-->

Mengukur Aktivitas Kerja Manusia.


Yang dimaksud dengan mengukur aktivitas kerja manusia dalam rangka
ini adalah mengukur berapa besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya. Tenaga yang
dikeluarkan tersebut biasanya diukur dalam satuan kilokalori.
Secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dapat dibagi
dalam dua kelas utama, yaitu kriteria fisiologis dan kriteria operasional,
yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut ini.

- Kriteria Fisiologis.
Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia biasanya ditentukan
berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pemafasan. Usaha
untuk menentukan besarnya tenaga yang setepat-tepatnya
berdasarkan kriteria ini agak suIit, karena perubahan fisik dari
keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan
beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah,
peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan,
jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, temperatur hadan, banyak
yang digunakan, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan,
temperatur badan banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam
urine dan darah. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa
kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernapasan dipengaruhi
oleh tekanan psikologis, tekanan oleh lingkungan atau oleh tekanan
akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan tersebut sama
pengaruhnya. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seorang
meningkat, kita akan sulit menentukan, apakah meningkatnya ini
disebabkan akibat kerja, atau akibat temperatur ruangan yang
terlampau panas atau akibat rasa takut? Dengan demikian
pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan
apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi
kerjanya harus ada dalam keadaan normal.

Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar
menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar
persamaan: satu liter oksigen = 4,7-5,0 kilokal/menit. Volume oksigen
yang digunakan tersebut dihitung dengan cara mengukur udara ekspirasi
dan kemudian kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling.
Dengan mengetahui temperatur dan tekanan udara, maka volume oksigen
yang digunakan akan bisa diketahui.

Pengukuran berdasarkan kecepatan denyut jantung lebih mudah
dilakukan tetapi pengukuran cara ini kurang tepat dibandingkan dengan
konsumsi oksigen karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
individu, seperti: emosi, kondisi fisiko kelamin, dan lain-lain.

Sehubungan dengan pekerjaannya sendiri, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja,
diantaranya: cara melaksanakan kerjanya, kecepatan kerjanya, sikap
pekerja, kondisi lingkungan dan lain-lain. Berikut ini diuraikan beberapa
contoh hasil penyelidikan para ahli.

Gambar 5.4. menunjukkan pengeluaran tenaga dari berbagai beban kerja
yang merupakan kombinasi dari kecepatan dan kemiringan. Terlihat
bahwa perubahan intensif menyebabkan pengukuran tenaga.

Gambar 5.4 Konsumsi oksigen dari mulai sampai akhir berlari diatas
jentera berjakan pada berbagai kecepatan dan kemiringan.

Gambar,5.6 memperlihalkan kecepatan denyut jantung selama dan
sesudah berjalan sepanjang 1,6 km pada berbagai kecepatan yang
berkisar antara 4,9 -15,2 km/jam. Terlihat bahwa setelah kecepatan 8,1
km/jam pengeluaran tenaganya semakin banyak.

Gambai 5.5 Denyut jantung selama dan sesudah berjalan sepanjang 1 ,6
km pada berbagai kecepatan;
,
- Kriteria OperasionaI.
Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik lintuk mengukur atau
menggambarakan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau
anggota-anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan
gerakannya. Secara umum hasil gerakan yang bisa dilakukan tubuh
atau anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk-bentuk: range
(rentangan) gerakan; pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan,
ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk rnengukur aktivitas
aktivitas tersebut, bisa digunakan bermacam-macam alat ukur
seperti: alat pengukur tegangan dan dinamometer. 

Pengukuran aktivitas fisik berdasarkan range dari gerakan,
digunakan untuk jenis pekerjaan yang berulang dengan tetap. Hasil
gerakan tubuh dikatakan menurun atau meningkat jika range
gerakannya makin kecil atau makin besar. Maka dalam hal ini
diperlukan teknik tertentu untuk menggambarkan atau mencatatkan
informasi-informasi tentang gerakan fisik yang terlibat dalam suatu
aktivitas. Teknik-teknik yang biasa digunakan untuk mencakup
teknik film, pemakaian chronophoto graphy, dan teknik elektronik
dan mekanik tertentu. Salah satu contoh yang akan diuraikan disini,
yaitu menggunakan alat "platform gaya".

Platform gaya adalah suatu panggung kecil yang diatasnya
disediakan tempat bagi subyek yang akan diukur aktivitas fisiknya.
Dengan menggunakan elemen-elemen pengukur yang dibawah
platform tadi, maka gaya-gaya yang dikeluarkan subjek selama
aktivitasnya secara otomatis dapat dicatat dalam arah 3 dimensi,
yaitu: vertikal, frontal dan tranversal. Sebagai contoh, Broucha telah
memberikan gambaran perbandingan antara gaya-gaya yang
dibutuhkan dalam mengoperasikan mesin tik manual dengan mesin
tik elektronik.

Gambar 5.6 Gaya-gaya dalam 3 dimensi (vertilal, frontal dan tranvesal) didalam operasi tukang tik manual dengan tukang tik elektris dicatat dengan platform gaya.

Pengukuran aktivitas fisik berdasarkan kekuatan dan daya tahan pada
hakekatnya tidak hanya ditentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif lainnya, seperti: besarnya tenaga
yang dikeluarkan, kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja,
kebiasaan olah raga, jenis kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak
posisi beban dan arah gerakan dan anggota tubuh, dan lain-lain.
Banyaknya penyelidikan-penyelidikan para ahli yang telah membuktikan
bahwa faktor-faktor di atas memang mempengaruhi kekuatan dan daya
tahan ketika melakukan aktivitasnya. Hunsicker, telah melakukan
percobaan terhadap 55 orang laki-laki yang melakukan gerakan-gerakan
(dorong-tarik-atas-bawah-ke kanan) dan 5 macam sudut posisi (180 -150
120 -90 dan 60).

Gambar 5.7 Pandanga atas dan samping subyek yang sedang diuji kekuatan lengannya.

Dari hasil percobaan terbukti bahwa gerakan menarik dan mendorong
merupakan gerakan terkuat dibanding dengan yang lainnya, dan ternyata
kekuatan tersebut berbeda-beda untuk setiap sudut posisi. Gerakan
menarik mencapai kekuatan maksimum pada sudut posisi 150 sedangkan
gerak mendorong mencapai kekuatan maksimum pada sudut posisi 180.

Gambar 5.8 Kekuatan lengan kanan maksimum pada berbagai arak gerakan dan sudut posisi. (a) Menunjukkan harga pada persentile ke-5. (b) Menunjukkan harga rata-rata untuk 55 orang laki-laki sebagal subjeknya.

Berikut ini ditunjukkan cara kerja pun mempengaruhi besarnya
pengeluaran tenaga. Dari tujuh cara membawa beban, ternyata yang
paling efisien ialah cara pertama (lihal gambar 5.9), dipakai sebagai dasar
perbandingan (100 %).

Gambar 5.9 Konsumsi oksigen relatif dari tujuh cara membawa beban, dengan cara pertama sebagai perbandingan (100).

Besarnya penggunaan tenaga saat melakukan aktivitas tentu akan
berpengaruh pada kekuatan dan daya tahan tubuh untuk melaksanakan
aktivitas tersebut. Makin besar tenaga yang dituntut oleh pekerjaan
tersebut berarti kekuatan dan daya tahan tubuh untuk menangani
pekerjaan tersebut akan makin rendah, dan sebaliknya.
Sikap pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya, juga merupakan
faktor yang mengaruhi terhadap pengeluaran tenaga. Contoh berikut
menunjukkan beberapa sikap tubuh dalam pekerjaan memungut 
kepingan-kepingan logam dari atas lantai, vos, dalam kesempatan ini
menyelidiki ilmu sikap yang mungkin bisa dilakukan, dan ternyata sikap
berlutut dengan tangan menyanggah di lantai dan sikap berjongkok
merupakan sikap yang paling efisien dari segi pengeluaran tenaga. 

Gambar 5.10 Penggunaan tenaga (kkal/menit) , untuk 5 sikap tubuh daJam pekerjaan memungut kepingan-kepingan dari atas lantai. 



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment