-->

BEBERAPA MASAlAH TENTANG PERUBAHAN

Seperti telah dikemukakan pada pasal 4.1 diatas, semua yang tem1asuk
ke dalam faktor-faktor diri, sosial keorganisasian dan fisik pekerjaan
secara bersama-sama berinteraksi satu dengan lainnya dalam
mempengaruhi keberhasilan kerja. Sekali lagi satu tugas pimpinan
perusahaan adalah mengusahakan faktor-faktor tersebut sebaliknya
sehingga secara keseluruhan menghasilkan sistem kerja yang efisien dan
produktif. Telah dibahas pula di dalam bab 1 bagaimana teknik tata cara
kerja ditujukan untuk mendapatkan rancangan sistem kerja yang terbaik,
dan dalam rangka ini salah satu sifat pentingnya ialah bahwa kegiatan
mendapatkan rancangan terbaik merupakan kegiatan yang dinamis. Ini
menunjukkan adanya perubahan-perubahan yang terus menerus sesuai
dengan perbaikan-perbaikan rancangan yang dinilai lebih
menguntungkan.

Suatu hal yang seringkali merupakan penghambat terlaksananya
perubahan-perubahan (perbaikan-perbaikan) itu ialah ketidaksediaan
pekerja menerimanya. Memang hal itu harus disadari karena hampir
setiap usaha merubah suatu keadaan, apalagi yang sudah mapan, akan
mendapat tantangan, dan hal ini adalah sesuatu yang wajar. Tantangan
ini tidak terbatas pada hal-hal yang dirasakan memberatkan saja,
terhadap hal-hal yang secara obyektif justru menguntungkan pun sering
dihadapi pekerja dengan mata terpicing penuh kecurigaan.

Kecurigaan cara baru hanya akan memberatkan pekerja adalah salah
satu sebab adanya tantangan. Sebab lain adalah keengganan untuk
merubah kebiasaan yang telah dirasakan enak dan menyatu dengan diri
pekerja. Seringkali suatu sistem kerja telah begitu lama berjalan sehingga
pekerja betul-betul telah terbiasa sehingga perbaikan yang menuntut
perubahan kebiasaan dirasakan sebagai sesuatu yang menyulitkan. Untuk
mengatasi hal-hal seperti ini pimpinan perusahaan perlu memberikan
penjelasan-penjelasan yang mencakup tentang sistem kerja yang
direncanakan. Khususnya untuk pekerjaan yang berada pada tingkat
tingkat terbawah, penjelasan bahwa perbaikan akan menguntungkan
pekerja-pekerja itu sendiri disamping perusahaan perlu mendapatkan
penekanan. 

Penanaman-penanaman pengertian harus dengan cermat dijalankan
bahkan sampai pada saat-saat perubahan sedang dan sudah berjalan.
Pendekatan-pendekatan kemanusiaan sangat diperlukan disini termasuk
diantaranya melalui kelompok-kelompok informal yang ada di katangan
pekerja. Bahwa itu dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan sudahlah
jelas, namun bagi pekerja hal ini ditujukan dengan perbaikan keadaan
mereka. Hal ini bukan sesuatu yang mustahil dikabulkan karena jika
memang tejadi peningkatan penghasilan perusahaan akibat perbaikan
tadi, pekerja belajar untuk menerima "bagiannya n. Kebijaksaan demikian
dapat membantu meningkatkan kepercayaan terhadap masud baik dari
perubahan dan menciptakan suatu sikap tidak menolak perubahan di
katangan pekerja. Dengan demikian perbaikan-perbaikan akan lebih
mudah berlangsung.

Ada sesuatu hal lain yang juga penting sehubungan dengan sikap
menolak perubahan ini. Tidak jarang pula sikap demikian terjadi di
katangan pimpinan sendiri. Para sarjana teknik industri atau ahli-ahli
perbaikan sistem kerja sering menghadapi kesulitan ini. Penyebabnya
bermacam-macam termasuk diantaranya sikap tidak mau bersusah-susah
merubah, suatu sikap yang tidak berbeda dengan salah satu sikap
pekerja. Penyebab yang lain-lain adalah ketidaksabaran akan pentingnya
perubahan (perbaikan) bagi keuntungan perusahaan. Sebab-sebab
lainnya adalah ketidakyakinan untuk berhasil meyakinkan pekerja akan
pentingnya perubahan dan kekurangan percayaan bahwa perubahan
akan mendatangkan perbaikan. Dengan lain
perkataan pimpinan perusahaan atau pejabat-pejabat yang menentukan
harus pula mendapatkan penjelasan-penjelasan seperlunya. lni semua,
penjelasan-penjelasan yang cukup baik bagi pekerja maupun pimpinan
merupakan salah satu syarat penting agar perbaikan-perbaikan yang
dinamis itu dapat berjalan.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment