Dampak Limbah
Secara umum
dinyatakan bahwa limbah peternakan dikategorikan sebagai limbah yang
volumenya sedikit akan tetapi memiliki daya cemar yang sangat tinggi.
Sangat berbeda dengan limbah perkotaan yang besifat bulky, yaitu
volumenya banyak akan tetapi daya cemarnya relatif rendah. Limbah
peternakan mengandung sebagian besar bahan padat dan sedikit air sedangkan limbah perkotaan mengandung sebagian besar bahan padat dan sedikit bahan cairnya.
Limbah
ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk
mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Suatu
studi mengenai pencemaran air oleh limbah peternakan melaporkan bahwa
total sapi dengan berat badannya 5.000 kg selama satu hari, produksi
manurenya dapat mencemari 9.084 x 10 7m3air. Selain melalui air, limbah
peternakan sering mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai
media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 %
merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
larva lalat, sementara kandungan air kotoran ternak 65-85 % merupakan
media yang optimal untuk bertelur lalat.
Kehadiran limbah ternak
dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan
menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan penggemukan sapi yang
paling hebat ialah sekitar pukul 18.00, kandungan debu pada saat
tersebut lebih dari 6000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang
dapat ditolelir untuk kesegaran udara di lingkungan (3000 mg/m3).
Salah
satu akibat dari pencemaran air oleh limbah ternak ialah meningkatnya
kadar nitrogen. Senyawa nitrogen sebagai polutan mempunyai efek polusi
yang spesifik, dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi
penurunan kualitas perairan sebagai akibat terjadinya proses
eutrofikasi, penurunan konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil proses
nitrifikasi yang terjadi di dalam air yang dapat mengakibatkan
terganggunya kehidupan biota air.
Hasil penelitian dari limbah cair
Rumah Pemotongan Hewan Cakung, Jakarta yang dialirkan ke sungai Buaran
mengakibatkan kualitas air menurun, yang disebabkan oleh kandungan
sulfida dan amoniak bebas di atas kadar maksimum kriteria kualitas air.
Selain itu adanya Salmonella spp. yang membahayakan kesehatan manusia.
Tinja
dan urin dari hewan yang tertular dapat sebagai sarana penularan
penyakit, misalnya saja penyakit anthrax melalui kulit manusia yang
terluka atau tergores. Spora anthrax dapat tersebar melalui darah atau
daging yang belum dimasak yang mengandung spora. Kasus anthrax sporadik
pernah terjadi di Bogor tahun 2001 dan juga pernah menyerang Sumba Timur
tahun 1980 dan burung unta di Purwakarta tahun 2000.
Pencemaran
karena gas metan menyebabkan bau yang tidak enak bagi lingkungan
sekitar. Gas metan (CH4) berasal dari proses pencernaan ternak
ruminansia. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab
terhadap pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1 % per tahun
dan terus meningkat. Apppalagi di Indonesia, emisi metan per unit pakan
atau laju konversi metan lebih besar karena kualitas hijauan pakan yang
diberikan rendah. Semakin tinggi jumlah pemberian pakan kualitas rendah,
semakin tinggi produksi metan.
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan
bidang peternakan, apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
pencemaran lingkungan. Limbah peternakan khususnya limbah berbentuk
padat potensi menimbulkan bahaya kesehatan baik itu ternak maupun
manusia. Potensi bahaya kesehatan tersebut disebabkan karena limbah
merupakan sumber berbagai jenis bibit penyakit.
Bebera jenis penyakit yang dapat disebabkan oleh adanya limbah padat yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:
1)
Penyakit gangguan pernafasan baik itu ternak maupun manusia
yangdisebabkan oleh adanya bau yang tidak enak /menyengat hidung.
2)
Penyakit infeksiusyang timbul pada ternak ruminansia dapat disebabkan
oleh virus, bakteri, protozoa dan cacing. Sumber penyakit seperti virus,
bakteri, protozoa dan cacing banyak terdapat di limbah peternakan yang
tidak dikelola tersebut.
3) Penyakit perut pada manusia
Penyakit ini
dapat disebabkan karena manusia makan makanan yag kotor , akibat makanan
tersebut dihinggapi lalat. Lalat suka hidup ditempat-tempat yang kotor
seperti limbah peternakan.
4) Mencemari lingkungan tanah
Jenis
limbah padat apabila tidak dikelola dengan baik, dan dibuang begitu saja
akan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem tanah, perkembangan
kehidupan mikroorganisme tanah, kesehatan ternak yang berada
dilingkungan sekitarnya dan termasuk kesehatan manusia baik itu peternak
sendiri maupun masyarakat secara keseluruhan.
Mengapa lingkungan
tanah bisa tercemar oleh limbah padat tersebut? karena limbah padat yang
tidak dikelola tersebut sudah melampui batas kemampuan tanah untuk
mendaur ulang/menguraikannya, yang akhirnya terjadilah pencemaran.
5)
Dapat mencemari air tanah dan air sungai
Limbah padat dari kegiatan
peternakan yang menumpuk tinggi, dalam waktu lama akan mengalami proses
dekomposisi akan menghasilkan bau, gas, lindi dan bahan padat berupa
pupuk kandang. Lindi berbentuk cairan mengandung unsur pencemar dan
masuk kedalam tanah yang akhirnya dapat mencemari air tanah dan bisa
juga mengalir ke sungai dan mencemari air sungai.Apabila air
sungai
terjadi pencemaran maka dapat menyebabkan ekosistem terganggu, dan
menurunkan kualitas air sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
6) Mengganggu padangan
Limbah padat dari kegitan
peternakan yang menumpuk dan dalam jumlah cukup banyak pada suatu
tempat apabila tidak dikelola, dapat menimbulkan gangguan padangan mata,
yang akhirnya akan terkesan kotor dan kumuh.
0 komentar:
Post a Comment