-->

SEJARAN DAN PERKEMBANGAN ERGONOMI


Pada zaman dahulu ketika masih hidup dalam lingkungan alam asli,
kehidupan manusia sangat tergantung pada kegiatan tangannya. Alat-alat,
perlengkapan-perlengkapan, atau rumah-rumah sederhana, dibuat hanya
sekedar untuk mengurangi ganasnya alam pada saat itu.

Perubahan waktu, walaupn secara perlahan-lahan, telah merubah
manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya. Kejadian
ini antara lain terlihat pada perubahan rancangan perala tan-perala tan
yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu
yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu
tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini, menunjukkan bahwa
manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat
yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi
pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahal bulat tepat
sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan dan menggerakkan
pemakaiannya.

Banyak lagi perbuatan-perbuatan manusia yang serupa dengan itu dari
abad ke abad. Namun hal tersebut berlangsung secara apa adanya, tidak
teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang secara kebetulan. Baru
di abad ke-20 ini orang mulai mensistemasikan cara-cara perbaikan
tersebut dan secara khusus mengembangkannya. Usaha-usaha ini
berkembang terus dan sekarang dikenal sebagai salah satu cabang ilmu
yang disebut Ergonomi. Istilah untuk ilmu baru ini berbeda dibeberapa
negara, seperti: "Arbeltswissenschaft" di Jerman; "Bioteknologi" di negara
negara Skandanavia: "Human Enggineering", "Human Factors
Engineering" di negara-negara Amerika bagian utara. Perbedaan nama
nama diatas hendaknya tidak dijadikan masalah, karena secara praktis,
istilah-istilah tadi mempunyai maksud yang sama. Pada dasarnya,
Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan
manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup
dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang
diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman.

Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk
yang sangat kompleks. Untuk mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau
dari segi ilmu saja. Oleh sebab itulah untuk mengembangkan Ergonomi
diperlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu antara lain Psikologi,
Antropologi, Faal Kerja, Biologi, Sosiologi, Perencanaan kerja dan lain
lain.

Masing-masing disiplin tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi.
Pada gilirannya, para perancang, dalam hal ini para ahli teknik, bertugas
untuk meramu masing-masing informasi diatas, dan menggunakan
sebagai pengetahuan untuk merancang fasilitas sedemikian rupa
sehingga mencapai kegunaan yang optimal.

Untuk mencapai keadaan diatas, temyata memerlukan waktu yang cukup
panjang. Pada mulanya, Ergonomi banyak dikuasai oleh para ahli
psikologi, dimana pada saat itu pemilihan operator merupakan hal yang
paling diutamakan. Tetapi temyata walaupun kita mendapatkan para
operator yang berprestasi dan mempunyai keahlian tinggi, lambat laun
terbukti hasil akhir
secara keseluruhan ternyata kurang memuaskan. Hal ini terbukti dengan
nyata pada saat perang dunia II. Pesawat terbang senjata dan peralatan
lainnya, yang dibuat serba otomatis, menjadi tidak begitu ampuh
kegunaanya, dlsebabkan tidak lama karena operator tidak mampu
menguasai operasi yang kompleks dari alat tersebut. Sejarah perang
banyak menunjukkan bahwa selama perang berlangsung banyak dijumpai
bom-bom dan peluru-peluru yang tidak mengenai sasaran. Hancurnya
pesawat-pesawat terbang, kapal-kapal dan persenjataan-persenjataan
lainnya semata karena alat-alat tersebut dirancang tanpa memperhatikan
kemampuan dan keterbatasan manusia sebagai operatornya.

Baru setelah perang dunia II, mata para ahli menjadi terbuka bahwa untuk
merancang suatu sisten kerja, kita harus bisa mengintergrasikan elemen
elemen yang membentuk sistem tersebut. Manusia, yang merupakan
salah satu komponen sistem kerja, perlu mendapat perhatian khusus,
karena sifatnya yang kompleks. Ergonomi, yang merupakan ilmu tersendiri
yang mempelajari karakteristik dan tingkah laku manusia, pada mulanya
menerapkan informasi ini untuk mengembangkan peralatan-peralatan
militer. Hal ini disebabkan karena pada mulanya Ergonomi berkembang
didunia kemiliteran. Sekarang para ahli Ergonomi sudah memperluas
perhatiannya ke bidang sipil, diantaranya perancangan jalan-jalan raya,
fasilitas-fasilitas kesehalan, perumahan dan arsitektur, pengendalian
polusi, lapangan terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya yang banyak
berhubungan dengan manusia.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment