PRINSIP- PRINSIP EKONOMI GERAKAN DENGAN PERANCANGAN PERALATAN
- Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan dengan kaki dapat ditingkatkan. Seringkali kita melihal bahwa kebanyakan perala tan yang dijumpai pada suatu pabTik hanya menunjukkan dijalankan oleh tangan saja. Hal ini mengakibatkan bagian tubuh lain termasuk kaki menganggur sepanjang siklus kerja tersebut. Jika dilihat dari tenaga yang dipunyai oleh kaki, untuk bebercJP3p ekerjaan kekuatannya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kekuatan tangan. Sehingga bila kaki dapat dimanfaatkan untuk bekerja dibarapkan hasil kerja tersebut dapat meningkat.
- Sebaiknya perLlatan dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dart satu kegunaan. Bila suatu alat dapat dirancang untuk beberapa kegunaan dalam pemakaiannya, diharapkan bila alat tersebut akan dapat mengakibatkan peningkatan efisiensi dalam bekerja. Dan elemen-elemen gerakan yang telah dibahas didepan, para pembaca tentu sudah dapat menguraikan pekerjaan mengambil kedalam elemen-elemen gerakannya. Mengambil dapat diuraikan kedalam beberapa elemen gerakan, dua diantaranya yang memerlukan waktu tcrpanjang adalah mcnjangkau dan membawa, kcdua therblig ini sulit untuk dibilangkan karena merupakan therblgi-therblig yang produktif. Dengan pemakaian alat yang mempunyai lebih dari satu kegunaan, diharapkan proses mengambil alat yang lain dalam satu pekerjaan dapat ditiadakan karena pekerjaan tersebut dapat pula dikerjakan oleh Blat yang sedang dipakai. Tentu saja perancangan alat ini harus mempertimbangkan berdekatannya dua pekerjaan. Contoh dari Blat ini adalah palu, selain dipakai untuk memukul paku, juga dirancang untuk dapat dipakai untuk mencabut paku. Seandainya palu tersebut tidak dirancang demikian, untuk mencabut diatas diperlukan dua elemen gerakan lagi yaitu menjangkau tang atau gegep dan membawanya untuk dipakai mencabut paku. Beberapa contoh lain dari alat yang mempunyai kegunaan lebih dari satu adalah tespen dan kunci inggris.
- Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehlngga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan. Pemegangan dari suatu alat sebaiknya dirancang dengan memperhatikan ukuran-ukuran dan kenyamanan dalam pcmegangannya. Salah satu contoh dapat dilihat pada pemegangan tang, biasanya pemegangan dirancang dengan mcmakai lekukan-lekukan yang diharapkan Ickukan-ickukan tersebut dapat diisi oleh jari tangan, dengan demikian pemegangan dapat dilakukan dengan kuat. Perancangan pcralatanjuga harus diatursedemikian rupa sehingga alatalat tersebutdapat disimpan ditempat penyimpanan dan memungkinkan untuk mengambil secara mudah bila akan dipakai dalam pekerjaan sdanjutnya. Hal ini dapat dihubungkan dengan salah sam therblig didcpan yaitu mengerahJ:an sementara.
- Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan menretik. Beban yang didistribusikan padajari harus sesuai dengan kekuatan masing-masingjari. Kedua langan, yaitu tangan kanan dan kiri biasanya mempunyai kekuatan yang berbeda, tangan kanan sering dijumpai Icbih kuat dari pada tangan kiri, meskipun oleh beberapa tire pckerjaan hal ini dapat disamakan. Tidak demikian halnya dengan jari, sulit sekali untuk menyamakan kemampuan atau kekuatan dari tiapjari, pada umumnyajari telunjukdanjari tengah merupakan jari yang terkuat diantara jari-jarinya, sehingga penugasan pada setiap jari harus dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga beban yang diterimanya sesuai dengan perbandingan kekuatan yang dimilikinya. Menurut hasil penelitian Jann Hidayat Tjakraatmadja di Lab Tata Car~erja & Ergonomi Departemen Teknik Industri ITB dan Lab Fisiologi Fakultas KedokteranUNPAD, beban yang dialami oleh masing-masingjari pada waktu mengetik dengan mesin tik yang ada sekarang, tidak sesuai perbandingan kek"atan yang dimiliki oleh liar jari. Untuk menyesuaikan perbandingan kekuatan terhadap pembebanan jari dalam pengetikan bahasa Indonesia, peneliti diatas menyarankan susunan kata letak tombol yang baru. Perbandingan tata letak tombol dan beban yang dialami oleh masingmasingjari antara mesin tik yang ada sekarang dengan mesin tik yang disusutkan.
- Roda tangan, p:tlang dan peralatan yang sejenl§ dengan Itu sebaiknya diatur sdeednegmanik taenn asgeah inJ'gagnag mbeinbiamnu dma.p at melayaninya dengan pos~1 yang baik, -d"aD Yang dimaksud dengan sejenis peralatan di atas adalab peralatan yang sejenis dengan roda penggerak pada pintu air, kemudi kapallaut, roda petnbuka lemari besi dan yang lainnya. Untuk dapatm erangsan.,.p. eralatan In. <fenganb aik, terlebih dahulu harus diketahui faktor-faktor dari peralatan tersebut yang dapat mempengaruhi dalam pemakaiannya. Dengan demikian pcrancang dapat mengcrnlalikan faktor-faktor tersebut untuk mendapatkan hasil yang baik dalam perancangannya. Faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh pada kemudahan pelayanan terhadap peralatan diatas antara lain adalah: posisi penempatan, diameter dan arab putar. Ketiga faktor inilah yang memberikan pengaruh cukup besar karena pertama, posisi penempatan alat tersebut menentukan sikap pekerja yang melayaninya, apakah dilakukan dengan duduk atau membungkuk. Kedua, diameter alat menentukan pada tenaga yang harus dikeluarkan oleh pekerja untuk memutar alat tersebut. Pada dasarnya bila pekerjaan dilakukan dengan sikap tegak dan putaran alat tidak terhalang oleh badan, diameter yang besar mengakibatkan kecilnya tenaga yang diperlukan. Ketiga, arah putar juga mencntukan pada besar kecilnya tenaga yang diperlukan. Hal ini dipengaruhi oleh kcku1'tan tangan kanan dan tangan kiri yang berbeda serta kekuatan untuk mcndorong dan menarik yang juga berbeda, sehingga menentukan apakah sebaiknya tangan kanan yang mendorong atau tangan kiri yang mendorong pada pemutaran peralatan diatas harus direncanakan dengan ba:k. 6 Bagian 3 dan 4 yang lalu telah membahas berbagai prinsip yang perlu dipegang dalam merancang sistem kerja. Pada bab-bab didalamnya ditunjukan bagaimana unsur-unsur manusia,mesin dan peralatan, dan lingkungan fisik pekerjaan harus diperhatikan dengan baik secara sendiri-scndiri maupun dalam kaitannya satu sarna lainnya, semuanya sebagai komponen dari sistem kerja. Dengan melihal kembali bab 1 (bagian 1) jelaslah bahwa prinsip-prinsip pengaturan kerja yang dikemukakan dalam bagian 3 dan 4 itu akan mendatangkan beberapa altematifsistem yang terbaik dimana untuk mendapatkan yang terbaik diperlukan adanya pengukuran yang teknik-tekniknya tergabung dalam pengukuran kerja yang mencakup pengukuran waktu, tenaga akibat-akibat psikologis <Ian sosiologis. Tcknik-tcknik untuk mcngukur yang kedua telah dibahas juga dalam hab 5, sedangkan bchcrapa scgi bagi yang kctiga dan kccmpat dikemukakan dalam bab4. Bagian 5 ini akan membahas pengukuran yang bclum dibicarakan, yaitu pengukuran kerja. Pada garis besarnya tcknik-te,knik pengukuran waktu dibagi kedalam dua bagian, pertama Secara langsung dan kl'.dua Secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaks;lnakan Secara langsung yaitu ditempat dimana pekerjaan yang bcrsangkutan dijalankan. Dua cara yang tcrmasuk didalamnya adalah cara jam bcrhenti dan sampling pckerjaan. Schaiknya cara tidak langsung melakukan pcrhitungan waktu tanpa harus bcrada ditcmpat pekerjaan yaitu dengan mcmbaca tabcl-tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan mclalui clcmcn-elcmen pekarjaan atau elemen-elemen gerakan. Yang tcrmasuk kelompok ini adalah data waktubaku dan data waktu gerakan. Dengan salah satu dari cara-cara ini, waktu penyelesaian suatu pekerjaan yang dijalankan dengan suatu sistem kerja tcrtcntu dapat ditcntukan. Sehingga jika pengukuran dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja, yang terbaik diantaranya dilihat dari segi waktu dapat dicari yaitu sistem yang mcmbutuhkan waktu pcnyclesaian tcrsingkat. Lebih jalih lagi pengukuran waktu ditujukan juga lIntuk mendapatkan waktu baku pcnyelcsaian pekerjaan yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal unluk mcnyclesaikan slIatu pekerjaan yang dijalankan'dalam sistem kerja terbaik. Harap diperhatikan pengertian '-Naktu baku ini kata-kata wajar, normal dan terbaik. lni dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa waktu baku yangdicari bukanlah waktu penyelesaian yangdiselesaikan Secara tidak wajar scperii terlampau cepat atau tcrlampau lambat, bukao'yang diselesaikan oleh seorang pekerja yang istimewa terampilnya atau lamban dan pematas, dan bukan pula yang mcngcrjakannya dalam ~;istcm kerja yang bclum tcrbaik. ..- Memang, dalam melakukan pengukuran-pengukuran, masalah-masalah kewajaran kerja, kcnormatan bekerja dan baiknya sistem kerja mendapatkan perhatian besar dan dalam pcmbahasan tentang mengukur waktu hal ini kerap kali disinggung terutama dalam bab 8 dan 10. Bab 9 secara khusus membahas masalah pcnyesuaian dan kelonggaran, dua hal yang sangat bcrkaitan dengan hal-hal diatas.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment