PRINSIP- PRINSIP EKONOMI GERAKAN DIHUBUNGKAN DENGAN PENGATURAN TATA LETAK TEMPAT KERJA
- Sebaiknya dilakukan agar badan dan peralatan mempunyai tempat yangtetap. Sebaiknya Semua bahan dan pcralatan berada pada tempat yang tetap, karena dengan demikian akan memudahkan pekerja untuk mcngambil bahan dan peralatan tersebut. Jika tempat bahan dan peralatan sudah tctap, tangan pekerja akan secara otomatis dapat mengambilnya sehingga mcncari yang Inerupakan pekerjaan mental dapat dibilangkan. Contoh kegunaan yang lain dari penempatan yang tetap dapat dilihat pada perancangan kabin mobil, untuk setiap tcmpat pedal rem sudah tctap tempatnya yaitu ditengah diantara kopling dan pedal gas, bandangkan bila untuk Setiap mobil penentuan tempat pedal remnya berbeda-beda tentu hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi supirnya, terutama untuk supir yang baru. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat dan enak untuk dicapai. Dan analisa therblig, sudah diketahui bahwa untuk menjangkau jarak yang pendek diperlukan waktu yanglebihsingkatdibandingkan bilajaraknya lebihjauh. Oleh karena itusemua bahan dan peralatan sedapat mungkin harus diatur tata letaknya menurut prinsip diatas. Selain hal diatas, manusia juga mempunyai keterbatasan dalam jarak jangkauannya sehingga untuk engaturan tata letak bahan dan peralatan, hal inipun harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Bersangkutan denganjarakjangkau diatas, terdapat dua pengertian yang renting untuk diketahui yaitu daerah kerja normal dan daerah kerja maksimum. Daerah kerja normal ad&lah dacrah didepan pekerja yang dapat disapu oleh kedua tangan bagian depan dengan tidak men~gerakan lengan bagian atas. Daerah kerja maksimum adalah dacrah yangdapat dijangkau oleh tanganjika direntangkan secara pcnuh. Bila daerah kerja hanya merupakan daerah pada satu bidang datar didcpan pekerja, dikenal pula ruang kerja yang pengeniannya hampir sarna dengan daerah kerja. Pad a ruang kerja tidak hanya satu bidang datar saja tctapi meliputi dimensi ruang. titik putamya adalah siku bagi ruang kerja normal dan bahu bagi ruang kerja mak.c;imum. a. daerah kerja norma, b. daerah kerja maksimum, c. posisi kerja
- Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaikny memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga badan yang akan dipakai selalu tersedia ditempat yang dekat untuk diambil.
- Sebaiknya untuk menyajikan obyek yang sudah selesai dirancang mekan~menya yang baik. Penempatan obyek yang telah selesai dikerjakan sebaiknya diatur dengan mempertimbangkan cara kerja secara keseluruhan termasuk urut-urutan gerakannya. Untuk membantu penempatan obyek yang telah selesai ini, dapatdirancangsuatu mekanisme penyaluran obyek ke tempat penyimpanan dengan memanfatkan prinsip gaya berat, sehingga tangan terbebas dari gerakan mengangkut yang lebihjauh. Bahkan waktu mengangkut ini dapat dibilangkan saran sekali bila pangkal pcnyalur tepat berada dibawah tempat gerakan kerja terakhirnya, Bandangkanlah bila obyt;k tersebut langsung dilepas pada tempat dilakukannya gerakan terakhir dan dengan bila dilepas ditempat berjarak 30 cm dipinggir kanan dari pekerjaan terakhir dilakukan. Tentu waktu yang diperlukan oleh cara kedua akan lebih lama karena terdapat satu tambahan elemen gerak yaitu elemen gerak membawa obyek kepinggir kanan sejauh 30 cm, sedangkan pada cara pertama cukup dengan hanya melakukan suatu elemen gerak yaitu melepas. Selain menambah waktu karena penambahan satu elemen gerak, cara kedua juga kurang baik karena tidak memungkinkan kedua tangan bekerja secara simultan untuk siklus kerja yang berikutnya. Kataupun dilakukan, untuk menyelenggarakan gerakan kedua tangan yang simultan mengakibatkan tangan yang satu menganggur untuk mcnunggu tangan yang lainnya selesai melakukan penyimpanan obyck. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas pada gambar berikut ini diberikan suatu contoh cara meletokon tempat penyimpanan dari obyek yang telah selesai dikerjakan. Gambar diatas menunjukkan tempat kerja perakitan mur dan baut, mur dan baut diambil dari A, dipasang di C kemudian dialurkan oleh 0 ketempat penyimpanan E. dengan penempatan yang demikian maka seperti .~Iah dikemukakan diatas tidak akan terjadi pemborosan waktu kerja karena obyek langsung dilepas dari tempat dilakukannya gerakan terakhir.
- Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urut-urutan berbaik. Agar didapatkar, urut-urutan yang baik dari gerakan-gerakan yang membentuk suatu sistem kerja, bahan-bah.III harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tangan dapat mengambil bahan-bahan tersebut d..ngan secepatnya. Hal ini misalnya dapat dicapai bila bahan yang diperlukan pada awal sit:lus kerja ditempatkan pada tempat berikutnya setelah tempat melepas obyek yang telah selesai t::ikerjakan, setelah melepas obyek tangan dapat dengan mudah memulai siklus yang baru. Posisipenempatan suatu elemen gerak dalam satu siklus kerja mungkin dapat berpengaruh pada waktu penyelesaian kerja secara keseluruhan. Sebagai contoh, perhatikanlah 2 pemyataan berikut: (a.) Waktu yang diperlukan untuk elemen gerak menjangkau biasanya akin lebih lama bila dijalankan mengikuti gerak memilih dibandingkan bila untuk mengikuti gerak memegang suatu obyek yang Sud1h diarahkan sementara. (b.) Bila gerak membawa diikuti oleh mengarahkan waktunya biasanya akan menjadi lebih lama karena dalam gerak&n ini terdapat persia pan mental untuk mengarahkan obyek yang dibawanya.
- Tlnggl tempat kerja dan kursl sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdirl atau dud uk dalam menghadapl pekerjaan merupakan snafu hal yang menyenangkan. Seorang pekerja, dalam menghadapi pekerjaannya mempunyai berbagai altematifJX}Sisi untuk mengerjakannya, dapat dilakukan dengan duduk dan dapat pula dilakukan dengan berdiri, tergantung dari cara yang lebih disukai. Berdiri terns atau duduk terus untuk jangka waktu yang panjang akan menimbulkan lebih cepat rasa lelah dan rnembutuhkan waktu yang lebih lama untuk rnengbilangkannya, diballdangkan dengan apabila duduk dan berdiri dilakukan secara bergiliran. Rancangan kerja yang baik adalah rancangan yang memungkinkan untuk melakukan pekerjaan secara kombinasi antara duduk dan berdiri. Kursi biasanya merupakan pcrlengkapan dari rneja kerja atau rnesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah :/ang lebih besar dalam setiap tempat kerja, terutama bila pekerjanya sebagian besar wanita. Beberapa kursirnempunyai kemungkinan untuk diatur tinggi rendahnya terhadap meja kerja ata" mesin sehingga posisi yang biasanya hanya dapat dilakukan dengan berdiri dapat pula dilakukan dengan duduk setelah tingginya disesuaikan. Meja kerja harus dirancang agar tidak memberikan rintangan pada bagian badan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien, baik bila pekerjaannya dilakukan dengan berdiri maupun dengan cara duduk. Karena meja dan kursi yang dapat diatur biasanya mempunyai harga yang mahal, sebaiknya rneja dan kursi yang tidak dapat diatur dirancang sedemikian sehingga rnasih dapat dipakai dengan menyenangkan. Hal ini misalnya dapat dicapai dengan rancangan rneja yang tinggi sehingga cocok untuk bekerja sambil berdiri; dan kursi yang dipakai 'harus tinggi (untuk mengikuti tinggi meja). Konsekwensinya adalah dipcrlukannya tempat istirahal kaki agar pada waktu duduk kaki tidak tergantung.
- Tipe tinggi kursi barDs sedemikian rupa sebingga yang mendudukinya bersikap (mempunyai p,stur) yang baik. Yang dimaksud dengan bersikap yang baik pada waktu berdiri adalah sikap dimana kepala-leher-dana dan perut berada dalam keseimbangan yang baik ke arab vertikal. Posisi ini mcmungkinkan organ-organ tubuh seperti pernapasan, peredaran darah, pencernaan dan lain-lain bekerja dalam kondisi normal. Dengan demikian diharapkan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja yang bersikap t-aik akan mencapai efisiensi yang tinggi. Sikap yang baik pada waktu posisi duduk, pada prinsipnya hampir sarna dengan sikap berdiri. Oisini tubuh dari atas pinggang sampai leher harus lurus, tidak diijinkan adanya lenturan-lenturan badan kareJ\1i hal ini akan merusak sikap tulang belakang dan pada saatnya akan mengganggu keseimbangan badan.
- Tata letak peralatan dan pencahayaan sebalknya dlatur sedemlklan rupa sehlngga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan. Pencahayaan yang baik merupakan kebutuhan utama dalam pekerjaan yang memerlukan ketelitian dalam pengli'.1atan. Pada dasarya setiap pekerjaan memerlukan pencahayaan yang baik, tetapi beberapa pekerjaan tertentu misalnya pekerjaan memeriksa memerlukan pencahayaan. yang lebih baik lagi. Hal ini diperlukan untuk dapat mencapai tujuan dari pemeriksaan yaitu menemukan kelainan dari obyek yang sedang diperiksa dengan standard yang dipakai. Untuk menciptokon kondisi yang baik untuk penglihalan, salah satu hal yang penting harus diperhatikan adalah lata letak peralatan dan alat penerangan yang dipakai untuk menerangi ruang kerja, karena hal ini akan menentukan arab datangnya cahaya kepada obyek yang sedang diperiksa. Untuk memudahkan jalannya }:.emeriksaana, rab cahaya harus disesuaikan dengan bagian-bagian dari obyek yang diperiksa. Misalnya untuk suatu obyek yang harus diperiksa pada setiap sisinya, sebaiknya pencahayaan diarahkan dari beberapa sisi yang langsung mengenai sisi yang barus diperiksa. Untuk memudahkan jalannya pemeriksaan, arah cahaya harus 'j disesuaibn dengan bagian-bagian dari obyek yang diperiksa. Misalnya untuk suatu obyek yang harus diperiksa pada sisa-sisanYals, ebaiknya pencahayaand iarahkan dari beberapa sisi yang langsung mengenai sisi yang harus diperiksa tersebut. Bila untuk keperluan itu pencahayaan hanya diarahkan pada satu arab, maka untuk pemeriksaan yang teliti dengan kondisi seperti ini, sipemeriksa agar dapat melihal dengan jelas barus selalu memutar-mutar obyek tersebut agar sisi-sisi yang diperiksa dapat dilihat dengan baik.Pengaruh lain yang ditimbulkan oleh pencahayaan adalah pada kejelasan dari obyek yang dilihat. Arah yang salah dapat mengakibatkan tidak jelasnya pandangan, misalnya karena pandangan tertutup oleh bayangan. Dalam penentuan pencaha~ aan, keamanan mata juag harus diperhatikan dengan bailr.. untuk itu harus dihindarkan arah pencahayaan yang langsung mengenai illata, tetapi usahakan agarcahayajatuh pada obyek dan pantulan dari obyek itulah yang ditangkap oleh mata.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment