Pengolahan Limbah
Limbah
utama dari industri peternakan adalah kotoran ternak atau feces, urin
(air kencing), sisa-sisa rumput dan sisa-sisa konsentrat. Limbah ini
akan menimbulkan polusi bila tidak dikelola dengan baik, tetapi bila
dikelola dengan benar akan memberikan manfaat bagi lingkungan.
Selain
limbah utama dari industri peternakan adalah kotoran ternak atau feces,
urin (air kencing), sisa-sisa rumput dan sisa-sisa konsentrat, ada
juga limbah detergen, vaksin, obat-obatan dan bahan kimia (limbah B3),
telur busuk dan bangkai ternak. Khusus untuk limbah yang berbahaya ini
perlu dilakukan penanganan khusus. Untuk limbah ternak berupa kemasan
bekas vaksin, kemasan obat/desinfektan, telur busuk sisa penetasan dan
bangkai ternak, umumnya di lakukan dengan cara di bakar kemudian di
timbun. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja
ditimbun, dibakar atau dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan
yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini
memerlukan cara penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan
B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia
sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang daya racunnya. Setelah
diolah limbah B3 masih memerlukan metode pembuangan yang khusus untuk
mencegah resiko terjadi pencemaran.
Beberapa metode penanganan limbah B3
yang umumnya diterapkan adalah:
1) Pengolahan limbah Pengolahan
secara kimia, fisik, atau biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara
kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/solidifikasi.
Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan
sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi
tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau
penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang.
2) Penyimpanan limbah
a) Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection) Yaitu cara membuang
limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan cara memompakan
limbah tersebut
melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisanlapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam.
b)
Kolam penyimpanan (surface impoundments) Limbah B3 cair dapat
ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah B3.
Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah
perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan
terkosentrasi dan mengendap di dasar.
c) Landfill untuk limbah B3
(secure landfils) Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus
pengamanan tinggi. Pada metode pembuangan secure landfills, limbah B3
ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill
yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill ini
harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol
kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau.
Limbah peternakan dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, apalagi limbah tersebut dapat
diperbaharui (renewable) selama ada ternak. Limbah ternak masih
mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan.
Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak,
bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau
biota, dan zat-zat yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak
dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, energi dan
media berbagai tujuan.
Berikut ini adalah beberapa jenis pemanfaatan limbah peternakan yang sering dilakukan untuk berbagai tujuan:
- Pemanfaatan Untuk Pakan dan Media Cacing Tanah
Penggunaan feses sapi untuk media hidupnya cacing tanah, telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan campuran feces yang ditambah bahan organik lain, seperti feses 50% + jerami padi 50%, feses 50% + limbah organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi rumen 50%.(Farida, 2000).
- Pemanfaatan Sebagai Pupuk Organik (kompos)
Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur makro yang diperlukan tanaman, tersaji dalam tabel berikut:
Kotoran ternak dapat juga dicampur dengan bahan organik lain untuk mempercepat proses pengomposan serta untuk meningkatkan kualitas kompos tersebut .
- Pemanfaatan Lainnya
dapat mengurangi kebutuhan akan kayu bakar.Pemanfaatan lain adalah penggunaan urin dari ternak untuk campuran dalam pembuatan pupuk cair maupun penggunaan lainnya.
0 komentar:
Post a Comment