Karakter Limbah Peternakan
Secara umum limbah dapat diartikan
sebagai suatu substansi yang didapatkan selama pembuatan sesuatu, barang
sisa atau sesuatu yang tidak berguna dan harus dibuang. Limbah dapat
diartikan sebagai hasil samping dari kegiatan.
Produksi Peternakan
di Indonesia menghasilkan hasil utamanya yaitu daging, telur, susu, dan
kulit. Selain itu produksi peternakan juga menghasilkan hasil ikutan (by
product) berupa bulu dan rambut, tulang, darah, saluran pencernaan, dan
organ tubuh. Produksi peternakan juga menghasilkan limbah (waste)
seperti feses, urin, sisa pakan, bedding/litter, kemasan pakan, kemasan
obat/vaksin, serta ternak mati. Setiap 1 kilogram daging yang kita
konsumsi menghasilkan limbah 20 kilo gram dikandang. Limbah industri
ternak kebanyakan padat dan cair, yang mengandung bahan organik tinggi,
kandungan Biological Oxygen Demand(BOD) tinggi, dan zat nutrisi seperti Nitrogen dan Posfat.
Limbah
peternakan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan pada
usaha peternakan, selain faktor bibit ternak, pakan, kandang, penyakit
ternak dan panen.Dikatakan demikian karena tidak jarang suatu peternakan
diminta untuk menutup usahanya oleh warga masyarakat sekitar karena
limbahnya dituding telah mencemari lingkungan.Hal tersebut berlaku untuk
semua jenisternak unggas (ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam
kampung pedaging, ayam kampung petelur, itik pedaging, itik petelur, dan
puyuh), ternak ruminansia (sapi pedaging, sapi perah, kerbau, domba,
kambing pedaging dan kambing perah, dan ternak monogastrik (kuda, babi
dan kelinci). Untuk itulah pada skala usaha peternakan tertentu perlu
upaya analisis mengenai dampak lingkungan.
Total limbah yang
dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe
usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine
merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar
kotoran hewan dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau
kambing, dan domba. Umumnya setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak
perah menghasilkan 2 kg limbah padat (faeces), dan setiap kilogram
daging sapi menghasilkan 25 kg feses.
Karakteristik limbah
peternakan dapat dibedakan dari bentuk, dan sifatnya. Limbah ternak
berdasarkan bentuk adalah limbah padat, limbah cair dan limbah gas.
Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam
fase padat (kotoran ternak/feces, ternak yang mati, isi perut dan rumen,
sisa pakan, dan bedding/litter). Limbah cair adalah semua limbah yang
berbentuk cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine, air
pencucian ternak, alat-alat dan kandang). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas (CO. NH3, H2S, CH4).
Limbah
ternak dapat dibedakan berdasarkan sifatnya. Yaitu sifat fisik, sifat
kimia, dan sifat biologi. Limbah berdasarkan sifat fisik berhubungan
dengan fisik limbah tersebut seperti jumlah limbah, kandungan padatan,
berat jenis, ukuran partikel, warna, bau, dan temperature limbah. Limbah
berdasarkan sifat kimia yaitu limbah yang berkaitan dengan pH limbah,
unsur hara yang terkandung pada limbah seperti kandungan (N,P,K,C,Ca,
dll), serta yang ada hubungan dengan Biological Oxygen Demand (BOD) atau
kebutuhan oksigen biologis (KOB). Hal ini menunjukkan jumlah oksigen
terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme hidup untuk memecah atau
mengoksidasi bahan organik dalam air. Sedangkan dari sifat biologi
adalah kandungan jasad renik/kandungan mikroorganisme yang tekandungnya
(E.Coli, Bacillus sp dll).
Adapun sifat dan karakteristik limbah ternak tergantung pada :
1)
Jenis ternak (umur, ukuran tubuh, kondisi fisiologis)
2) Sistem
perkandangan
3) Jenis ransum yang diberikan
4) Konsumsi air
5) Industri
ternak (RPA, RPH, pabrik susu, daging, kulit, penetasan)
6) Lingkungan (
temperatur, kelembaban)
0 komentar:
Post a Comment