Mekanisme Katup bag 2
3. Tipe Doble Over Head Camsaft (DOHC)
Dua poros kam di kepala
(Double Over Head Camsaft ) kam langsung menggerakkan mangkok penumbuk.
Mekanisme penghubung antara poros nok dan poros kam bisa memakai rantai
atau belt.
Gambar 2.55 Mekanisme Katup Tipe DOHC
- Keuntungan
x Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )
x Kelembaman massa paling kecil, baik untuk putaran tinggi
- Kerugian
x Penyetelan celah katup lebih sulit
4. Waktu Pembukaan dan Penutupan Katup
Pada kendaraan 4 tak pengaturan langkah-langkah dalam siklus kerja selain disebabkan oleh gerakan piston dalam silinder juga sangat dipengaruhi oleh kerja mekanisme katup yang mengatur pembukaan dan penutupan katup. Katup digerakkan oleh sebuah poros nok (camshaft) yang putarannya setengah dari putaran poros engkol (crankshaft). Sederhananya adalah, katup buang akan membuka ketika piston pada posisi titik bawah. Setelah mengeluarkan gas, ketika piston berada pada titik paling atas, katup buang akan menutup. Pada saat yang bersamaan, katup isap akan membuka untuk mengambil campuran bahan bakar. Saat piston pada titik bawah, katup isap akan menutup.
Gambar 2.56 Diagram Katup
Keterangan :
TMA = Titik Mati Atas
TMB = Titik Mati Bawah
KIB = Katup Isap Buka
KIT = Katup Isap Tutup
KBB = Katup Buang Buka
KBT = Katup Buang Tutup
Bagaimanapun ini hanyalah konsep kerja katup saja. Campuran bahan bakar dan gas pembakaran mempunyai berat jenis sehingga alirannya tidak sempurna dan membutuhkan jangka waktu tertentu. Selanjutnya katup tidak dapat membuka dan menutup dengan segera juga. Sebagai contoh, katup isap membutuhkan waktu untuk membuka dengan sempurna, dan campuran bahan bakar tidak masuk segera kedalam cilinder tetepi dibutuhkan beberapa saat untuk masuk karena adanya gaya inertia dari aliran. Karena itu, katup seharusnya membuka terlebih dahulu saat piston mencapai titik atas. Saat piston mulai turun, kemudian valve sudah mulai terbuka untuk memasukan campuran bahan bakar kedalam cilinder. Dengan demikiaan intake membuka sedikit lebih awal, katup akan terbuka dengan sempurna ketika piston mencapai titik bawah, agar campuran bahan bakar yang masuk kedalam cilinder cukup.
Gambar 2.57 Katup Isap Buka Lebih awal
Ketika piston melewati titik paling bawah, katup isap belum menutup sepenuhnya. Hal ini menyebabkan campuran bahan bakar akan masuk lagi kedalam silinder karena adanya gaya inertia dari aliran campuran bahan bakar tersebut. Di akhir langkah pembakaran, katup buang akan membuka tepat sebelum piston mencapai titik paling bawah (TMB). Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan gas buang secepat mungkin dengan memanfaatkan gaya balik dalam silinder. Dengan arti yang sama pada katup iasp, meskipun piston melewati titik atas (TMA), katup masih membuka untuk mengeluarkan gas yang terbakar seluruhnya menggunakan gaya inertial pada aliran pembuangan (exhausting flow).
Gambar 2.58 Waktu Buka Katup Buang
Berdasarkan pada proses kerja katup tersebut, terdapat kesamaan waktu dimana katup isap dan katup buang terbuka bersamaan, karena katup buang tertutup setelah melawati titik atas (TMA) dan katup iasp membuka sebelum mencapai titik atas(TMA). Pada saat ini, dihasilkan gaya vacuum inertia dari gas yang keluar dapat mempercepat masuknya campuran bahan bakar. Periode ini sering disebut dengan overlap.
5. Celah katup dan penyetelannya
a. Fungsi celah katup
Agar supaya katup-katup dapat berfungsi (membuka/menutup) dengan baik pada semua keadaan saat panas maupun dingin.
Gambar 2.59 Mur penyetel dan celah katup
Celah katup harus distel, karena terjadi keasusan akibat gesekan antara dua buah logam yang saling bersentuhan/bersinggungan maka logam tadi menjadi aus. Keausan yang selalu muncul setiap dipakai maka celah katup berubah dan perlu penyetelan secara periodik setiap kali service (tune up).
b. Macam-macam kontruksi penyetelan katup :
x Kontruksi Umum
penyetelan celah katup dilakukan dengan menyetel mur penyetel dengan fuler pada celah katup
Gambar 2.60 Kontruksi Umum
x Dengan tuas ayun (mis. MB, Ford, Nissan) Pengukuran celah harus antara Kam dan roker arm, bukan antara ujung tuas ayun dan ujung batang katup.
Gambar 2.61 Kontruksi Tuas Ayun
x Dengan plat penyetel (mis. Volvo, Fiat, VW)
Gambar 2.62 Kontruksi dengan Plat Penyetel
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment