaman. Top soil yang telah terkumpul dibawa ke gudang tanah untuk diangin-anginkan beberapa saat, kemudian baru diayak.
Pengayakan tanah menggunakan kawat kasa 4-7mm persegi dengan ukuran  panjang 150 cm dan lebar 100 cm. Sisa top soil bekas ayakan dikumpulkan kemudian dihancurkan dengan alat pemukul setelah itu diayak ulang.  Hasil ayakan ditempatkan pada suatu tempat yang terlindung sebagai stok.

(3) Tempat pencampuran media

Tempat pencampumn media dibtatdari beton. pencampuran tidak dilakukan sekaligus, melainkan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhannya. Sebagai alat pengaduk digunakan sekop. Tanah campuran yang akan digunakan sebagai media harus dijaga agar tetap kering. Campuran media yang ideal terdiri dari gambut, top soil, dan bahan organik yang sudah dikomposkan. Akan tetapi pada daerah-daerah tertentu gambut sulit didapatkan dan bisa diganti top soil murni atau top soil yang dicampur kompos. Sebagai alat ukur untuk mencampur perbandingan media dapat digunakan blek bekas kaleng minyak goreng atau alat ukur lainnya.
Sebaiknya pencampuran media dilakukan pagi hari menjelang pengisian  polibag. Banyaknya disestraikan dengan kemampuan pekerjanya. Hal ini dimasudkan agar tidak ada stok untuk hari berikutnya. Jika hal ini tidak dapat dihindari maka media tersebut harus dijaga jangan sampai struktumya menggumpal. Caranya sisa media tersebut dapat ditutup dengan plastik terpal.
Sebelum benih disemai/ ditaburkan, sebaiknya diberikan perlakuan sehingga daya kecambah benih dapat mencapai tingkat yang maksimal. 



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment