-->

Koreksi Bentuk

 Bentuk Batang Bentuk batang dari pangkal hingga ke ujung berkaitan erat dengan perubahan ukuran dan bentuk penampang lingkar batang.
Setiap kenaikan pada ketebalan tertentu (misal tiap 1 mm atau 1 cm dinyatakan sebagai irisan lingkar batang) selalu terjadi perubahan ukuran dan bentuk penampang secara bertahap dan kontinyu. Umumnya ukuran penampang irisan semakin mengecil yang diikuti dengan perubahan bentuk penampang.
Berarti :
 penampang irisan lingkar batang tidak berupa lingkaran sempurna.
 ukuran dan bentuk irisan penampang lingkar batang selalu terjadi perubahan setiap kenaikan tinggi.
 irisan-irisan lingkar batang berupa frustrum (tipis) tersusun membentuk frustrum yang lebih besar, tidak membentuk silinder dan berakhir membentuk benda putar sempurna (BPS) yaitu bentuk kerucut (konus).

Bentuk-bentuk benda putar sempurna dan frustrumnya (terpancung) seperti Gambar 25.

Perhatikan setiap ukuran dan bentuk penampang lingkar batang (irisan) pada Gambar 26.
Mengingat perhitungan volume didasarkan pada bentuk silinder, maka perlu dikoreksi untuk memperoleh volume yang sebenarnya.
Sekilas koreksi tersebut merupakan koreksi volume, tetapi sebenarnya adalah akibat bentuk batang yang tidak silinder. Seandainya batang pohon berbentuk silinder, koreksi bentuk tidak pernah terjadi. Oleh karena itu dinyatakan sebagai faktor bentuk (suatu nilai untuk mengoreksi bentuk batang karena tidak silinder).

2. Faktor Bentuk
(1) Pengertian Faktor Bentuk Faktor bentuk (form factor) merupakan suatu bilangan/angka (tingkatan ratio) atau perbandingan antara volume batang (pohon) terhadap volume silindernya dengan tinggi dan diameter atau bidang dasar yang sama.
Memperhatikan volume silinder adalah Vs = (Lbds . T). Sedangkan bentuk batang pohon tidak pernah silinder, maka diperlukan suatu faktor sebesar f sebagai koreksi. Sehingga rumusan volume tersebut menjadi :
(2) Penentuan Faktor Bentuk
a. Dasar Penentuan Faktor Bentuk Sejalan dengan pengertian dasar pengukuran tinggi dan benda putar bahwa pengukuran diawali dari puncak ke bidang datar. Demikian pula dalam penentuan faktor bentuk bahwa letak bidang dasar Bx juga diawali atau sejauh x dari puncak (Gambar 27). Sehingga rumusan faktor bentuknya adalah : Berarti fx bersifat tidak tetap dan tergantung dari :
 tinggi pohon
 nilai x (letak bidang dasar sejauh x dari puncak)
 koefisien bentuk r Setelah melalui perhitungan yang cukup panjang dan disederhanakan sehingga diperoleh rumusan yang dinyatakan sebagai faktor bentuk normal.

b. Faktor bentuk normal
Disini letak Bx masih sejauh x dari puncak (Gambar 28). Pengukuran letak bidang dasar dari puncak cukup menyulitkan, sehingga perlu diadakan perubahan awal pengukuran dan ini sejalan pula dengan pengukuran tinggi. Dengan kata lain bahwa awal pengukuran letak
bidang dasar diupayakan berawal dari bidang datar permukaan tanah.
Bila demikian berarti tinggi letak bidang dasar dari permukaan tanah sejauh (T-x) = c. Ini merupakan kewajaran dalam pengukuran.




c. Faktor bentuk setinggi dada Sejalan pengertian di atas, berati letak Bx sejauh c = T-x, maka fx menjadi fc. Rumusannya :
disini letak Bc sejauh c dari bidang datar permukaan tanah (Gambar 29). Berapa nilai c? Telah disepakati bahwa letak pengukuran diameter atau keliling setinggi dada dari permukaan tanah, maka berarti pula letak Bc berada setinggi dada (sd).

Sehingga rumusan faktor bentuk setinggi dada (fsd) sebagai berikut :
Mengingat kesepakatan di Indoensia bahwa letak pengukuran diameter atau keliling pada setinggi dada adalah 130 cm dari permukaan tanah, maka rumusan fsd di atas menjadi :
(3) Terapan faktor bentuk
Tahapan yang diperlukan untuk menetapkan faktor bentuk meliputi :
a. Penentuan volume silinder (Vs). Volume silinder batang yang didasarkan pada rumusan silinder dengan diameter (Dsd) atau keliling setinggi dada (Ksd).
b. Penentuan volume aktual (Va). Volume aktual diperoleh dari penjumlahan volume hasil dari pengukuran batang yang dilakukan secara seksi.
c. Faktor bentuk (fsd) merupakan hasil-bagi dari volume aktual (Va) terhadap volume silinder batang pohon yang bersangkutan.

Adapun langkah-langkah untuk menentukan faktor bentuk secara umum adalah :
a. Ukur diameter atau keliling setinggi dada (Dsd).
b. Tentukan dan hitung volume batang pohon (Va) seperti pada cara penentuan volume batang secara matematis atau optis.
c. Hitung volume silinder batang (Vs) dengan tinggi pohon dipersamakan ~ Faktor bentuknya ditentukan sebesar Va/Vs.

Contoh! 
Penentuan Faktor bentuk dengan Penandaan. Contoh ini merupakan kelanjutan dari contoh Penentuan Volume Berdiri dengan Penandaan. Dari contoh diperoleh Va (volume aktual) sebesar 4,94 m3, panjang batang (panjang seluruh seksi) 23,7 m. Hasil pengukuran diameter setinggi dada (130 cm) diperoleh 61,3 cm, berarti volume silinder batang (Vs) sebesar
Contoh!
Penentuan Faktor bentuk tanpa Penandaan. Contoh ini merupakan kelanjutan dari contoh Penentuan volume dengan seksi 1 = tg + tx. Dari contoh diperoleh Va (volume aktual) sebesar 0,61 m3, panjang batang (panjang seluruh seksi) 11,86 m. Hasil pengukuran diameter setinggi dada (130 cm) diperoleh 33,6 cm, berarti volume silinder batang (Vs) sebesar :

Contoh.
Penentuan Faktor bentuk cara optis Contoh ini merupakan kelanjutan dari contoh Penentuan volume pohon berdiri secara optis. Dari contoh diperoleh Va (volume aktual) sebesar 0,39 m3, tinggi batang (panjang seluruh seksi) 11,3 m. Hasil pengukuran diameter setinggi dada (130 cm) sejauh 10 meter diperoleh nF = 1 dan nQ = 1,3.
(4) Persamaan faktor bentuk
Beberapa persamaan regresi faktor bentuk antara lain :
(5) Klasifikasi faktor bentuk Faktor bentuk diklasifikasikan berdasarkan letak ketinggian diameter yang diukur dan tinggi batang yang akan dimanfaatkan.
a. Ketinggian letak diameter
i. Faktor bentuk absolut
 Faktor bentuk didasarkan pada diameter pangkal batang atau setinggi dada (Gambar 30).
 Volume batang dihitung pada bagian atas diameter.
ii. Faktor bentuk normal dan faktor bentuk setinggi dada
b. Tinggi batang pohon (yang dimanfaatkan)
 Faktor Bentuk Perdagangan (Merchantable Form Factors); Bila tinggi pohon yang digunakan dalam pendugaan volume sama dengan tinggi atau panjang kayu perdagangan.
 Faktor Bentuk Batang (Stem Form Factors); Bila dalam penentuannya menggunakan panjang seluruhnya dari tinggi total.
 Faktor Bentuk Pohon (Tree Form Factors); Bila tinggi total digunakan dalam pendugaan volume, termasuk pangkal pohon, kayu bulat (batang), pucuk dan cabang.













Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment